They Are Still the Same

Pasti pernah denger dong LGBT? LGBT itu Lesbian, Gay, Bisexual, and Transgender. Pertama kali kalo lagi bahas tentang LGBT pasti pertanyaan yang selalu keluar adalah, “Apakah kamu mendukung LGBT`?” dan setiap kali ditanya seperti itu jawaban saya adalah SAYA MENDUKUNG.

 

Jujur aja saya ngedukung mereka karena salah satu teman baik saya “he is gay”. Awalnya sempet enggak ngedukung bahkan mencoba buat dia “straight”. Dulu enggak ngedukung karena saya berpikir dia akan berubah. Teman saya yang satu ini tinggal di New York sekarang. Dulu ketika masih tinggal di Indonesia dia enggak menunjukan kalo dia suka dengan sesama, sampe saya pun percaya kalo dia emang udah balik straight lagi. Singkatnya ketika sudah sebulan dia tinggal New York dia “comes out” ke saya kalo dia gay. Waktu itu kami lagi Skype, tiba-tiba ada cowok nemenin dia, karena ngerasa enggak pernah kenal sama cowok itu saya nanya dan teman saya cuman ngomong “he is my boyfriend” kaget pas dibilang kayak gitu, tapi pas dia bilang hal itu, saya bisa lihat di mata dia kalo dia emang bener-bener suka sama cowok itu. Saya enggak ngerespon sama sekali awalnya, tapi pas teman saya ngomong, “Aku tau kamu kaget dek, but love is love. Gak mandang gender-nya apa. Kalo kamu coba lagi buat aku jadi straight susah dek, karena kertas mau selurus apa pun itu, kalo udah ada gunting buat ngebentuk kertas itu, kertas itu pasti akan selalu berbentuk.” Saya cuman bisa diam, “Tapi gua takut lo berubah” cuman itu yang bisa saya bilang. Dia menjawab, “Gua orang yang sama cuman sexual orientation gua aja yang beda, sifat gue tetep sama kok.” Dan mulai saat itu saya mendukung hubungan mereka. Benar kata teman saya kalo “cinta itu enggak mandang. Mau kita jatuh cinta sama sesama jenis atau lawan jenis” dia yang udah ngebuktiin ke saya dengan kata-kata itu.

 

Mereka itu sama kok kayak kita. Mereka enggak perlu perlakuan yang berbeda dari kita karena mereka tetap manusia. Jangan pernah berpikir kalo kita jauh lebih baik dari mereka. Terkadang gay, lesbian, dan bi itu kalo pacaran jauh lebih sopan dibandingkan yang straight. Tapi masih banyak orang yang menganggap sebaliknya. Cobalah untuk melihat dulu dan berpikir jangan langsung menilai orang yang comes out, karena jujur aja kalau kita langsung menilai tanpa melihat hal yang sebenarnya penyesalan akan datang. Saya merasakan hal itu karena jujur teman saya memang enggak pernah beda, dia tetap teman saya yang saya kenal. Yang berbeda dari dia hanya dia suka sesama jenis, selebihnya dia tetap pribadi yang saya kenal.

 

Masih banyak orang yang belum berani comes out karena mereka takut akan apa yang akan terjadi setelah mereka comes out. Saya akan bercerita sedikit tentang apa yang pacarnya teman saya alami setelah dia comes out. Setelah dia comes out to public not much people accepted him. Sampe dia harus di-bully waktu dia masih SMA. Walaupun cuman dipanggil berbagai macam nama saja. Kebetulan dia orangnya kuat jadi dia abaikan saja perkataan perkataan itu. Walaupun sempat suatu saat “perkataan” itu sudah mencapai breaking point-nya dia sampai dia berpikir untuk melakukan cutting. Orang tua dia menerima dia dengan baik setelah dia comes out. Berbeda cerita dengan teman saya, sampe sekarang yang tau dia gay hanya teman-teman terdekatnya di Indonesia. Tapi kalau di New York hampir semua orang yang dia kenal tau kalu dia itu gay. Dia masih belum berani untuk mengakui kepada orang tuanya. Beberapa kali saya membujuk dia untuk mengakui di hadapan orang tuanya dan jawaban yang dia keluarkan selalu sama, “Vit, lo tau kan orang tua gue kayak gimana, enggak mungkin gue ngaku di hadapan mereka. Gue enggak mau ibu gue ngerasa gagal Vit,” maklum teman saya ini berasal dari keluarga yang taat beragama.

 

Saya pernah bilang teman saya seperti ini, “Bang, lo cuman fase doang kali kayak gini, lo bakal balik lagi jadi straight. Udahlah jangan terlalu sayang sama cowok lo.” Dia hanya menjawab, “Fase atau bukan gue tetep sayang sama dia. Kalo lo emang enggak bisa nerima gue apa adanya berarti emang lo bukan temen gue, berarti lo emang enggak kenal sepenuhnya sama gue,” dan sekali lagi saya hanya bisa terdiam dan setuju dengan apa yang dia katakan.

 

Orang-orang selalu beranggapan dalam hubungan gay ada yang “berperan” sebagai cowoknya ada yang “berperan” sebagai ceweknya, tapi sebenarnya hal seperti itu tidak ada. Mereka itu gay couple not straight couple. Mereka tetap memperlakukan pasangannya sebagai cowok kalo mereka gay dan sebagai cewek kalo mereka lesbian. Mungkin dalam hubungan mereka memang ada yang lebih dominan di antara satu sama lain.

 

Di negara kita sendiri, LGBT belum diterima dengan baik menurut saya. Masih banyak orang Indonesia yang belum bisa menerima mereka dan menurut saya orang yang mau comes out di Indonesia harus berpikir dahulu dan harus siap dengan segala konsekuensi yang akan diterima. Dan untuk Anda yang punya teman-teman yang gay, lesbian, bi or transgender, janganlah kalian meninggalkan mereka karena sesungguhnya mereka membutuhkan dukungan moral dari kalian. Jika kalian meninggalkan mereka karena kalian menganggap mereka berbeda, kalian salah, karena mereka tetap pribadi yang sama.

 

Revita Febryani

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *