Yuk, Kurangi Penggunaannya!

BBM

Kenaikan BBM menjadi momok menakutkan bagi segala lapisan masyarakat. Rakyat berpenghasilan rendah akan kesulitan mendapatkan kebutuhan sehari-hari seperti sembako. Rakyat berpenghasilan menengah musti putar otak agar neraca keuangannya tidak defisit karna pengeluaran untuk bahan bakar kendaraannya. Sementara yang berpenghasilan tinggi? Sejatinya mereka tidak terkena dampak langsung, karna kebanyakan dari mereka tidak menggunakan bahan bakar bersubsidi. Tapi mereka juga harus berpikir lagi untuk menghabiskan uang mereka untuk rekreasi. Karna BBM naik -> Kebutuhan pokok naik -> segala hal ikut naik. Selalu seperti itu, alurnya.

Sebuah berita mengejutkan tentunya ketika baru saja dilantik, tapi Jokowi sudah membuat sebuah kebijakan yang menjadi buah bibir di masyarakat. Segala lapisan masyarakat mempertanyakan “mana janji Jokowi yang pro terhadap masyarakat?”. Karna baru-baru ini, beliau menaikkan harga BBM dari Rp6500/liter ke  Rp8500/liter untuk premium dan Rp5500/liter ke Rp7500/liter untuk solar. Walau pada akhirnya diturunkan kembali menjadi Rp7600/liter untuk premium. Tapi tetap saja, jika berkaca pada harga awal Rp6500. Maka angka 7600 terhitung naik 16.9 persen. Tentu saja hal itu membuat risih. Mereka mengatakan kalau kebijakan pemerintah ini menyengsarakan rakyat kecil.

“Jika harga BBM dinaikkan, secara otomatis, harga kebutuhan pokok akan naik, bahkan sekarang ini sejumlah komoditas pangan harganya mulai merangkak naik. Selain itu, banyak usaha kecil menengah (UKM) yang bangkrut dan akan terjadi banyak pemutusan hubungan kerja (PHK) di perusahaan sehingga pengangguran di mana-mana,” ujar melusyuti, Ketua Eksekutif LMND (Liga Mahasiswa Nasional Demokrasi) Kota Malang (sumber : kompas.com).

Padahal, justru Jokowi sempat meluruskan, kalau kenaikan subsidi BBM ini semata-mata untuk pengembangan infrastuktur bidang pendidikan dan kesehatan.

“Negara membutuhkan anggaran untuk infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan. Anggaran ini tidak tersedia karena dihamburkan untuk subsidi BBM,” kata Jokowi di Istana Negara (sumber : kompas.com)

Dalam perkataannya diatas, pak Jokowi juga menyatakan kalau Negara sudah menghamburkan anggaran untuk subsidi BBM. Ya, memang pemerintah menilai kalau subsidi BBM sudah tidak tepat sasaran. Selain itu, pemerintah juga berniat untuk mengembangkan infrastruktur di bidang lain, ketimbang untuk subsidi BBM.

Dibilang tidak masuk akal menaikkan harga BBM ketika harga minyak dunia melemah, menteri keuangan Indonesia saat ini, Bapak Bambang Brodjonegoro melontarkan pembelaannya.

“Kita tidak melihat harga minyak hari per harinya. Kita harus melihatnya dalam setahun, sebulan, bagaimana perkembangannya. karena harga minyak ini kita lihat bahwa pasti akan rendah terus. Bisa saja kemudian naik, meski naiknya sedikit, tetapi tetap saja itu akan menciptakan subsidi,” tegas Menteri keuangan (sumber : tribunnews.com).

Selain itu, dengan pengurangan subsidi ini, pemerintah juga berharap untuk fokus dalam bidang kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

“Untuk rakyat kurang mampu, disiapkan perlindungan sosial, paket Kartu Keluarga Sejahtera, Kartu Indonesia Sehat, dan Kartu Indonesia Pintar, yang dapat segera digunakan untuk jaga daya beli rakyat,” sebut Jokowi (sumber : kompas.com)

Pemerintah menaikkan harga BBM bukan tanpa alasan. Justru seyogianya, kita sebagai warga negara mendukung program-program yang diusung pemerintah. Karna bukan tidak mudah untuk mengetuk palu memutuskan kenaikan sebesar Rp2000. Tentunya segala keputusan yang dibuat pasti berdasarkan pertimbangan yang matang.

Tapi ayolah teman-teman. Tak akan ada habisnya jika kita membicarakan soal kenaikan BBM. Palu sudah diketuk, keputusan sudah dibuat. Yang saat ini menjadi kenyataan adalah bahwa BBM naik dan kita harus mulai pintar-pintar putar otak untuk mengatur neraca keuangan agar tidak defisit. Mulailah dengan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi. Sarana transportasi dikembangkan pemerintah untuk digunakan oleh masyarakat, bukan?. Naiki busway, gunakan bus sekolah. Pergilah dengan kereta Api atau jalan-jalan keliling Jakarta dengan City Tour yang baru saja dibuat. Karna dengan begitu, bukan hanya mengurangi penggunaan bahan bakar, tapi kita juga sekaligus mengurangi kemacetan dan menjaga bumi kita tetap bersih. Selain itu, juga dapat menambah pemasukan pemerintah jika kita menggunakan transportasi umum. Toh, kalaupun masyarakat kecil merasa dirugikan karna kebutuhan pokok naik, sudah ada program pemerintah yang meng-cover kesejahteraan mereka di bidang pendidikan dan kesehatan. Dengan mengadakan program-program seperti itulah pemerintah menunjukkan kalau menaikkan BBM tidak untuk menyengsarakan masyarakat kecil. Tapi justru untuk mensejahterakan mereka.

 

Muhammad Fauzan

One thought on “Yuk, Kurangi Penggunaannya!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *