Artikel singkat ini ditulis oleh seorang remaja ditemani sunyinya malam. Seperti sampah asteroid kecil di antara bintang bimasakti. Selalu merasa tempat, kesempatan, dan segala pencapaian ini bukan untuknya. Selalu merasa dirinya tak berharga, hanya menjadi beban bagi rekan-rekannya. Ingin sekali ia berbicara tapi tertahan oleh segala pikiran. Pikiran yang seiring waktu seakan menguburnya, saat ia merasa seperti memiliki tahta tak berselang lama kemudian ia merasa seperti rakyat jelata. Semakin ia memanjat, semakin ia sadar bahwa sosok lain telah jauh diatasnya.
Hari demi hari silih berganti, tak terasa sudah hampir satu tahun ia jalani. Hari-hari dimana ia berpura-pura tertawa, “membohongi” semua akan apa yang terjadi sebenarnya. Selama ini mungkin ia hanya terlalu banyak berpikir, terlalu banyak merendahkan dirinya sendiri. Memasuki detik terakhir tahun 2021 walau masih merasakan pahit, namun ia mulai menemukan rasa manis. Di semester terakhir tahun ini ia akhirnya merasakan apa yang belum pernah ia rasakan, kerja keras dan support dari rekan barunya seakan menariknya. Tarikan yang begitu kuat hingga suatu saat nanti akan ada kala dimana burung itu mampu terbang tinggi keluar dari sangkarnya.
Wahai tahun 2022 aku tak tahu apa yang akan terjadi disaat engkau datang. Akankah sampah asteroid ini dapat bersinar seperti bintang? Ntahlah. Yang dapat ia lakukan hanya berlari dan memanjat lebih tinggi lagi. Tersenyum, kali ini dengan tulus. Berhenti terlalu banyak berpikir dan banyak tanya. Awal tahun, awal yang baru. Menghapus sendu melangkah ke awal yang baru. Sampai akan tiba kala dimana seekor burung pun tersadar bahwa sangkar yang mengurungnya hanyalah imajinasi belaka.
Tsabitha Putri Rahmadanti
Bidang Humas Media