Trip Observasi 44: HECTOR IN ACTION!

“HECTOR!”

“Siap HECTOR, Kak!”

Tentunya kita  masih inget banget kan sama kata-kata ini? Kata-kata yang udah kayak “Ringtone of The Day”-nya angkatan Hector pas menjelang Trip Observasi ke-44.  Waah, kalian semua tahu kan kalau kegiatan Trip Observasi ini adalah salah satu ciri khas SMAN 81? Tentunya kegiatan ini juga yang membuat angkatan-angkatannya menjadi lebih baik, karena dalam kegiatan ini tuh, kita diajarkan untuk mudah menyelesaikan masalah. 

Mungkin, beberapa dari kalian kurang tahu apa itu trip observasi? Trip observasi/TO adalah sebuah kegiatan ciri khas SMA Negeri 81 Jakarta dengan mengunjungi desa-desa pedalaman yang berguna untuk mendidik siswa dalam aspek agama, sosial, maupun pengetahuan. Trip observasi juga mendidik untuk berani, mandiri, tidak egois, kreatif  dan juga aktif. Naah, pada kesempatan kali ini, gue mau share keseruan angakatan Hector selama menjalani masa-masa TO!

TO ke-44 dilaksanakan selama 4 hari, dari tanggal 20 Desember 2014. Seminggu sebelum kami mengikuti trip observasi, kami juga melaksanakan pra-TO. Pra-TO dilaksanakan sebagai bentuk latihan baris-berbaris, memberikan argumen, kekompakkan, dan tentunya pembuatan nametag. Oiya, nametag angkatan Hector berbentuk pedang dan helm loh,pastinya menandakan angkatan yang gagah dan berani. Meski untuk ngebuat nametagnya itu susah banget, tapi tetep bangga banget karena angkatan Hector tetep saling membantu dan menyemangatkan yang lain.

Kami dibagi menjadi beberapa regu yang berjumlah 10 orang. Akhirnya gue pun masuk ke regu 6. Ada Mahnen,Wahyu, Abyan, Boas, Indah, Oja, Siwi, Epa dan Maria. Kita dibimbing sama satu kakak Mitra/kakak OSIS yaitu kak Mikael/Ekel. Yaa singkat cerita akhirnya terpilihlah Mahnen jadi Danru, Wahyu jadi Komdis dan gue jadi sekbend. Kita semua pun bagi-bagi tugas dan saling kerja sama dalam segala hal. Misalnya, pas ngebuat nametag, charta maupun pas TO. Kita juga menamakan regu kita Gladius, yaitu  pedang pendek yang digunakan untuk menangkal serangan-serangan yang fatal.

Setelah menjalani masa-masa pra-TO yang sangat melelahkan sekaligus menyenangkan, saatnya bagi Hector untuk action di Desa Puteran. Pada tanggal 20 Desember, kami pun datang ke sekolah dengan rambut yang (masih) dikuncir dua pita coklat, sementara yang cowok masih dengan rambut botak imut 3 mm. Suasananya rame banget. Pas gue turun dari mobil, terlihat banyak anak yang masih belum selesai dengan nametagnya. Ada anak yang masih berjuang melilitkan nametag, menyetrika nametag, tapi ada juga yang udah selesai sehingga saling membantu yang lain.

Pukul 7.30, kami dikumpulkan di lapangan. Masih dengan hitungan seri. Dalam 8 seri, kami berhasil berbaris dengan rapih di lapangan. Setelah apel pagi selesai, kami pun masuk ke bus kami masing-masing. Kira-kira pukul 08.30, satu persatu bus berangkat menuju Desa Puteran, Kecamatan Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat. Perjalanan kira-kira memakan ±5 jam. Selama di perjalanan, anggota regu 5 dan regu 6 kebanyakan udah tidur pulas banget sampe gak bisa dibangunin. Sementara gue, Epa dan Fadhilah main kartu Uno karena kami terlalu bosan dan emang susah tidur. Berhubung, gue selalu menang kalah, gue pun jadi males main dan akhirnya…..tidur.

Setelah ±4,5 jam dalam perjalanan, kami pun sampai di desa Puteran. Saat itu kurang lebih pukul 14.00. Kami semua turun dari bus dengan tas/bawaan kami masing-masing. Kami bergegas berkumpul di lapangan desa tersebut. Matahari sangat terik sampe kami bercucuran keringat.Tapi, kakak-kakak PO tetap nyemangatin kami. Setelah itu, kami diarahkan ke rumah kami masing-masing. Setiap regu pun mendatangi rumah mereka dan ramah tamah dengan sang pemilik rumah.

Dalam satu rumah, kami tinggal dengan guru pembimbing, kamit dan tentu saja pemilik rumah. Guru pembimbing kami yaitu Pak Edi Sukmadi, sementara kamit kami adalah kak Mikael W.D atau akrab dipanggil kak Ekel. Setelah beramah tamah dengan pemilik rumah, kami pun bergegas ke lapangan untuk mengikuti upacara pembukaan dan dilanjutkan dengan Ishoma (Istirahat Sholat Makan).

Esoknya, pukul 05.o0 kami dibangunin kak Ekel. Kami langsung mandi dan dengan memakai seragam putab lengkap dengan kuncir dua, terjun ke lapangan untuk apel pagi. 2 orang harus piket di rumah untuk merapihkan rumah dan memasak sarapan, Indah wajib piket karena gak ada yang bisa masak selain Indah. Kegiatan pada hari kedua tidak terlalu banyak, kebanyakan berisi argumentasi karena tongkat/vandell/nametag yang disita. Sementara itu, beberapa kelompok mencari data untuk pembuatan charta. Pukul 21.00, seluruh siswa sudah diharapkan berada di rumah masing-masing dan makan malam. Kami semua tidak bisa melaksanakan api unggun dan pentas seni karena cuaca yang gak friendly. Akhirnya kami seregu pun makan malam. Setelah itu kami main Uno, curhat-curhatan, lalu tidur.

Hari ketiga adalah hari yang paling ditunggu-tunggu. Hari ini, 6 orang di antara kami ikut penjelajahan. Indira (Danru), Wahyu (Komdis), Abyan, Boas, Epa dan gue pun terpilih untuk ikut penjelajahan. Dengan kaus hitam dan tongkat, kami pun berangkat untuk penjelajahan. Kami diarahkan  dahulu, setelah itu kami diberikan perbekalan. 3 regu tiap 7 menit dilepaskan dan memulai penjelajahan. Terdapat 3 pos, yaitu pos keagamaan, keberanian dan wawasan kebangsaan. Di pos keagamaan, kami diminta untuk merefleksikan diri dan menyampaikan niat kami untuk merubah diri sehabis TO. Mulai dari sifat kami yang dianggap masih egois dan manja, kami pun bener-bener bertekad untuk merubahnya.

Briefing Penjelajahan

Briefing Penjelajahan

Kami pun melanjutkan perjalanan. Melewati pematang sawah, berjalan di dalam sungai yang berlumpur, menuruni tebing yang curam dan jatuh karena tanah yang licin. Semuanya bener-bener seru. Setibanya kami di pos 2, kami diminta untuk menyampaikan argumen kami dan dihukum dengan push up di tanah yang licin sebanyak 1 seri. Sedihnya, tongkat gue sama Abyan jatuh dari bahu ketika kami push up, akibatnya gue dan Abyan diminta menghadap kak Fira dan Kak Nissy sehabis penjelajahan.

Nah, kami pun tiba kami di pos terakhir, yaitu pos 3 Wawasan Kebangsaan. Dari jauh aja, udah firasat bakal gak enak nih. Di sana, kak Fauzan, kak Ekel dan kak Marshal menyuruh kami  masuk ke dalam kolam lumpur dan mencari belut sebanyak-banyaknya. Gue benar-benar gak bisa membedakan mana yang belut dan mana yang hanya ranting pohon saja. Sama-sama berlumpur, coklat dan yang jelas, bau. Saya belajar banyak hal di pos ini. Regu gue gak dapet belut sama sekali :'( , awalnya gue kira bakalan dimarahin. Ternyata enggak, di sini gue belajar banyak hal. Kita tak boleh manja dan harus berani menghadapi ketakutan, harus menyatu dengan alam dan saling menolong

Setelah itu, kami diminta membilas diri di empang. Kondisi badan kami semua sangat kotor dan lumuran lumpur. Sepatu gue pun sudah gak berbentuk lagi. Setelah membilas diri di empang, kami disuruh berendam lagi di empang yang lain dan merefleksikan diri dan bertekad untuk mengubah diri. Lalu kami pulang ke rumah dan membilas diri serta mandi. Gue dan Epa sampe harus mandi 2 kali untuk membersihkan lumpur sama tanah yang melekat dengan imutnya di badan kita.  🙁

Setelah itu, pukul 15.00, kami pun argumen ke posko OSIS dan MPK karena tongkat dan headband kami disita. Tapi kita masih belom berhasil mendapatkan tongkat dan headband kami.Mahnen pastinya kecewa berat  sampe gak mau mandi sebelum mendapatkan tongkat serta headband. Untunglah pukul 11 malam, danru kami dipanggil kakak PO untuk argumen kembali, dan kami pun mendapatkan tongkat dan headband kami kembali. Yippie!

Pukul 01.00, gue terbangun karena berisik. Ternyata, yang cowok-cowok akan Perang Vandell. Saya dan Epa yang kebetulan terbangun pun jadi ikut-ikutan Perang Vandell karena kami ga bisa tidur lagi. Kami berjaga-jaga sambil melihat lewat jendela. Menurut saya, ini sangat seru karena kami bekerja sama menjaga vandell kami supaya tidak dicuri. Lalu, tiba-tiba, ada bayangan orang berjalan menuju vandell kami, Mahnen pun dengan segala ketangkasannya menyenteri bayangan itu, dan ternyata itu Kak Ekel.Gue sama Epa buru-buru nyari posisi tidur karena takut ketahuan kak Ekel yang ternyata cuma sakit perut dan mau ke toilet wks. Setelah kak Ekel pergi, kami pun kembali berjaga-jaga. Tiba-tiba gue sakit perut dan langsung ke toilet. Setelah gue keluar dari toilet, regu gue udah kegirangan karena menang perang Vandell! Kami semua pun merayakan kemenangan kami dengan bermain Uno dan makan Tango. Momen inilah yang sangat saya rindukan dari semua momen saat Trip Observasi.

Esoknya yaitu hari terakhir kami di Desa Puteran, tanggal 23 Desember 2014. Pagi-pagi pukul 05.00 kami dibangunkan dan berkemas-kemas karena jam 12 siangnya kami akan kembali ke Jakarta. Setelah makan dan apel pagi, kami kembali ke rumah dan meminta izin pada sang pemilik rumah untuk pulang. Kami semua sedih karena harus berpisah dengan sang pemilik rumah dan juga anak-anaknya yang sangat menggemaskan. Kami berterimakasih karena telah sabar menerima kami yang pastinya sangat merepotkan. Kami juga memberikan sejumlah uang dan barang-barang untuk disumbangkan kepada sang pemilk rumah. Akhirnya, kami pun ke lapangan dengan koper-koper dan barang bawaan kami. Di sana kami upacara penutupan dan kembali push up untuk mengurangi hutang seri kami.

Pada pukul 12.30, kami pun masuk ke bus masing-masing dan kembali ke Jakarta. Rasa sedih  bercampur senang menyelimuti kami semua. Meskipun acara di TO tidak berlangsung sesuai rencana karena cuaca yang tidak mendukung, kami tetap merasa sangat puas sekaligus lelah. Gue pribadi merasa sedih karena TO-nya udah selesai sekaligus senang bisa ketemu bareng keluarga. Setibanya di sekolah, udah pukul 16.20. Kami semua turun dari bus dan sebagian dari kami pun pulang satu-persatu.

Meskipun hanya berlangsung selama 4 hari, banyak kenangan yang terjadi selama Trip Observasi. Menurut gue, masa-masa TO adalah masa yang paling gak bisa dilupakan. Ya, pastinya karena di masa TO, kita semua susah bareng, ketawa bareng, tegang bareng, pulang bareng bahkan gila bareng. Semuanya dilakukan bareng-bareng. Banyak kenangan yang masih pengen diulang meski sedikit miris, kayak lari-larian ngitung seri, argumen ke kakak PO, presentasiin charta dan ngebuat nametag sampe larut malem.

Well, gue harap, Hector makin solid, makin bisa kerja sama, peduli satu sama lain dan yang pasti bakal jadi kebanggaan 81 dong!

HIDUP HECTOR!!

 

Anastasya Diannovita

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *