Di Bawah Langit Surabaya

Gelora teriakan dari seantero kota membuat darahku kian mendidih. Entah mata ini telah buta, atau telinga ini telah tuli, tapi kami semua tak peduli meski ribuan derap langkah prajurit Belanda berlari-lari mengejar kami. Jangan lupakan runtutan bunyi tembakan dan jeritan yang seharusnya begitu menggilas keberanian. Namun rupanya denyut nadi kami tak kunjung berhenti, justru terik[…]

Selangkah Mundur

Kriiik… Suara gagang pintu gudang yang terletak di pojok sekolah akhirnya terbuka. Aku membersihkan debu dan jaring laba-laba yang menghalangi jalanku. Aku tidak bisa melihat apa pun selain kegelapan. Bruk. Aku tersandung suatu barang. Lututku terasa sakit. Di waktu yang sama saat aku mengibas debu dari badanku, aku melihat sebuah kotak tersegel dengan kertas yang[…]