Tak terasa sudah memasuki tahun ke-dua pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla. Pada Juli tahun lalu yang lalu, Koalisi Indonesia Hebat yang dipimpin oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan mencalonkan Joko Widodo (Mantan gubernur D.K.I Jakarta) dan Jusuf kalla (Mantan wakil presiden yang ke 10) melawan Koalisi Merah Putih yang dipimpin oleh Gerindra yang mencalonkan Prabowo Subianto (Ketua Umum Gerindra) dan Hatta Rajasa (Mantan menko perekonomian pada kabinet Susilo Bambang Yudhoyono). Hal yang menarik disini adalah 2 dari 4 nama diatas pernah bertarung di pemilu sebelumnya. JK, Sebelumnya bertarung di pemilu 2004 dimana beliau memenangi bersama SBY dan Prabowo Subianto, menjadi wakil presiden Megawati Soekarnoputri melawan SBY bersama Jusuf kalla.
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Jokowi adalah kalahnya Koalisi Indonesia Hebat pemilihan Dewan Perwakilan Rakyat. Hanya 208 kursi dari 560 kursi di DPR. Pula, tidak ada nama dari Koalisi Indonesia Hebat pada pimpinan DPR mulai Ketua (Setya Novanto, GOLKAR) Wakil (Fadli Zon, Gerindra, Agus Hermanto, Demokrat, Taufik Kurniawan, PAN, Fahri Hamzah, PKS) Pengecualian pada PAN yang baru keluar dari KMP untuk menyebrang ke KIH pada 2 September 2015.
Ada warna-warni dalam pemerintahan Jokowi-JK. Ada mentri yang rada nyentrik,ada mentri yang hanya lulusan SMA,ada peristiwa reshuffle dan menyisakan hanya satu nama,ada perseberangan antar koalisi. Salah satu sorotan adalah Susi Pudjiastuti, Mentri Perikanan. Susi tak segan membombardir dan menangkap kapal asing yang masuk teritori Indonesia. Ada juga Menko Kemaritiman Rizal Ramli, yang mengomentari semua hal (termasuk yang bukan urusan beliau).
Pada masa awal pemerintahan, Jokowi-JK seolah belum menemukan ritme pemerintahan. Keduanya melakukan perjudian dengan melepas harga premium kepasar (yang Cuma bertahan beberapa bulan), pelonggaran izin tenaga kerja asing, deregulasi ekonomi besar besaran dalam jangka waktu yang cukup pendek, dan lain sebagainya.
Perlambatan ekonomi dunia juga mewarnai setahun Jokowi-JK. Pertumbuhan ekonomi tiongkok menyusut sampai 7% membuat Indonesia terkena imbasnya. Belum lagi Federal Reserve (Bank Sentral Amerika Serikat) yang menghantui perekonomian negara berkembang dengan menspekulasi kenaikan suku bunga.Rupiah naik ke titik tertinggi sejak krisis moneter asia 1998. Namun, belakangan ini dikarenakan tidak stabilnya ketenagakerjaan di Amerika Serikat, Nilai rupiah pun kembali stabil ke titik 13.500-an. Hal ini membuat target pertumbuhan ekonomi di awal masa jabatan Pemerintahan Jokowi-JK yang menargetkan pertumbuhan 7% sulit dilaksanakan.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Haryadi B Sukamdani mengatakan, kalau dilihat setahun terakhir, boleh dibilang tim ekonomi agak bermasalah.
“Agak tidak memenuhi ekspektasi atau harapan. Tetapi setelah dilakukan reshuffle, dan dikeluarkan paket kebijakan I-IV, mulai menimbulkan lagi keyakinan bahwa pemerintah ini konsisten membawa ekonomi kita lebih baik,” ucap Haryadi
Masih dibidang ekonomi, pemerintah membuat paket kebijakan ekonomi hingga 5 kali sejauh ini dalam jangka waktu 3 bulan. Di paket yang terakhir, Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla menekankan pada revaluasi aset dan dana investasi real estate. Menurut Menko Perekonomian Darmin Nasution, pada revaluasi aset pemerintah akan beri insentif keringanan pada pada perusahaan. Jika perusahaan-perusahaan tersebut melakukan revaluasi, maka akan meningkatkan kapasitas dan performa finansial mereka. Dengan begitu, pada tahun-tahun berikutnya perusahaan-perusahaan itu akan mendapat profit besar.
Terjadi reshuffle sekali dalam pemerintahan Jokowi-JK ini. Dalam keputusan yang dibacakan di Istana Negara, Rabu (12/8/2015), Presiden Jokowi memberhentikan 5 menteri. Mereka adalah Menteri Koordinator Perekomian Sofyan Djalil, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Tedjo Edhy Purdjiatno, Menteri Koordinator Kemaritiman Indroyono Soesilo, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Andrinov Chaniago, Menteri Perdagangan Rahmat Gobel.
Presiden Jokowi lalu mengangkat Darmin Nasution sebagai Menko Perekonomian, Luhut Binsar Pandjaitan sebagai Menko Polhukam, Rizal Ramli sebagai Menko Kemaritiman, Sofyan Djalil sebagai Menteri PPN/Kepala Bappenas, dan Thomas Lembong sebagai Menteri Perdagangan.
Hal yang menarik disini adalah satu satunya menko yang tidak direshuffle adalah Puan Maharani (Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia).
Menurut survey Populi Center, rakyat amat menyukai sistem jaminan sosial ala jokowi. Mulai dari Kartu Indonesia Pintar, Kartu Indonesia Sehat, Kartu Keluarga Sejahtera. Dilanjutkan dengan Penyaluran dana ke desa dan pengalihan subsidi Bahan Bakar Minyak ke sektor produktif. Selain itu, kebijakan pengurangan BBM bersubsidi dianggap sebagai kebijakan yang paling mengecewakan, disusul dengan Konflik KPK-Polri dan pembekuan PSSI di lini persepakbolaan Indonesia. Hal ini menyebabkan tidak berjalannya kompetisi Liga di Indonesia.
sumber :
http://news.liputan6.com/read/2291949/reshuffle-kabinet-jokowi-lantik-5-menteri-dan-seskab-baru
http://nasional.kompas.com/read/2015/10/26/16435931/Ini.Kebijakan.Paling.Memuaskan.dan.Mengecewakan.dari.Setahun.Jokowi-JK
http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/15/10/22/nwlapr365-hari-ini-jokowi-luncurkan-paket-kebijakan-ekonomi-jilid-lima
diolah dan dianalisis oleh sudut pandang penulis.