Halo, P-assengers !!
Ketemu lagi nih sama aku, Devina di artikel kali ini. Nah, di artikel ini, aku akan membahas sesuatu yang sangat berbeda dari biasanya, yaitu tentang diriku sendiri loh. Penasaran? Yuk, dibaca sampai habis yaa !
Berbicara mengenai diriku sendiri, lantas muncullah pertanyaan “Siapakah diriku yang sebenarnya?” Mungkin pertanyaan ini dapat memiliki respon dan jawaban yang beraneka ragam. Aku pribadi pun mengakui belum sepenuhnya mengenali diriku, bagaimana karakterku dan apa saja bakat yang terpendam dalam diri ku. Mulanya aku mencoba untuk memahami bagaimana diriku, mungkin lebih singkatnya bertanya “Siapakah diriku?”
Berawal dari nama, orangtuaku memberi nama sebagai tanda pengenal dan harapan serta doa mereka. Devina Nabila Fitri seperti itulah namaku, banyak temanku yang memanggil vina, devina, ataupun panggilan unik lainnya. Aku lahir di dunia ini pada tanggal 4 Desember 2003, tepatnya di ibukota negara tercinta ini. Aku pun tinggal dan dibesarkan di Jakarta.
Aku adalah anak ke-empat dari empat bersaudara atau bisa juga disebut sebagai anak bungsu. Dan semua kakakku adalah laki-laki atau dengan kata lain aku adalah anak perempuan satu-satunya. Tidak mengherankan ketika kecil aku suka bermain bola ataupun basket dengan kakakku. Namun, hal itu tidak membuatku tumbuh menjadi anak yang tomboy. Aku pun tumbuh sebagai anak perempuan umumnya, yang suka boneka/barbie dan segala sesuatunya yang berwarna merah muda.
Jika kembali ke pertanyaan awal tentang siapakah diriku, nama ataupun asal-usul pun kurang cukup untuk mengenal diriku. Tetapi mengenal tipe karakteristik seperti apa aku ini?
Menurut tes psikologis, tipe karakter aku lebih tergolong melankolis. “Yaitu tipe orang yang terobsesi pada kesempurnaan dan keteraturan, yang cenderung bersikap rapi, teratur, terencana, dan mampu mempertimbangkan segala sesuatu dengan melihat hal- hal kecil. Tipe orang melankolis ini juga bisa sangat kreatif dan cerdas/analisanya mendalam, namun tidak bisa mengambil keputusan yang cepat karena terlalu banyak pertimbangan atas kualitas kerjanya. Orang-orang melankolis pun kadang tampak sebagai pemurung. Karena sifatnya yang bisa sangat perfeksionis, ia mudah menyalahkan diri sendiri saat ada hal yang tak berjalan sesuai rencana. Ia juga seringkali tertutup dan menyembunyikan perasaan atau emosinya sendiri.” begitulah yang ku kutip dari beberapa laman.
Menurut aku pribadi, karakter ku memang melankolis. Sejak duduk di bangku sekolah dasar sampai sekarang ini, aku dikenal sebagai anak yang rajin dan serius. Penilaian terhadap diriku tersebut dilakukan oleh orang-orang terdekatku , seperti keluarga dan teman-teman. Meskipun mereka menilaiku seperti itu, namun aku tidak terlalu merasa bahwa diriku seperti itu. Lebih tepatnya aku mengupayakan diriku agar bisa seperti itu, aku berupaya melakukan yang terbaik agar aku bisa mencapai cita-citaku dan dapat membanggakan orangtuaku. Selain itu, dalam mengerjakan sesuatu pun aku bisa sangat lama karena ingin semuanya sempurna sesuai dengan keinginanku. Jika tidak sesuai rencana, memang benar aku suka menyalahkan diriku sendiri. Bahkan, jika aku sedang mempunyai masalah, ku suka mengunci kamarku dan berdiam diri sambil merenungkan permasalahanku sendiri. Walaupun begitu, akhir-akhir ini ku mencoba untuk bercerita kepada orang-orang terdekatku agar semua bebanku terasa lebih ringan.
Sebenarnya dari dulu aku adalah orang yang pendiam, pemalu, dan kurang percaya diri, apalagi di depan khalayak umum. Khususnya ketika di sekolah dasar, aku merasa sangatlah pendiam. Walaupun begitu, aku selalu berusaha untuk percaya diri. Bahkan, ketika SD aku pernah mengikuti Lomba Pidato FLS2N. Walaupun tidak menang, setidaknya ku mempunyai pengalaman berharga dan mempunyai teman baru.
Berbeda ketika duduk di bangku SMP, aku sudah tidak terlalu pendiam. Bahkan, teman-teman dekat ku mengungkapkan aku adalah orang yang sangat ‘receh’. Masa-masa SMP ku juga sangat menyenangkan, ku bertemu banyak teman-teman baru yang baik dan tentunya seru-seru. Aku juga menemukan hobi baru ketika SMP, yaitu membaca novel dan bermain gitar ataupun ukulele. Jadi, ketika aku SMP ada kegiatan literasi setiap paginya. Hal itulah yang membuatku menjadi suka membaca buku. Biasanya sih aku meminjam buku teman hehe. Kalau untuk bermain gitar/ukulele aku belajar sendiri atau otodidak yang awalnya dilatarbelakangi karena tugas sekolah.
Setelah lulus SMP, aku melanjutkan pendidikan di SMAN 81 Jakarta dan mengambil jurusan MIPA. Aku pun bersyukur dan bangga bisa masuk salah satu sekolah favorit di Jakarta. Saat ini, ku duduk di kelas X SMA. Walaupun baru semester dua, hal yang ku rasakan adalah tugas sekolah yang sangat banyak beserta kegiatan sekolah lainnya. Untuk menyikapinya, biasanya aku menyicil tugas-tugas tersebut. Di masa SMA ini, aku juga mengikuti ekskul yang bisa disebut juga sebagai sebuah organisasi. Karena di SMP aku engga ikut organisasi apa pun. Tapi aku yang sekarang bukanlah yang dulu. Melainkan, orang yang lebih baik dari sebelumnya.
Pada akhirnya, setiap manusia memiliki karakter dan jati diri yang berbeda-beda. Perkuat jati dirimu, dan kamu akan menjadi manusia yang tahan menghadapi badai yang dahsyat. Dan kamu pun bisa menjawab, “Siapakah dirimu?”