Indonesia adalah negara yang hebat, aahh… siapa lagi yang bisa memugkiri hal itu. Negara yang besar dengan 16.056 pulau dan lebih dari 1.304 suku dan etnik budaya di dalamnya. Bisakah kalian membayangkan berapa macam ragam budaya yang ada di Indonesia? Lima agama, ribuan suku dan ribuan budaya semua diikat menjadi satu dengan untaian pita yang dicengkram erat oleh sang garuda, bhineka tunggal ika.
Sejak kita dilahirkan ke dunia ini, kita langsung dimanjakan dengan pegunungan yang sejuk dan subur, lautan yang luas dan kaya, serta pemandangan yang indah ditatap mata. Belum lagi sejarah dari masa penjajahan yang membuat semangat nasioanlisme terus terbakar di Indonesia. Apalagi yang bisa diharapkan oleh sebuah negara? Ribuan budaya di Indonesia dengan kekayaan alam yang melimpah ditambah sejarah yang sangat besar membuat Indonesia menjadi negara yang sangat indah, negara idaman negara-negara lain. Lantas, apa yang membuat orang-orang berkata bahwa Indonesia merupakan negara yang tertinggal?
Apa sesungguhnya yang salah dari Indonesia? Apakah Indonesia kekurangan sumber daya alam? Dengan tanah sesubur dan lautan seluas Indonesia, itu tidak mungkin terjadi. Apakah penduduknya kekurangan pendidikan? Menurut saya tidak, penduduk Indonesia itu sangat pintar, begitu banyak pemuda dan pemudi dari Indonesia berhasil memenangkan perlombaan dan kompetisi bahkan di dunia internasional sekalipun. Apakah Indonesia kekurangan kreativitas? Tentu tidak, karya-karya seni orang Indonesia bahkan dihargai oleh orang-orang jenius yang diagungkan oleh seluruh dunia.
Indonesia memang hebat, dengan segala macam budaya dan kekayaan alamnya. Tapi Indonesia memiliki satu kekurangan, satu kekurangan yang besar. Apa yang kurang dari bangsa Indonesia adalah kecerdasan. Ya, kecerdasan, bukan kepintaran. Bangsa Indonesia itu pintar, sangat pintar bahkan, namun tidak cerdas, dan tidak berani untuk berkarya, dan menghasilkan sesuatu yang berguna bagi bangsa dan negara ini. Orang Indonesia tidak menggunakan kepintarannya untuk berfikir bahwa negara ini sedang dalam krisis, apalagi bertindak untuk membenarkannya.
Orang boleh jadi pandai setinggi langit, tapi selama dia tidak menulis, dia akan hilang di dalam masyarakat dan dari catatan sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian. Jika kepintaran bangsa Indonesia hanya dipendam dan tidak diwujudkan maupun dikembangkan menjadi sebuah karya ataupun pemikiran cerdas, Indonesia tidak akan pernah berubah. Dengan kondisi bangsa Indonesia sekarang, yang pintar tapi tidak cukup cerdas untuk dapat berkarya dan menyumbangkan ide dan pemikiran untuk negara kita yang sedang di ujng batas ini, negara kita tak akan pernah bisa maju, sebanyak apapun budayanya, sesubur apapun tanahnya, seluas apapun lautannya.
Indonesia tidak akan maju, jika pola pikir rakyatnya, pola pikir pemuda dan pemudinya tidak diubah. Indonesia tidak akan pernah bisa berkembang, jika pemuda dan pemudinya masih malas berpikir untuk masa depan Indonesia. Kita akan selalu menjadi negara yang tertinggal dan terbelakang, ketika seluruh rakyatnya, seluruh bangsanya, masih belum bisa bersatu dan bersama membangun Indonesia menjadi negara yang besar, yang hebat.
Dahulu kita bisa kok, menjadi bangsa yang mendunia, menjadi negara yang disegani oleh negara-negara lain. Para pahlawan bisa mengatasi semua tantangan yang menghadang dan memerdekakan Indonesia. Para pemuda bisa melintasi jarak lebih dari 4.000 kilometer untuk berikrar bersama, mengumandangkan sumpah pemuda. Lalu mengapa kita tidak bisa? Dengan seluruh teknologi dan kecanggihan yang kita miliki sekarang ini, mengapa kita tidak bisa?
Kita harus bisa! Jangan menyia-nyiakan perjuangan para pahlawan memerdekakan negeri ini, jangan menyia-nyiakan usaha para pemuda pemudi dulu untuk menyatukan negara ini. Pemuda danpemudi sekarang harus bisa! Kita harus bisa menjaga kemerdekaan negara ini, kita harus bisa mempertahankan kesatuan dan persatuan negeri ini. Kita harus bisa membuat bangsa Indonesia, negara Indonesia, menjadi bangsa yang disegani sekali lagi, menjadi negara besar yang maju dan mendunia, kita harus bisa membuat Indonesia bukan menjadi negara pengguna, namun pemrakasa. Negara yang menjadi panutan bagi negara-negara lain.
Mulai sekarang, pemuda-pemudi Indonesia, bangsa Indonesia harus lebih berani, bukan hanya berani mengutarakan pendapat, tapi juga berani bertindak, berani berbuat, berani berkarya untuk negara ini. Pramoedya Ananta Toer pernah berkata dalam bukunya yang bahwa dalam hidup kita, cuma satu yang kita punya, yaitu keberanian. Kalau tidak memiliki itu, lantas, apa harga hidup kita ini? Berkaryalah sebanyak mungkin, ikuti cita-cita kalian. Indonesia memang masih menganggap remeh karya seni apapun, tapi lakukanlah, karena itulah yang akan mengupah pola pikir bangsa Indonesia.
Kita harus berani untuk berubah, kita harus berani untuk bertindak. Sebagai pemuda-pemudi bangsa Indonesia, pemegang tongkat estafet selanjutnya dalam sejarah kebesaran Indonesia, kitalah yang menjadi kaki-kaki kokoh yang akan menopang kesejahteraan bangsa Indonesia, kitalah yang harus memimpin perubahan Indonesia, dimulai dari sekarang. Kalau bukan kita, siapa lagi, kalau tidak sekarang kapan lagi? Seperti yang dikatakan oleh presiden petama kita, IR. Soekarno, seribu orang tua bisa bermimpi, tapi satu orang pemuda bisa mengubah dunia!
Saya, Dewa Ferrouzi Diaz Zhah Pahlevi, menantang kalian semua, sebagai pemuda dan jga pemudi Indonesia, untuk bersumpah, bahwa kita akan membawa Indonesia semakin diperhitungkan oleh dunia. Bukan hanya dalam hal kepintaran, karena ilmu tidak melulu kita dapat dari buku. Generasi kita, generasi sekarang ini harus tahu bagaimana cara mendapatkan ilmu dan kesuksesan dari karya dan kreativitas. Dengan semangat satu nusa, satu bangsa, satu bahasa, Indonesia!