Something Spectacular

Halo P-assangers! Di artikel sebelumnya yang gue tulis, gue menutup artikel dengan kalimat ‘sampai ketemu di artikel selanjutnya’. Eh, ternyata beneran ketemu lagi ya, hahahaha! Di pertemuan kita kali ini, gue mau bahas sesuatu yang, wah, keren banget deh. Kalian juga pasti udah nggak asing banget sama materi yang bakal gue sampein di artikel ini.

Asian Games 2018. Event olahraga terbesar se-Asia yang diselanggarakan selama 4 tahun sekali. Satu kata yang terlintas dipikiran gue saat bahas Asian Games adalah, spektakuler. Opening dan closing ceremony yang megah, serta pesta olahraga yang sangat beragam. Tangan-tangan handal yang berpartisipasi pada setiap persiapan yang melelahkan, dan para atlet yang berjuang dengan keras untuk mengharumkan nama negara yang dicintai dengan segenap hatinya. Tapi P-assangers, ternyata nggak semua anak Adam yang bernapas di Indonesia menghargai dan mengapresiasi negara ini sebagai tuan rumah yang menyelenggarakan pesta olahraga terbesar ini. Padahal, Indonesia terakhir menjadi tuan rumah pada tahun 1962, loh, P-assangers. Dimana pada saat itu, Indonesia baru aja berumur 17 tahun. Udah banyak banget perubahan yang signifikan sejak saat itu.

Ada berbagai macam bentuk warga Indonesia yang tidak men-support Asian Games kemarin. Contohnya kayak perilaku vandalisme, yang waktu itu mencorat-coret mural bertemakan Asian Games di daerah Jakarta Selatan. Juga aksi perusakan fasilitas Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) yang dilakukan oleh penonton pada saat final pertandingan Piala Presiden 2018 antara Persija Jakarta dengan Bali United. Bahkan, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengaku bahwa ia menangis saat melihat kejadian tersebut, P-assangers. Sedih, ya. Padahal, pada saat para atlet berdatangan ke Indonesia mereka kaget fasilitas Asian Games di Indonesia lebih bagus daripada di Korea Selatan, P-assangers. Salut! Lalu, ada juga beberapa komentar nyinyir warganet yang merasa bahwa pembukaan Asian Games 2018 ini tidak pantas.

Sangat disayangkan, ya, P-assangers. Kita harusnya bangga dan mendukung kebaikan negara kita di mata dunia. Beraksi dan berpendapat adalah sebuah hak, tetapi bertanggung jawab juga merupakan sebuah kewajiban. Kalau pada saat ini, hak gue adalah menyudahi artikel, dan kewajiban gue adalah bertemu kalian di artikel selanjutnya. So, see you next time, P-assangers!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *