Simfoni No. 9 dalam tangga nada D minor merupakan simfoni terakhir Ludwig van Beethoven. Tak hanya sekedar menjadi karya terakhir dari Beethoven, tetapi karya ini juga merupakan karya musik paling fenomenal, sangat dikenal, dan dianggap sebagai salah satu mahakarya terhebat sepanjang sejarah musik dunia. Karyanya ini pun sangat diakui dan diapresiasi oleh orang-orang sejaman Beethoven, dan oleh generasi sesudahnya.
Karya ini merupakan contoh pertama dalam sejarah musik dunia, seorang komponis besar menggabungkan paduan suara dengan instrumen-instrumen musik klasik di bagian akhir Simfoninya. Dan untuk lirik yang di nyanyikan oleh paduan suaranya, Beethoven mengambil puisi karya Friedrich Schiller, “An die Freude“, yang berarti: kesenangan, cahaya ilahi yang indah. Setelah puisi itu diterbitkan oleh pengarangnya, Beethoven langsung berfikir dan mencoba untuk berinovasi dengan menuangkan bait-bait puisi ke dalam alunan melodinya.
Karya ini digubahnya ketika ia mengalami masa sulit dalam hidupnya. Pada saat Beethoven sedang berada pada puncak kariernya, ia kehilangan kemampuan mendengarnya. Karena penyakit ini, ia menjadi depresi. Salah satu faktor lain yang membuat ia depresi adalah karena ia tak berhasil mendapatkan wanita idaman hatinya. Meskipun demikian, ia tetap bangkit dan menciptakan karya hebatnya yaitu Simfoni No.9 ini. Ia mencurahkan isi hatinya dalam Simfoni ini.
Beethoven menuliskan Simfoni ini dengan spontanitas, disitulah hebatnya, seorang yang tuli menuliskan Simfoni indah secara spontan tanpa pernah mendengarnya sama sekali. Mungkin musik klasik sebelumnya memang sudah bagus namun terkadang terlalu terdengar rumit atau malah membosankan. Beethoven disini sangat menggunakan feelnya dalam menuliskan karya terakhirnya ini dan tidak terpaku oleh segala peraturan musik klasik. Dengan menuliskan nada yang sangat simpel namun tetap terdengar begitu indah sehingga dapat menyetuh hati para pendengarnya termasuk saya sendiri. Dan puisi yang diambil sebagai lirik pada bagian terakhir Simfoni ini berisikan tentang ajakan bergembira, dapat membuat saya bersemangat dan bergembira juga mendengarnya.
Karyanya ini sangat berpengaruh dan berperan dalam perkembangan musik di masa romantik hingga masa modern ini. Banyak komponis lain setelah Beethoven yang tergerak dan mulai membuat karya-karya spektakuler lainnya dengan menulis lirik-lirik pada lagu mereka dan menggabungkan unsur suara dari mulut manusia dengan berbagai macam alat musik.
Karya ini sangat menginspirasi saya untuk menuangkan rasa keluh kesah dalam sebuah tulisan. Walau saya tidak dapat menulis karya sebesar Simfoni namun saya bisa menuangkan isi hati saya melalui sesuatu yang kecil seperti cerita maupun artikel. Dan kita sudah tau bahwa karya musik ini dibuat oleh seorang yang tuli. Kisah dibalik pembuatan karya ini juga sangat menginspirasi saya untuk harus terus berusaha walau rintangan menghadang. Karena usaha tidak akan membohongi hasil.
Dan sesuai Visi PIDAS yang berbunyi “Bergerak berinovasi, bekarya menginspirasi”. Bergerak berinovasi, terlihat jelas bahwa Beethoven membuat perubahan sangat besar dalam dunia musik. Karya ini memang sangat berbeda dari Simfoni-Simfoni yang ada sebelumnya. Beethoven berhasil menempatkan Simfoni pada sebuah level baru. Mungkin saja bila karya ini tidak tercipta kita tidak akan mendengar paduan suara yang diiringi oleh instrumen orchesta megah? Atau bahkan kita hanya bisa mendengar alunan musik klasik tak berlirik saja? Lalu berkarya menginspirasi, terlihat jelas pula masterpiece Beethoven satu ini sangat menginspirasi banyak orang, apalagi setelah melihat kisah dibalik pembuatan karya ini. Sangat menginspirasi tentunya.
Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Simfoni_No._9_(Beethoven)
https://id.wikipedia.org/wiki/Ludwig_van_Beethoven