Halo semuanya! Selamat tahun baru!
Gimana tahun baruannya? Seru gak? Apa ada yang tahun baruan tetep tidur seperti biasa kayak gue? Ya, tiap orang emang punya kebiasaan masing-masing buat ngerayain tahun barunya. Ada yang bakar-bakaran jagung, sate, dll. Ada juga yang sengaja keluar rumah buat makan sekeluarga di suatu tempat, ada yang ngerayainnya dengan nginep bareng-bareng di rumah temen dan cara-cara lainnya yang menyenangkan.
Setiap tahun memang mempunyai kesan masing-masing di dalamnya. Nah, sekarang gue mau kilas balik nih ceritanya tentang tahun 2015 dari Januari sampai Desember. Pelajaran-pelajaran apa aja yang gue dapet di 2015, dan mungkin sedikit selipan-selipan pengalaman gue yang buat 2015 berkesan. Ya walaupun gue ga hafal secara detail tentang semua kejadian yang gue alamin selama setahun terakhir.
Gue akan menjabarkan secara garis besar aja ya. Oke kita mulai!
Mulai dari masalah sekolah. Gue tipe orang yang super duper males dan mageran. Udah akut sih gue rasa, bahkan bisa beresiko banget kalau magernya udah kumat. Dan kalau mageran gue kumat pas UTS ataupun UAS, gue bisa bener-bener gak belajar. Bukan sepik-sepik yang “Aduh, gue gak belajar sama sekali, nih.”, lalu dengan kekuatan magic nilai gue tiba-tiba bagus. Nggak. Beneran jelek, asli. Jeleknya juga bukan yang “Aduh nilai gue jelek banget, nih!”, pas ditanya berapa, ternyata masih 8 sekian. Gue tau kok sakitnya gimana, nusuk. Bagi yang juga merasakan pahitnya kedua hal di atas, I feel you, teman. Eh maaf ya, curcol gini kan jadinya.
Lalu yang kedua. Tentang kecerobohan-kecerobohan gue yang buat masalah kecil menjadi masalah yang benar-benar serius. Apa yang lo perbuat adalah tanggung jawab. Gue akui gue tipe orang yang suka mengundur-ngundur pekerjaan, ini adalah akibat dari kemalasan gue. Ditambah dengan kekuatan mager yang super gede. Dan sebenarnya gue juga sadar, sangat banyak waktu yang sudah gue buang hanya karena kalimat yang dengan mudahnya gue keluarkan dari mulut gue, dan berdampak jelek bagi gue.
“Duh, mager ah!” atau “Duh, males banget ntar aja deh ngerjainnya, paling bentar juga selesai.”
Ya! Menyepelekan sesuatu. Menganggap semuanya mudah untuk diselesaikan dan mudah diatur. Selalu mengerjakan apapun pada detik-detik terakhir. Dan ini juga terjadi dalam hal pelajaran. Sistem Kebut Semalam (SKS) adalah cara belajar gue dari dulu. Dan yup, hasilnya memang menjadi tidak maksimal. “Ah, padahal, kalau lo belajar lebih giat dari itu, pasti lo bisa!” Tapi tetep aja nggak gue kerjain, gue nggak belajar lebih giat, cara belajar gue tetep SKS. Dan sepertinya sama sekali nggak ngaruh, tuh? Walau (sekali lagi) gue sadar, semua itu nggak bagus buat gue.
Gue juga suka lupa diri kalau gue itu anak SMA. Yang nggak lama lagi akan jadi mahasiswa. Cita-cita gue banyak, tapi kayaknya kalau gue masih gini-gini aja, dengan seluruh kemalasan, kecerobohan, mudah menyepelekan sesuatu, apakah satu dari semua impian-impian gue bisa tercapai?
Sukses itu nggak instan. Menurut gue, kesuksesan seseorang bisa digambarkan dari usahanya selama ini. Dan juga kekuatan doa yang ia panjatkan kepada Tuhannya. Banyak orang biasa-biasa saja, tapi ia rajin, ia berusaha keras, dan akhirnya ia sukses. Dan banyak juga orang-orang cerdas yang gagal di masa depannya, karena ia mudah menyepelekan sesuatu.
Dari gambaran yang gue kasih di atas. Gue mau nyebutin resolusi gue buat tahun 2016 ini :
1. Lebih rajin, tidak menunda-nunda pekerjaan.
Semoga dengan niat gue yang ini, nilai rata-rata rapot gue bisa naik terus sampai semester 5. Nilai-nilai gue stabil, di atas kkm, dan tidak lagi melakukan sistem SKS. Bisa mengatur waktu, tahu skala prioritas dan bisa menempatkannya dengan baik.
2. Menjadi diri yang lebih baik dalam hal apapun.
3. Bisa menentukan target yang sebenarnya.
Ya sepertinya yang gue jabarin di atas sudah cukup mewakili keinginan gue di 2016. Semoga keinginan-keinginan kalian juga bisa tercapai, ya! Aamiin.
Good luck! Semoga tahun 2016 bisa membawa kebaikan untuk kita semua.