Halo P-assengers!
Di kesempatan kali ini aku mau ngebahas tentang peringatan di akhir Oktober nih. Eh, jangan sampai ketuker sama Halloween yaa. Yang mau aku bahas adalah…
“PERINGATAN HARI SUMPAH PEMUDA”
Pada tanggal 28 Oktober 1928 (sebelum lanjut kalian sadar gak sih kalo ini bisa dibilang tanggal cantik? Hehe)terjadi sesuatu yang hebat. Mulai dari tanggal 27 Oktober sampai dengan 28 Oktober 1928, pemuda-pemuda dari penjuru Indonesia berkumpul untuk membahas tentang persatuan negara kita ini. Sadarkah kalian bahwa hal ini dapat terjadi bahkan tanpa bantuan pesawat dan smartphone! Jadi para pemuda ini hanya mengandalkan surat yang mereka kirim dan itupun harus menunggu lama untuk sampai ditujuan. Selain itu perjalanan panjang dengan transportasi laut juga tidak membuat mereka sedetikpun memikirkan ego masing-masing. Dengan tekat yang kuat terciptalah suatu peristiwa yang dicatat sebagai sejarah besar di tanah air tercinta ini.
Dari pemaparan singkat yang aku jelasin diatas, ada seribu satu makna yang bisa kita ambil. Wah banyak banget ya? Pada dasarnya segala sesuatu itu kalo kita gali lebih dalam pasti akan lebih bermakna juga. Setelah menggali sangat dalam nih ceritanya, aku menemukan hal-hal yang dilakukan oleh para pemuda pejuang tahun 1928 ini membawa arti besar terhadap pandanganku kepada pemuda pemudi di era digital ini. Namun sayangnya, banyak kepribadian-kepribadian positif yang telah luntur dari jiwa pemuda pemudi Indonesia sekarang dan dianataranya adalah :
1. Pendirian
Kalau tidak ada pendirian yang kuat mungkin tidak akan ada peringatan tanggal cantik ini.
Namanya juga manusia, tidak mungkin semua memiliki jalan pikir yang sama pasti ada saja yang tidak setuju dengan ide ini, dengan alasan ini itulah terlebih susahnya komunikasi di era tersebut. Dengan pemikiran ini dari sekelilingnya ditambah terpisahkan oleh jarak dan waktu, pemida-pemuda 1928 ini masih bertekad untuk mengadakan forum demi kepentingan bangsa ini. Coba lihat anak jaman sekarang, banyak yang belum berani teguh dengan pendiriannya sendiri. Ambil satu kejadian yang pernah aku saksikan.
(Sebut saja namanya Mawar)
“Mawar, jadinya kamu mau kuliah jurusan apa?” tanya ibu si Mawar.
“Aku masih gak tau ma, tapi kayanya aku mau ngambil teknik perminyakan deh”
“Loh kok tiba-tiba kesitu? Kamu emangnya udah tau apa aja yang bakal kamu pelajarin disana dan prospek kerjanya apa aja?” tanya ibu Mawar kembali.
“Ya aku kurang tau sih ma, tapi pacar aku bilang dia mau lanjut kesitu.”
Loh kok jadi bawa-bawa pacar? Nah hal-hal kaya gini yang masih sering terjadi. Gak usah jauh-jauh deh mikirin kuliah kadang kita mau beli barang aja suka terpengaruh sama omongan orang lain dan saat hal tersebut tidak sesuai dengan ekspektasi kita pasti ada aja alasan dari kitanya, “Tuh kan seharusnya gue ngikutin feeling gue aja. Ah lu sih kasih saran gak bener!” Sekarang temennya yang disalahin.
Jadi inti dari poin ini, aku mau ngajak teman-teman lainnya untuk teguh sama pendirian masing-masing (tapi dalam konteks yang positif yaa, kalo negatif itu mah ngeyel namanya). Eitss, jangan seneng dulu, artikelnya masih panjang nih (harus 5000 karakter nih guys soalnya, jadi sabar dikit ya). Lanjut ke poin kedua.
2. Berkumpul
Di era digital seperti ini kita suka lupa makna dalam berkumpul (perhatian pehatian ini bukan kumpul geng ya). Maksudnya berkumpul disini adalah bertatap muka secara langsung. Kata-kata itu dapat diartikan dalam berbagai makna, tergantung orang tersebut menangkapnya seperti apa. Hal ini pula yang sering membawa kesalah pahaman. Demi menghindari hal ini para pemuda pejuang ini rela bepergian jauh demi berdiskusi secara langsung. Jika kita kembali ke jaman sekarang, dengan maraknya smartphone di pasaran membuat kita dapat lebih mudah melihat satu sama lain. Walaupun dibatasi layar tipis tersebut. Tapi balik lagi, manusia ini gampang terlena dengan apa yang dimiliki. Kini bertatap muka secara langsung tidak lagi dianggap hal penting.
“Ketemuan yuk Sabtu! Kemana gitu.”
“Duh maaf ya gue sibuk, kita vidcall aja.”
“…oke”
Kalo boleh jujur sibuk diatas palingan sibuk nonton TV atau nonton youtube sambil ngemil sama sibuk istirahatin kaki. Bener gak tuh?
Nah makanya buat yang kedua ini aku mau mengajak teman-teman buat ngurangin kata-kata seperti, “PC gue aja”, “Vidcall-an aja entar”, “udah gampang bisa facetime”, “entar lu call gue aja”. Kalo kita emang masih punya waktu buat menyelesaikan masalahnya secara langsung kenapa harus ditunda dengan alasan diatas?
3. Keragaman
”Saya sudah datang jauh dari Sulawesi sana, tolong suara saya diprioritaskan.” Sahut pemuda Jong Celebes.
“Tapi kampung saya lebih dekat, jadi kalau ada apa-apa saya lebih cepat sampai.” Balas pemuda dari kalangan Jong Sumatranen Bond.
“Lo pada itu rapat diatas tanah nenek moyang gue, kagak usaha banyak ngomong! Ikut aturan main gue.” Timpal Pemuda Kaum Betawi.
Bayangkan hal ini benar-benar terjadi, apakah akan ada yang mengenang tanggal 28 Oktober tersebut? Kalau saja para pemuda-pemuda hebat ini tidak mengakui kesama rataan dalam suara, hak, dan kewajiban yang dimiliki, tidak akan ada perayaan tahunan yang bersejarah ini. Tapi pemuda-pemudi jaman sekarang bagaikan kembali ke titik awal, tidak dapat menangkap keindahan dalam keberagaman yang ada. Uang, harta, ras, warna kulit, kepercayaan, dan suku bangsa merupakan hal yang tidak bisa kita atur saat masih berada did alam kandungan. Salah siapa dia terlahir dengan harta yang berlimpah? Memangnya dia yang memilih untuk lahir dengan warna kulit gelap, lagipula apa salahnya?
Keberagaman inilah yang membuat Indonesia menjadi Indonesia, negara penuh warna dan makna. Tidak ada satu diatas yang lainnya, yang ada hanya satu bersama yang lainnya. Ayo pemuda-pemudi abad 21, bersama kita menjunjung Indonesia dengan serba-serbi keragamannya.
Sebenarnya masih banyak nih yang bisa dibahas dari paparan singkat yang aku kasih tadi, tapi kalau dilanjutin terus bisa-bisa malah sepanjang skripsi entar artikelnya, jadi kita cukupin segini dulu ya. Sebelum aku tutup, tentunya ada harapan-harapan yang aku doakan demi kemajuan bangsa ini, terlebih pemuda-pemudinya.
Semoga di tahun-tahun yang akan datang Pemuda-Pemudi Indonesia akan tumbuh menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan pemimpin-pemimpin terbaik yang pernah dunia kenal. Semoga di hari nanti kita akan kembali mengenang masa-masa ini dan tersenyum akan kenangan yang indah dan bukan menyesali atas apa yang telah atau tidak sempat dilakukan. Serta Pemuda-Pemudi Indonesia menjadi sesuatu yang dapat dibanggakan oleh bangsa dan negara, karena kitalah sang pembentuk bangsa, kitalah sang cermin dari ragam Indonesia.
Selamat Hari Sumpah Pemuda,
Nabilla Putri