Trip Observasi merupakan sebuah budaya positif yang sudah berlangsung ke-44 kalinya di SMAN 81 Jakarta. Tiap tahunnya, Trip Observasi dilaksanakan antara pertengahan hingga akhir semester 1. tahun ini, dilaksanakan 4 hari terhitung tanggal 20-23 desember 2014. Atmosfer T.O tak pernah ada matinya. Kegiatan ini selalu ditunggu-tunggu, tak hanya oleh peserta wajib dari kelas 10. Tapi juga kelas 11 dan 12 mutasi yang belum pernah merasakan hecticnya T.O. Dengan tujuan utamanya adalah memberikan pengalaman bagi para peserta didik, terutama dalam hal kecakapan mengenal diri (self awareness), kecapakan berpikir rasional (thinking skill), dan kecakapan sosial (social skills), serta menanamkan karakter bangsa. Pada T.O ke-44 ini mengambil tema “Membangun kreatifitas dan integritas dengan budi pekerti luhur, terampil dan cerdas dengan semangat kebersamaan melalui kegiatan trip observasi ke-44 SMA Negeri 81 Jakarta”.
Rangkaian kegiatan Trip Observasi dimulai ketika pada tanggal 8 Desember 2014, Pengurus OSIS kabinet Rekhavendra Ghanakara memberikan nama angkatan kepada peserta didik kelas 10 yang baru menjadi keluarga besar SMAN 81 Jakarta. “Hector” begitulah panggilan mereka.
“Hector itu artinya berpegang teguh. Selain itu dalam sejarahnya, Hector merupakan orang yang berani dan bertanggung jawab, percaya diri dan peduli pada orang-orang di sekitarnya” papar Gedor, Ketua seksi 3 Pengurus OSIS Rekhavendra Ghanakara.
“Harapan kami, Hector menjadi angkatan yang terus berkembang. Menjadi angkatan yang tiap orangnya mengamalkan sifat-sifat positif Hector itu sendiri. semakin solid dan saling bahu-membahu membuat 81 bangga” lanjut Gedor.
Memberikan angkatan setahun dibawahnya sebuah nama merupakan budaya unik tersendiri di SMAN 81 Jakarta. Ini menunjukkan bahwa, sifat saling terbuka dan tak adanya GAP antara senior-junior.
“Budaya yang cukup positif sebetulnya. Karna kami sudah memperhatikan mereka sejak pertama kali mereka jadi murid baru disini. Kami juga bisa menaruh harapan-harapan kami dengan memberikan angkatan mereka sebuah nama. Jadi, kami sebagai senior juga berharap mereka bisa lebih baik dari kami” papar Fira, sekretaris 1 Pengurus OSIS Rekhavendra Ghanakra.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, pada angkatan 81’2017 ini tidak adanya pemilihan Ketang (ketua angkatan). Namun dengan berbagai pertimbangan untuk memudahkan jalur koordinasi antara panitia dengan peserta T.O, maka dipilihlah 2 orang pengganti Ketang dan Waketang. Yaitu Koordinator, dan Wakil Koordinator danru. Yang dipilih langsung oleh para komandan regu Hector pada T.O-44. Dengan mengemban peran yang tak jauh berbeda dengan Ketang pada Trip Observasi. Rifky dan Orvin, begitulah orang menyapa Kodan dan Wakodan Hector.
“pertama kali terpilih menjadi kodan saya sadar saya akan memegang tanggung jawab yang besar. Namun, saya sangat senang karna angkatan saya percaya pada saya untuk memegang tanggung jawab itu” papar Rifky.
“pas pertama kepilih jadi Wakodan tuh rasanya senang terus ada kebanggaan tersendiri bagi saya” lanjut orvin, Wakodan Hector.
Setelah melewati serangkaian kegiatan pada Pra T.O. Pada tanggal 20 desember 2014, berangkatlah Hector ke Desa Puteran, Cikalong Wetan yang bertempat di kabupaten Bandung. Seperti Lokasi T.O pada umumnya. Lokasi ini pastinya memiliki bahan untuk dijadikan penelitian bagi para peserta T.O. Jika kebun teh menjadi ciri khas lokasi T.O tahun lalu, maka hal unik tahun ini, yaitu lokasi T.O berdekatan dengan stasiun kereta. Bahkan sempat ada wacana menggunakan kereta sebagai sarana transportasi untuk sampai ke lokasi T.O. Namun, karna satu dan dua hal. Pada akhirnya panitia memutuskan untuk menggunakan bis yang jika ditotal, SMA 81 memberangkatkan 17 bis untuk 1 angkatan beserta rombongan panitia. Ditambah dengan 4 truk pengangkut barang bawaan peserta dan barang-barang untuk bakti sosial yang nantinya akan dilaksanakan disana.
Petualangan Mereka Dimulai
Trip Observasi dibuka langsung oleh Wakasek bidang kesiswaan, Bapak Drs. H. Karya Rama, MM saat apel pembukaan di SMAN 81. Beliau memaparkan bahwa Trip Observasi ini merupakan sebuah pembelajaran, bukan liburan. Dan beliau berharap, dengan mengikuti T.O, para peserta bisa mendapatkan pengalaman berharga yang tak bisa mereka dapatkan dengan hanya pembelajaran di sekolah. Ketua Panitia T.O, bapak Drs. Anton Mujiyoto juga memberikan laporannya. Bahwa T.O kali ini diikuti oleh 245 peserta, 65 siswa pendukung yang terdiri dari Pengurus OSIS, MPK, dan perwakilan ekstra kulikuler. Setelah serangkaian apel pembuka selesai. Barulah peserta T.O masuk ke bis masing-masing. Perjalanan ditempuh selama kurang lebih 5 jam. Jalanan yang sempit, berkelok, dan tanjakan terjal menjadi penghambat bis menuju lokasi T.O. Namun 5 jam perjalanan itu tak melunturkan semangat para peserta T.O. Terbukti dengan melihat wajah mereka yang sumringah dan antusias. Pendek-pendek-panjang-pendek pertama mereka disambut dengan semangat. Hitungan seri mereka semakin terdengar lantang dan seirama. Ini bukti bahwa Hector siap untuk mengikuti Trip Observasi.
Serangkaian apel pembuka dengan sambutan dari kepala desa, lurah, camat dan kapolda membuka Trip Observasi di Cikalong. Kemudian mereka dibubarkan dan temu kekeluargaan dengan pemilk rumah yang akan menjadi tempat tinggal mereka disana selama 4 hari 3 malam. Mereka berinteraksi layaknya keluarga mereka sendiri. 28 regu terbagi menjadi 28 rumah yang masing-masing terletak berjauhan satu sama lain. Matahari bersinar sangat terik. Namun tak membuat mereka lesu. Setelah makan siang dan berkenalan dengan pemilik rumah, peserta TO yang muslim langsung bergegas ke masjid untuk menunaikan sholat dzuhur. Tiap regu, harus membuat jadwal piket mereka masing-masing. Ini bertujuan untuk tidak memberatkan bapak dan ibu pemilik rumah. Karna yang bertugas piket harus tetap tinggal dirumah dan membantu membersihkan rumah. Kemudian agenda selanjutnya adalah Apel bimbingan ilmiah. Regu yang memiliki nilai terbaik dari tiap tema berhak untuk melanjutkan ke babak selanjutnya. Terdapat 5 tema penelitian yang dilombakan pada TO ke-44 ini. Yaitu pendidikan, kesehatan, perikanan, sosial budaya, transportasi. Sore hari kala itu diguyur hujan, namun pencarian data tetap berlangsung. Regu yang tidak lolos ketika Pra T.O, tetap membantu mencari data penelitian di Desa Puteran agar nantinya, di analisa dan di presentasikan keesokan harinya oleh regu yang lolos dari masing-masing tema. Jadi, akan ada 5 regu yang mempresentasikan hasil penelitiannya di hari berikutnya.
Pagi-pagi buta pada Minggu, 21 Desember 2014. Para peserta T.O muslim sudah bergegas ke masjid Baitul Hadi untuk menunaikan shalat subuh berjama’ah. Sedangkan bagi peserta T.O yang non muslim, melaksanakan do’a pagi di balai RW 05 Desa Puteran. Tak hanya sholat shubuh berjamaah, setelah itu masing-masing regu diwajibkan untuk mengirimkan satu orang perwakilan untuk mengikuti lomba kultum dan akan terus maju satu persatu perwakilan regu hingga sekitar pukul 6, mereka keluar dari masjid dan balai RW untuk menuju ke lapangan dan melaksanakan senam pagi. Senam pagi ini di pimpin oleh Pengurus OSIS dan MPK. Barulah setelah itu, mereka pulang ke rumah masing-masing untuk sarapan.
Setiap harinya, akan ada apel pagi dan di apel pagi ini akan ada pemberian bintang. Bintang itu merupakan suatu tanda penghargaan yang diberikan Pengurus OSIS dan MPK kepada peserta T.O. Ada 5 klasifikasi bintang. Biru, hijau, kuning, hitam dan merah. Bintang biru bagi mereka yang taat dalam beribadah kepada Tuhan YME. Misalnya, datang pertama Ke masjid/ balai RW bagi yang non muslim ketika pagi hari. Bintang Hijau bagi mereka yang memiliki social skills yang baik. Misalnya, berperan aktif dalam pembuatan jalan di desa tersebut. Bintang kuning bagi mereka yang kreatif, unik, dan berpenampilan menarik saat pentas seni berlangsung. Bintang hitam bagi mereka yang tidak disiplin, tidak mentaati aturan-aturan yang berlaku, serta berprilaku kurang sopan dan Bintang Merah bagi dia yang memiliki peran aktif salam T.O. Memiliki pemikiran yang kritis dan baik dalam argumen.
Hari ini akan dilaksanakan presentasi karya ilmiah bagi 5 regu finalis dari masing-masing tema. Regu 10 untuk tema perikanan, regu 11 untuk tema transportasi, regu 15 untuk tema kesehatan, regu 20 untuk tema pendidikan dan regu 25 untuk tema sosial budaya. Presentasi dilaksanakan pada siang hari di aula masjid baitul hadi.
Sebelum itu, para peserta T.O melanjutkan pencarian data di lingkungan sekitar dan pembuatan charta di rumah masing-masing.
“Nafas dari T.O itu sebetulnya karya ilmiah itu sendiri. Dari awal adanya T.O, itu udah ada namanya karya ilmiah. Nah hasil penelitian itu kan juga butuh dipresentasikan ke orang orang banyak. Cara mempresentasikannya itu dengan charta” – papar Tiffanie, perwakilan Sigma 81
Esensi penelitian dalam Trip Observasi adalah Karya ilmiah itu sendiri. Dan dengan adanya penelitian ini, diharapkan ada nilai-nilai yang bisa di ambil dalam kegiatan tersebut. Sehingga bukan tidak mungkin, hasil penelitian yang mereka lakukan di T.O bisa meraih penghargaan di tingkat nasional.
Di lain tempat, juga dilaksanakan pertandingan voli antara warga setempat melawan perwakilan 81. Kedua agenda tersebut mengisi sore hari di Cikalong. Tapi kemudian cuaca menjadi tak bersahabat. Pentas seni yang dijadwalkan pada malam hari, terpaksa gagal dilaksanakan karna hujan yang mengguyur lokasi. Sangat disayangkan memang. Karna ini bukan yang pertama kali. Tahun lalu, pun pentas seni gagal dilaksanakan karna Cianten diguyur hujan deras.
Hari berikutnya, ada beberapa agenda besar yang dilaksanakan bersamaan. Kegiatan bakti sosial tahun ini diisi dengan pengobatan gratis dan khitanan massal yang juga tanpa dipungut biaya. Pengobatan gratis dan
khitanan massal dilaksanakan di aula masjid baitul hadi. Selain itu, sejumlah kupon yang sebelumnya sudah dibagikan ke warga dapat mereka tukarkan dengan sembako yang juga penukarannya dilaksanakan di masjid baitul hadi. Warga Desa Puteran menyambut kegiatan bakti sosial ini dengan antusias. Karana tak hanya dapat memeriksa kondisi tubuh mereka, obat yang diberikan pun tidak dipungut biaya.
Kegiatan bakti sosial dilaksanakan oleh panitia T.O dan beberapa orangtua murid dari Hector. Sedangkan para peserta T.O melaksanakan kegiatan penjelajahan. Penjelajahan dibagi menjadi 4 pos. Keagaman, Argumen, Games, Evaluasi. Di masing-masing pos, para peserta TO diuji dengan materi yang sudah disiapkan oleh Pengurus OSIS sebelumnya. Mereka harus melewati masing-masing pos bersama dengan regu mereka. Jarak antar pos saling berjauhan. Melewati hutan, sungai, pematang sawah, dan kolam lumpur, sebelum akhirnya evaluasi di kolam ikan. Tak hanya penjelajahan. Bagi peserta TO yang bertugas piket dirumah, mereka wajib untuk membuat suatu masakan hasil kreasi mereka sendiri. Yang kemudian mereka input untuk dilombakan. Andai saja tidak hujan, maka hari ketiga akan menjadi sangat melelahkan bagi mereka. Karna setelah pulang penjelajahan, agenda di sore hari adalah pentas seni (yang sempat tertunda) dan carnaval. Namun terpaksa, lagi-lagi dibatalkan karna cuaca tak mendukung.
Penutupan
Hari keempat/ hari terakhir, para peserta T.O harus rela untuk berpamitan. Sebentar lagi, T.O ke-44 akan menjadi kenangan manis bagi mereka. Desa Puteran akan menjadi saksi bisu bahwa mereka mengikuti Trip Observasi dengan penuh semangat. Di hari keempat, setelah apel pagi dan pemberian bintang, mereka mengepak barang dan pamit kepada pemilik rumah. Tak sedikit diantara mereka yang menangis haru. Saking rasa kekeluargaan yang sudah timbul diantara peserta T.O dengan pemilik rumah. Kemudian mereka kembali lagi ke lapangan untuk apel penutupan Trip Observasi. Beberapa pengumuman dibacakan.
Termasuk pengumuman pemenang karya ilmiah. Regu 10 dengan judul charta “memanfaatkan ampas kulit pisang sebagai bahan pakan ikan” keluar sebagai juara pertama. Dengan regu 20 dengan judul “Peran TPA dalam pembentukan karakter anak usia dini” sebagai juara 2 dan regu 15 dengan judul “peranan posyandu terhadap gizi balita” sebagai juara 3. Kemudian, yang mereka tunggu-tunggu adalah pengumuman regu mahaputra. Penghargaan mahaputra diberikan kepada regu yang mendapat predikat ‘terbaik’ selama Trip Observasi. Regu 15 ‘Tizona’ keluar sebagai jawara.
Selain itu, ada juga penghargaan bagi 5 Kakak mitra terbaik yang dinilai langsung oleh pimpinan MPK. ‘satya lencana’, namanya. 5 kamit yang mendapat satya lencana adalah Nabilah, Regina, Raisha, Maria, Maulid.
T.O ditutup dengan penampilan celempung yang diperagakan oleh karang taruna Desa Puteran.
“Harapan saya buat Hector kedepannya bisa lebih solid, toleransi satu sama lain, makin kompak, dan ngga ada egoisme di Hector” kata Rifky, Kodan Hector.
“dan semoga sifat-sifat buruk Hector makin berkurang. Amin” lanjut Orvin, Wakodan Hector.
Keringat yang mereka keluarkan selama rangkaian kegiatan Trip Observasi, terlihat worth bagi mereka. Walau mereka memasuki bis dengan raut muka yang campur aduk antara sedih, lemas, lelah, tapi ada sebersit senyum di wajah mereka yang tak ingin melupakan kenangan-kenangan selama Trip Observasi ke-44 SMAN 81 Jakarta.
Redaksi : Editor: