Siapkah Kau Tuk Bela Negara?

belanegara

 

Tanggal 12 Oktober lalu melalui sebuah jumpa pers, Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu mengumumkan kebijakan program baru bagi warga Indonesia yang disebut sebagai Bela Negara. Program ini dikatakan dapat menjadi salah satu sarana yang akan amat menunjang para warga Indonesia dalam mengembalikan sikap nasionalisme yang pelahan luntur.

Walaupun jika dipikirkan hal ini sangat bermanfaat, tapi tetap saja tak luput dari perdebatan. Sebagian orang menyambutnya dengan positif namun tak sedikit pula yang masih meragukan.

Target pemerintah, Indonesia harus bisa kencapai jumlah 100 juta kader bela negara dalam 10 tahun, dinilai tidak realistis dan terlalu ambisius. Pasalnya, semakin banyak kader maka anggaran yang tersedot pun akan sangat besar. Sebenarnya menurut saya pribadi sebesar apa pun anggaran yang keluar tidak masalah jika hasil yang didapat kelak sesuai harapan. Dengan jumlah target sebesar itu saya sendiri sangsi apakah benar akan terwujud atau hanya sebatas wacana karena jangan sampai dana sebesar itu yang sebenarnya dapat dipergunakan untuk hal lain malah terbuang sia-sia. Tentu seharusnya kualitas diatas kuantitas bukan?

Disamping itu keterbatasan sarana diklat TNI yang hanya dapat menampung 600 tidak akan mampu menaungi 833.000 orang yang akan datang tiap bulan. Wah, nampaknya pemerintah harus berpikir ulang ya.

Keraguan lain adalah bagaimana cara kerja program ini yang masih gamblang. Banyak yang mempertanyakan apakah bela negara ini sama dengan wajib militer yang dilakukan Korea Selatan dan Singapura. Akan tetapi Kepala Badan Pendidikan dan Latihan Kementrian Pertahanan, Mayor Jenderal TNI Hartind Astrin menolak anggapan bahwa bela negara sama dengan wajib militer.

Seperti yang dikutip dari beliau bahwa kurikulum pelatihan bela negara tidak akan ada materi militernya sama sekali. Yang akan dipelajari dalam materi ini ialah lima nilai dasar: cinta tanah air, rela berkorban, sadar berbangsa dan bernegara, meyakini Pancasila, dan kemampuan awal bela negara fisik non-fisik.

Program ini akan diikuti oleh setiap warga negara yang berada di bawah 50 tahun, dari tukang ojek hingga pejabat sekalipun. Bahkan kabarnya anak tingkat TK pun akan ikut terlibat pelatihan demi mendisiplikan masa depan bangsa juga membantu program revolusi mental Presiden Joko Widodo. Pelatihan nampaknya akan berbeda perorang sebab bergantung pada umur si partisipan ini agar sesuai.

Materi program akan terbagi menjadi 70-80 persen teori, dan 20-30 persen lagi praktik lapangan. Praktik lapangannya sendiri mungkin hanya sekedar kegiatan luar ruangan (outbond). Sama sekali tidak ada militerisme bahkan angkan senjata mungkin hanyalah urutan ke-200 diantara materi bela negara lain.

Program bela negara diberitakan Kementrian Pertahanan akan dibagi menjadi tiga kategori yaitu kader pembina, kader bela negara, dan kader muda. Masing-masing kategori akan berbeda dari waktu pelatihan disesuaikan target capaian masing-masing peserta.

Pertama ada kader pembina. Para pesertanya akan melewati 1 bulan masa pelatihan dengan materi teori dan praktik lapangan. Diharapakan dari kategori ini dapat dihasilkan kader-kader yang mampu mensosialisasikan konsep bela negara yang dipelajari kepada orang lain.

Kedua adalah kader bela negara. Waktu pelatihan sangat singkat yaitu seminggu.

Dan yang ketiga yaitu kader muda. Para pesertanya hanya memiliki waktu 3 hari pelatihan bahkan diberikan kebebasan jika ada kepentingan lain. Misalnya anak sekolah.

Pastinya bukan program yang mudah untuk dijalani baik bagi pemerintah mau pun masyarakat. Tapi berhubung demi kepentingan bersama, demi keutuhan Negara Indonesia ini, dari saya pribadi ingin sekali program ini mencapai tujuan. Mengingat bagaimana keadaan Indonesia dewasa ini yang banyak menyimpang terlebih pada para remaja yang padahal kelak akan menjadi penerus bangsa.

Semoga program ini adalah pilihan tepat untuk mengembalikan moral-moral leluhur bangsa Indonesia. Pemerintah kali ini harus benar-benar membuat program bela negara berjalan sebagaimana mestinya tanpa penyimpangan. Jangan pula ada semacam kasus korupsi dana karena bela negara ini membutuhkan dana yang amat besar.

Jangan biarkan keadaan Indonesia makin terpuruk. Cukup sudah kita mengecewakan para pahlawan dulu yang mati-matian merebut Indonesia dari penjajahan. Seenaknya sekarang kemerdekaan ini malah kita isi dengan kegiatan membakar hutan? Kasus narkoba? Pergaulan bebas? Korupsi? Paling tidak jika kita tidak bisa membuat perubahan yang lebih baik jangan memperburuk keadaan.

Masa depan Indonesia ada di tangan kita. Jadi, siapkah kau tuk bela negara?

Fajria Maulidina

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *