Teori six degrees of separation menyatakan bahwa satu orang dengan orang lain, terhubung paling jauh, sejauh 6 relasi. Rantai “temannya teman” berlaku dalam hal ini untuk menghubungkan paling banyak 6 relasi. Contohnya seperti ini, saat ini lo tinggal di Indonesia. Jika gua mengambil satu orang secara acak dari kota London, maka dia adalah “temannya teman” lo setidaknya 6 orang jauhnya. Di tahun 1912, seorang pengarang, pemain drama dan penulis bernama Frigyes Karinthy mengemukakan teori ini dalam cerita pendeknya yang berjudul Chains.
Media sosial sekarang ini menjadikan teori itu Nampak nyata. Seseorang bisa saja berhubungan secara tidak langsung hanya dengan bermodalkan Internet. Sebut saja media sosial yang terkenal saat ini seperti Facebook, Twitter, Path, Snapchat dengan segala fiturnya yang memudahkan orang untuk menunjukkan ekspresinya dan membantu seseorang untuk membangun relasi dengan orang yang belum pernah dia kenal sebelumnya.
Menariknya, dua orang yang sebelumnya pernah bekerja untuk Google.inc melihat hal tersebut.
David Byttow dan Chrys Bader-Wechseler bekerja sama untuk membuat sebuah aplikasi dimana para pengguna aplikasi ini bisa memposting suatu hal, tanpa diketahui oleh orang lain!. Disini, lo bisa mengutarakan ekspresi lo tanpa diketahui oleh teman-teman lo. Begitu juga dengan orang lain. Lo bisa melihat segala bentuk ekspresi seseorang. Tanpa tahu itu dari siapa. David dan Chrys membuat ini agar orang bisa mengutarakan perasaan yang mungkin dia tak bisa ekspresikan ke siapapun karna itu merupakan ‘secret’nya dia. Maka dari itu mereka membuat aplikasi yang bisa dipakai di sistem operasi Android dan IOs bernama Secret – be curios.
Dua bulan setelah peluncurannya di silicon valley, California. Secret melakukan konferensi pers pertama mereka. Disana mereka membeberkan kalau dengan peluncuran secret sudah mendatangkan uang sejumlah 1,4 juta dollar amerika. 5 bulan setelahnya, penghasilan tersebut berlipat ganda menjadi 25 juta dollar amerika. Pundi-pundi itu didapatkan salah satu diantaranya adalah dari Kleiner Perkins Caufield & Byers, Google Ventures, Alexis Ohanian, Garry Tan dan investor lain.
Perjalanan secret tidak selalu mulus, karna sempat dikecam oleh Paulo Cesar de Carvalho, seorang hakim dari Brazil pada bulan Agustus 2014. Apple, Google dan Microsoft, ketiga perusahaan besar asal amerika serikat diminta untuk menghapus aplikasi secret dari perangkat milik pengguna. Banyaknya kasus penyalah gunaan seperti bullying menjadi alasan utama dari hukuman tersebut. Setelah kasus tersebut, David byttow dan Chrys Bader menjawabnya dengan menambah fitur flag/report yang bisa digunakan ketika ada postingan yang terkesan kasar dan menjerumus kepada bullying.
Secret terus berkembang menjadi sebuah aplikasi dengan cakupan global. Setahun setelahnya, Secret yang sekarang bukanlah seperti secret yang pertama kali dibuat. Sudah 23 kali mengalami revisi sejak pertama kali diluncurkan di pasaran Termasuk yang paling menonjol adalah mengganti logo dari secret itu sendiri. Revolusi dari rubah putih menjadi merah juga diiringi dengan perubahan fitur secret. Secret yang sekarang tidak lagi mengedepankan tentang design seperti pertama kali diluncurkan, membuat postingan text dengan background foto atau warna. Secret sekarang lebih mirip kepada kompetitornya, Yik Yak yang memiliki konsep serupa. Itu menjadi alasan Chrys Bader untuk keluar dari secret. Walau begitu, Chrys tetap memandang David dan rekan-rekannya di secret dengan penuh optimis dan percaya bahwa memang hal seperti ini bentuk sebuah revolusi baru dari secret. Seperti yang dia katakan di TechCrunch.
Secret akhir-akhir ini menjadi perbincangan menarik bagi kalangan remaja, terutama di Indonesia. Sudah setahun berada di Appstore dan Playstore, Secret baru booming di Indonesia akhir-akhir ini.
“awalnya gue tau secret itu dari sodara gue. Jadi emang di Jakarta selatan itu lebih duluan dibanding di sekolah gue di timur. Terus sodara gue tadi juga ngajak gue buat main secret. Jadilah gue nge-download aplikasi ini” – Saras qyla
Lain halnya dengan saras, ternyata peranan media sosial lain juga berpengaruh dalam ledakan secret di kalangan remaja Indonesia.
“pertama kali gue tau secret itu dari ask.fm. Jadi, ada yang nge-capture suatu tulisan di secret. Singkat cerita, akhirnya gue download deh” – Meilia widya
Karakteristik kebanyakan remaja yang memiliki rasa curious yang cukup tinggi membuat aplikasi ini mudah ‘menginfeksi’ mereka dan membuat rasa ketagihan dalam menggunakannya. Gue ga ngambil contoh yang jauh-jauh. Diri gue sendiri juga penasaran buat nyoba atmosernya secret. Seperti misalnya, gimana kita bisa nuangin ‘secret’ kita ke banyak orang. Juga gimana cara kita nanggepin ‘secret’nya orang.
“Kalo gue pertama kali download itu buat nge share quotes-quotes bijak” – Shafira Anandita
Seperti yang udah gue singgung sebelumnya, awalnya format secret itu berupa gambar dengan text di dalamnya. Tapi kemudian berubah format menjadi hanya text saja. Sedikit sekali gue rasa yang tau akan hal ini. Karna secret mulai booming ketika formatnya sudah mengganti menjadi text. Tapi justru dengan begitu, sama sekali tidak menurunkan nilai jual dari secret dan tujuan aplikasi secret itu sendiri. Justru, secret menghadirkan fitur yang membuat orang cenderung lebih leluasa untuk menceritakan pengalaman-pengalamannya
“gue pribadi ngeliat kalo secret tuh punya banyak cerita-cerita menarik, lucu-lucu. Gue juga mau ngeliat aja sih pandangan orang lain dalam nanggepin suatu hal. Kan kalo di secret, kita bisa ngeluarin pendapat sejujur-jujurnya” – Nisrina Husna
Yang menarik disini adalah ketika seseorang justru lebih percaya kepada orang asing dibanding dengan teman dekatnya sendiri. Mereka justru lebih merasa aman karna orang asing tersebut bukanlah siapa-siapa mereka. Sehingga secara tidak langsung menjadi jaminan bahwa ‘secret’ yang mereka ceritakan itu tidak tersebar ke orang-orang disekitar. Gue sempet nyoba buat ngeposting suatu tulisan dan singkat cerita, gue chat sama salah seorang yang ngasih komentar di postingan gue. Kemudian setelah gue banyak cerita yang gue lontarkan, ternyata orang yang chat sama gue tadi adalah “temannya teman” gue. Seperti yang gue bilang di awal, teori six degrees of separation berlaku disini. Kejadiannya gak jauh beda sama temen gue yang lain.
“gue pernah cerita ke orang, tentang banyak hal soal secret gue. Tapi ternyata setelah gue selidiki, gue Tanya-tanya segala macem. Ternyata dia itu temannya teman gue yang kenal gue” – Meilia widya
Ditengah tulisan-tulisan menarik, unik dan inspiratif. Ternyata tidak sedikit para pengguna secret yang menggunakannya dengan tidak bijak. Akibatnya, konten-konten tidak senonoh yang menjerumus pada hal yang menjijikkan bermunculan. Tidak sedikit pula mereka yang menggunakannya untuk membully orang juga menyebar aib.
“gangerti lagi deh sama yang ngebully di secret. Mereka kaya hilang akal sehat. Gue pribadi sih nanggepinnya dengan ngasih semangat ke orang yang di bully karna jujur, gue benci banget sama bullying” – Nisrina Husna
“ini kan namanya secret kan. Dari anon ke anon. mestinya tuh bener bener menjaga rahasia. Jadi gaperlu tuh yang namanya nyebut merk” – Saras Qyla
Penyebaran konten seperti itu seharusnya kita musnahkan. Cukup dengan menggeser postingan ke arah kiri layar. Maka konten tersebut akan ditindak lanjuti oleh developer. Dengan adanya kasus seperti itu, kita juga sebagai pengguna, agar dapat menggunakan secret dengan hat-hati. Hal yang perlu diingat adalah bahwa secret juga sosial media. Banyak orang yang tergabung disana. Tidak sedikit diantara mereka merupakan orang yang berniat tidak baik. Jadi, kita pun harus waspada dan bisa menggunakan media sosial dengan bijak.
“lo sebagai pengguna secret sendiri tau kan kalo kita mau comment ada tulisan ‘say something kind’ ya harusnya gitu dong. Bukannya say something rude. Menurut gue ya secret harusnya digunain untuk sekedar sharing dan minta pendapat. Bukan tempat untuk menyebarkan hal-hal yang aneh” – Nurhikmah Ilmi