Hai! Apa kabar semua? Udah kesekian kalinya nih gue nulis artikel di website PIDAS. Kali ini, gue mau ngebahas tentang sebuah buku nih! Eh- tunggu. Kok tiba-tiba banget ya gue mau nulis artikel tentang review buku? Itu karena, kami—seluruh anggota PIDAS mendapatkan tugas yaitu Hari PENTAS (Hari Pendidikan Nasional Untuk PIDAS). Nah, seluruh anggota PIDAS membawa satu buku untuk satu orang dan kami saling bertukar buku.
Banyak banget manfaat yang bisa didapatkan dari membaca! Kalo menurut opini gue sendiri sih, membaca itu salah satu hal yang sangat bermanfaat untuk mengisi waktu luang. Kenapa? Karena dengan membaca, kita bisa mendapatkan banyak kosakata baru dan pengetahuan lebih. Membaca juga bisa memperbaiki kondisi ekonomi kita loh. Membaca gak harus mengeluarkan uang. Kalian kan bisa pinjam buku ke teman, pinjam buku ke perpus, download e-book di internet. Daripada kalian jalan-jalan, makan cantik, kongkow-kongkow yang pasti bakal ngabisin uang, mending kalian baca buku deh!
Kali ini, buku yang bakal gue bahas adalah “School Friends #3: Persaingan di Silver Spires” yang dikarang oleh Ann Bryant.
Keterangan Buku:
Judul: School Friends #3: Persaingan di Silver Spires
Penulis: Ann Bryant (diterjemahkan oleh Kartika Sari Santoso)
Penerbit: PT Bhuana Ilmu Popular, Kelompok Gramedia
Tahun Terbit: 2011
Halaman: 166 halaman
Harga: Rp 35000
Sedikit sinopsis dari novel School Friends #3: Persaingan di Silver Spires, novel ini menceritakan 6 perempuan yang bersekolah di Silver Spires. Silver Spires merupakan sekolah dan asrama khusus untuk putri yang berlokasi di London, Inggris. Grace—tokoh utama adalah perempuan yang berprestasi, ia berasal dari Thailand. Grace memiliki banyak prestasi dalam hal olahraga terutama renang. Dengan prestasi Grace dalam bidang olahraga ini Grace pun mendapatkan beasiswa di Silver Spires. Karena bakat dan minat Grace dalam hal olahraga, Grace pun sering mewakili sekolah dalam kejuaraan-kejuaraan olahraga. Kelima sahabat Grace ini bernama Georgie, Katy, Naomi, Mia dan Jess. Awalnya, kehidupan Grace tenang-tenang saja. Tetapi belakangan ini, Grace mendapat semacam terror di sebuah chat room.
Menurut gue, novel ini cukup bagus untuk dibaca oleh cewek-cewek. Soalnya jalan ceritanya dan konflik-konfliknya tuh cewek banget deh! Kalo ada dari kalian cowok yang mau baca, gapapa juga sih, siapa tau kalian jadi suka. Tapi gue rekomendasiin buku ini buat cewek-cewek yang suka baca buku yang gak pake kata-kata konotasi yang berat. Buku ini mudah dimengerti dan dipahami. Ceritanya pun gak ngebosenin karena konfliknya juga realistis banget. Dimana konflik dalam novel ini adalah Grace yang sangat mahir renang, sering dipuji oleh teman-teman maupun guru-gurunya, dan mengikuti banyak perlombaan diterror oleh seseorang melalui chat room.
Kelebihan dari novel ini adalah:
1. Cover Yang Menarik
Warna ungu dengan beberapa corak bunga-bunga di halaman depan dan warna hijau di halaman belakang membuat novel ini terlihat manis dan menarik.
2. Perkenalan Tokoh Yang Unik
Berbeda dengan beberapa novel lain, novel ini memiliki gambar wajah tokoh utama dan teman-teman terdekatnya membuat para pembaca bisa membayangkannya.
3. Bisa Menjadi Penyemangat
Novel ini merupakan novel penyemangat. Mengapa? Karena berisi cerita-cerita tentang perjuangan seorang anak SMP. Dapat diketahui bahwa walaupun Grace diterror oleh seseorang, ia tetap berusaha untuk melakukan yang terbaik dan bersikap seolah-olah ia tidak apa-apa.
4. Bahasa Yang Mudah Dimengerti
Tidak perlu KBBI untuk membaca dan menikmati novel ini karena sejauh yang saya baca, saya tidak menemukan satupun kata-kata yang tidak saya mengerti. Mungkin karena ini novel untuk remaja ya?
5. Dapat Menumbuhkan Sikap Toleransi
Tokoh utama beserta dengan teman-teman terdekatnya berasal dari ras dan suku yang berbeda-beda. Walaupun berbeda ras, suku, dan warna kulit mereka tetap berteman dengan baik dan mereka tidak pernah menyinggung hal-hal tersebut sama sekali.
6. Menceritakan Sebuah Persahabatan Yang Kuat
“Ini yang terakhir, Grace. Kau harus memberitahu Miss Carol apa yang sedang terjadi. Dan kalau kau tidak melakukan itu, aku yang akan melakukannya.” Itu yang dikatakan oleh salah satu teman Grace setelah Grace mendapatkan ancaman-ancaman dari seseorang itu.
Adapun kekurangan dari novel ini adalah:
1. Terlalu Jahat (?) Untuk Anak SMP
Yang awalnya Grace merasa terancam, Grace bingung karena perkataan berikut: “Belum cukupkah siksaan hari Jumat lalu? Kau masih mau lagi?” Evita menjawab, “Kau penakut sekali. Aku tadi buruk sekali. Timku selesai terakhir, tapi aku tetap menyukainya” Kata-kata tersebut cukuplah melampaui batas untuk seukuran anak SMP, kelas 7.
2. Tokoh Utama Yang Terlalu Tertutup
” Tetapi saat masuk melewati pintu depan asrama, aku berhasil mengarang cerita bahwa aku menjatuhkan baju hangatku di lantai ruang ganti. ” Pernyatan tersebut merupakan tingkah laku tokoh utama di dalam novel membuktikan bahwa ia adalah tipe orang yang tertutup dan tidak ingin teman-temannya tahu bahwa ia sedang kesulitan.
3. Terlalu Banyak Tokoh Di Dalam Cerita
Gue sampe bingung kenapa banyak banget tokoh-tokoh di dalam novel ini. Temennya Grace aja udah banyak, ditambah orang-orang lain dari 3 atau 4 asrama lainnya. Guru nya pun banyak. Hal ini membuat gue bingung dan kurang fokus sama tokoh utamanya.
Kayaknya segitu dulu deh buat review buku kali ini, Bye!