Siapa Sebenarnya yang Butuh Literasi Digital?

Halo, P-assangers! Selamat datang di artikel pertamaku. Topik yang aku ambil hari ini adalah Literasi Digital dan Siapa yang Membutuhkannya. Menarik banget, bukan?

Topik ini nggak sembarangan aku pilih, loh. Jadi, baru-baru ini, Kementrian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) mengusung gerakan Siber Kreasi atau Gerakan Nasional Literasi Digital, yang dibawakan di Netizen Fair 2019 lalu. Gerakan ini bertujuan untuk menanggulangi penyebaran konten negatif di media sosial, seperti hoaks, cyberbullying, dan online radicalism.

Dewasa ini, seiring perkembangannya zaman dan kecanggihan otak manusia, masyarakat modern makin lama makin dekat dengan apa yang dikenal dengan media sosial. Media sosial dapat membantu masyarakat untuk menjadi lebih dekat, dengan menghubungkan orang-orang dari lokasi yang jauh hingga terasa begitu dekat, seperti sedang duduk bersebelahan. Media sosial yang kita gunakan ini sangat luas dan hampir tidak memiliki batasan sama sekali, loh.

Masalahnya, media sosial yang hampir tidak terbatas ini sering disalahgunakan oleh orang-orang untuk menyebarkan konten negatif. Contoh yang akan aku pakai sekarang yaitu informasi palsu atau hoaks yang jatuhnya cenderung menjatuhkan dan tidak memberuntungkan suatu pihak yang tidak mereka sukai. Nah, ada banyak sekali warga pengguna media sosial yang mudah tertipu dengan berita palsu tersebut sehingga bisa mengakibatkan perpecahan dan kerusuhan. Akibatnya, warga pengguna media sosial akan cenderung melakukan cyberbullying atau bullying lewat media digital. Tentu saja, ini merupakan hal yang sangat merugikan bagi masyarakat di Indonesia.

Solusi untuk masalah ini adalah Literasi Digital. Literasi Digital adalah kecakapan atau pemahaman seseorang dalam menggunakan media digital dan bertanggung jawab untuk memperoleh informasi dan komunikasi. Dengan ini, masyarakat setidaknya bisa memilah informasi yang masuk melewati media sosial dan membedakan mana berita yang palsu dan mana yang tidak. Selain itu, masyarakat juga dilatih untuk bisa memanfaatkan media digital sebagai platform untuk hal-hal yang lebih berguna, seperti berbisnis dan lain-lainnya.

Nah, yang butuh Literasi Digital ini sebenarnya siapa, ya?

Menurut keadaan negara sekarang, Literasi Digital sebaiknya digalakkan pada pemuda-pemudi Generasi Milenial serta remaja-remaja dan anak-anak Generasi Z. Mengapa demikian? Untuk membangun karakter penerus bangsa yang baik, jujur, dan berpotensi tinggi, maka kita bisa melakukannya dengan memanfaatkan teknologi yang sudah ada.

Dengan Literasi Digital, generasi penerus bangsa ini akan bisa memanfaatkan Media Sosial dengan baik, sebagaimana seharusnya, baik itu lewat penyebaran informasi yang berguna, lewat berkarya, atau bahkan berbisnis online. Dengan Literasi Digital ini pula, kita dapat mengembangkan potensi mereka dengan lebih maksimal, lewat media sosial yang sudah ada dan sudah amat dekat dengan kita semua. Dengan itu, generasi penerus bangsa kita akan memanfaatkan media sosial dengan baik dan tidak menyalahgunakannya seperti sekarang-sekarang ini.

Bagaimana pendapat P-assangers? Menurut kalian, apakah ada pihak lain yang membutuhkan Literasi Digital?

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *