“Eh, katanya TO nanti bakalan ribet banget, loh.”
“Denger-denger TO itu serem banget, kita nanti dibantai sama kakak-kakak PO.”
“Katanya, TO itu asyik banget!”
“Eh, gua dapet bocoran kalau TO itu nanti bakal ada ini itu…”
Gue ingat banget sebelum TO dan pra-TO banyak bisik-bisik mengenai TO. Gosip bertebaran disana-sini, yang benar maupun yang benar-benar ngaco. Jujur aja, gosip-gosip itu bikin gue takut dan deg-degan setengah mati. Ya, siapa yang enggak takut kalau katanya kita bakal “dibantai”? Sekarang gue ngakak juga sih, kalau mikirin itu. Tapi setelah semuanya terjadi dan sudah lalu, yang berbekas di benak gue, ya TO itu seru banget.
Semuanya dimulai saat tiba-tiba kita dikumpulkan di lapangan di hari terakhir UAS. Hari itu akan susah dilupakan, karena pada hari itu angkatan gue mendapatkan nama angkatan, yaitu Hector. Di saat itu gue enggak ngerti apa-apa. Kita dikumpulkan di lapangan dan jujur gue menyesal banget enggak tunjuk tangan, maju, atau ikut argumen.
Pra pra TO mulai dan kita mulai diberi banyak tugas. Membentuk jabatan-jabatan per regu, menamai regu, persiapan yel-yel, membuat nametag, vendel dan masih banyak lagi. Hector disimbolkan dengan pedang, maka dari itu nama-nama regu kita berdasarkan nama pedang, dan nametag kita berbentuk pedang.
Menurut gue pra pra TO ini menguras tenaga banget, apalagi bagian membuat nametag. Tetap saja gue berusaha untuk enggak mengeluh, karena walaupun susah, kita susah bareng-bareng seangkatan. Plus, gara-gara ini, gue jadi semakin dekat dengan regu gue, regu 23 Claymore. Kita bagi-bagi tugas bareng, ngerjain bareng. Sampai membantah salah satu peraturan, yaitu ngumpul bareng. Ini jangan dicontoh ya, tapi gue enggak nyesel sama sekali, walaupun akhirnya kena omelan.
Lalu, kita juga harus latihan yel-yel. Gue yang termasuk Koyel (Komandan Yel-yel) harus latihan secara sembunyi-sembunyi, karena yel-yel enggak boleh ketahuan angkatan atas. Deg-degan banget saat tampil yel-yel, soalnya angkatan atas ikut nonton dan menyoraki kita.
Sekarang masuk ke pra TO, disini kita diajar PBB, masak-memasak, membuat mini charta, dan akhirnya argumen untuk mengambil atribut sitaan. Menurut gue, bagian ini yang paling seru di pra TO, walaupun akhirnya gue enggak nembus lingkaran yang pertama. Kita semua diajak untuk berani ngomong dan mengeluarkan pendapat kita. Jadi, harusnya semua murid enggak terkecuali ikut bicara dan membela angkatan kita.
Nah, akhirnya sampai ke waktu yang ditunggu-tunggu. Trip Observasi ke-44 akan segera dilaksanakan. Pada hari itu gue senang banget dan enggak sabar untuk sampai ke desa yang akan kita tempati, yaitu Desa Sukamana. Kita apel pembukaan dan langsung naik ke bus masing-masing. Sesampainya disana kita apel lagi sekaligus penyambutan sebelum ke rumah masing-masing. Apesnya, regu gue dapat rumah yang paling belusuk. Jalan menuju rumah 23 aja, jurang-jurang banget dan rawan rawan kepleset Karen tanahnya licin. Saking terpencilnya, kita enggak punya tetangga dan saat peluit dibunyikan, di rumah kita sama sekali enggak kedengaran suaranya. Alhasil, regu 23 sering banget telat kemana-mana.
Jujur, gue agak kecewa karena cuacanya enggak mendukung. Setiap hari setiap malam hujan terus. Gara-gara itu, banyak acara yang dibatalkan dan kita jadi gabut di rumah. Tapi karena kegabutan itu juga gue jadi lebih dekat sama Claymore.
Walaupun cuacanya jelek, bersyukur banget saat penjelajahan, cuacanya sama sekali enggak mendung. Penjelajahan ini menurut gue yang paling seru dari Trip Observasi. Apalagi saat menangkap belutnya. Kita diajak berkotor-kotoran masuk ke lumpur dan berlomba menangkap belut. Lalu, karena menurut kakak PO kita kurang kotor, kita dicipratin dengan lumpurnya dan belut hasil tangkapan kita dilempar lagi ke kita. Gue enggak bisa berhenti ketawa dan senyum saat itu, karena seru banget, tapi gue berusaha menutup mulut juga supaya enggak kemakan yang enggak-enggak. Akhirnya kita juga disuruh push up di lumpur.
Di hari terakhir kita beres-beres barang dan pamit dengan pemilik rumah TO. Mengharukan banget karena pemilik rumahnya juga sampai meneteskan air mata. Kita berterimakasih sekali sama pemilik rumahnya karena sudah membiarkan kami numpang di rumah mereka, kita juga saling minta maaf sudah merepotkan mereka. Setelah semuanya selesai, kita bawa barang ke truk dan apel penutupan.
Kesimpulan yang bisa gue ambil dari TO yaitu, kita harus berani, tapi enggak boleh sombong dan egois, kita harus enggak boleh lemah dan harus saling membantu, kita harus sadar kalau waktu itu uterus berjalan dan enggak boleh kita sia-siakan, dan kita juga enggak boleh lupa dengan Tuhan, karena tanpa-Nya kita juga enggak bisa apa-apa. Di TO kita diajak kerja sama dan berbaur, jadi kita enggak hanya kenal dengan yang itu-itu saja, tapi kita bisa lebih mengenal angkatan kita sendiri. Menurut gue Trip Observasi itu benar-benar seru, asyik, bermanfaat, dan yang pastinya enggak terlupakan. Gue berterimakasih banget sama Kamit (Kakak Mitra) gue, guru pembimbing, dan semua kakak-kakak PO dan MPK yang sudah mau capek-capek ngurusin kita sampai akhirnya kita terbentuk menjadi angkatan yang kuat, angkatan Hector, dan yang pastinya, gue juga berterimakasih banget dan bangga sama Hector.