Perempuan berzodiak Taurus yang hobi makan itu bernama Hanaan. Lebih lengkapnya, Hanaan Nida Santosa. Ia lahir di Jakarta, tanggal 6 Mei pukul delapan pagi di hari Jumat. Hanaan merupakan anak tunggal dari sebuah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan seorang nenek (mbah). Terbilang kecil memang karena hanya terdiri dari empat orang. Dan bisa juga terbilang sepi, terutama ketika hari Senin sampai Jumat diwaktu kerja. Itu karena kedua orang tua Hanaan, baik ayah dan ibu bekerja dihari itu. Hanaan kecil kadang merasa kesepian, yah walaupun tidak juga karena ada mbah yang selalu menemani.
Berbicara tentang kedua orangtua Hanaan, ada yang unik mengenai cara mereka mendidik Hanaan kecil. Hanaan kecil selalu dididik untuk mandiri dan mencoba hal baru. Hanaan kecil tidak mengerti kenapa Ia harus mencoba hal-hal baru itu tapi Ia tetap melakukannya karena hal-hal baru yang Ia coba terasa menyenangkan.
Ada banyak hal-hal baru yang dicoba oleh Hanaan kecil. Dan sebagai seorang yang memiliki hobi makan dan melakukan kuliner bahkan dari masa kanak-kanak, hal yang paling melekat di hati gadis itu ya, tentang makanan.
Gadis berkampung halaman Gunung Kidul itu sudah pernah memakan banyak jenis makanan yang terbilang ekstrim. Ekstrim itu relatif , kalau bagi penduduk desa terbilang normal dan merupakan hal yang wajar, tidak dengan anak-anak kota. Jika anak-anak kota membayangkan Yang dimakan gadis ini mereka pasti merasa jijik dan mual.
Jika kalian bertanya-tanya makanan apa yang sebenarnya dimaksud disini, yang dimakan Hanaan adalah spesies-spesies dari kelas insecta dan Mollusca. Sudah terbayang dan merasa mual? Jangan dulu, kalian bahkan belum tahu spesies apa yang Ia makan.
Selama lima belas tahun, lidah gadis berkulit sawo matang ini telah merasakan jangkrik, belalang, laron, ntung (kepompong), tawon beserta larva dan pupanya, dan yang terakhir bekicot. Tentu saja tidak semuanya terasa enak. Terutama ketika Ia mencoba memakan pepes tawon, rasanya memakan tawon muda tidak terlalu menyenangkan. Kres, gigitan dimulai dan mulut mulai mengunyah, dan seketika rasa amis dan sebuah rasa yang tidak bisa dibayangkan ketidakenakannya bersatu di dalam mulut gadis itu. Rasanya mau muntah dan dengan susah payah Ia akhirnya berhasil menelannya. Fyuh, bangga rasanya bisa menelan tawon ini, tapi rasa lega itu langsung hilang ketika sang ayah langsung menyodorkan tawon kedua.