Tidak terasa, tepat pada tanggal 20 Oktober 2015, kabinet presiden dan wakil presiden Indonesia, Joko Widodo dan Jusuf Kalla sudah menginjak usia satu tahun. Setiap warga Negara Indonesia pun tahu bahwa semenjak tanggal 20 Oktober 2014, pasangan nomor dua pada PEMILU 2014 Jokowi-JK ini resmi menggantikan posisi Susilo Bambang Yudhoyono dan Budiono yang menjabat menjadi presiden dan wakil presiden pada periode 2009-2014.
Mulai dari kampanye PEMILU 2014 lalu, banyak sekali kontroversi yang datang dari masyarakat mengenai Jokowi yang mencalonkan diri sebagai Presiden RI periode 2014-2019 karena Jokowi yang masih menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta sewaktu itu. Namun, banyaknya dukungan dari masyarakat membuktikan bahwa masyarakat percaya pada kepemimpinan Jokowi yang diharapkan akan membawa banyak pengaruh baik bagi Negara kita, Indonesia.
Setelah beberapa bulan ia menjabat menjadi presiden RI, masih banyak saja pro dan kontra yang datang dari masyarakat mengenai kebijakan-kebijakan yang Jokowi buat. Diantara nya adalah mengangkat Rini Smarno menjadi Meneg BUMN, pelantikan Ahok menjadi gubernur DKI Jakarta dan pelantikan jaksa agung HM Prasetyo.
Namun masih banyak juga kebijakan-kebijakan yang makah menguntungkan rakyat Indonesia, salah satunya adalah pembuatan ‘Tiga Kartu Sakti’ yaitu Kartu Keluarga Sejahtera, Kartu Indonesia Pintar dan Kartu Indonesia Sehat. Penerbitan tiga kartu sebagai salah satu bentuk kompensasi dari naiknya harga bbm dan harga kebutuhan pokok, rakyat miskin banyak yang terbantu karena kartu itu. Walaupun kartu itu belum tersebar ke seluruh wilayah di Indonesia.
Ke depannya Jokowi serta wakil beliau, Jusuf Kalla akan terus membuat perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik untuk Indonesia di bidang ekonomi, lapangan kerja, infrastuktur dan industri. Jokowi sejak awal sudah menyampaikan bahwa beliau ingin melakukan perubahan fundamental, tak sekadar memetik hasil jangka pendek. Pemerintah ingin membalikkan ekonomi yang tadinya berbasiskan konsumsi menjadi ekonomi produktif.
Artinya, produktif dari sisi manapun, mulai dari rakyat kecil yang bisa membuat lapangan kerja sendiri atau korporasi besar yang meningkatkan kesejahteraan pekerja, sampai investor yang mengamankan permodalan dalam pembangunan ekonomi.
Ditambah dengan berbagai aksi terobosan, kebijakan pemerintah terkesan bukan obat cespleng sekali minum di tengah pelambatan ekonomi yang mendesak kemampuan ekonomi masyarakat. Misalnya saja penghapusan subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang notabene mengikis daya beli sehari-hari, direlokasi untuk pembangunan infrastruktur, yang mungkin akan baru terlihat hasilnya di dua-tiga tahun mendatang.
Berikut beberapa hal yang tengah digarap pemerintah untuk mendorong perekonomian:
1. Fondasi
-Meningkatkan produktivitas, daya saing, dan kualitas hidup rakyat
-Mengubah ekonomi berbasis konsumsi menjadi ekonomi produktif
2 BBM
-Menghapus subsidi BBM
-Relokasi subsidi BBM Rp 200 triliun untuk program produktif dan infrastruktur
Indonesia sentris
3. Indonesia sentris
-Meningkatkan pembangunan Indonesia sentris, bukan Jawa sentris
-Meningkatkan pembangunan daerah perbatasan, terpencil, dan kawasan timur
-Meningkatkan pembangunan luar Jawa seperti tol Trans Sumatera dan Sulawesi, Trans Papua, Kereta api di Kalimantan dan Papua
4. Infrastruktur
-Mengurai proyek mangkrak, seperti Waduk Jatigede, tol Solo-Kertosono, Tol Cipali, dan PLTU Batang
-Membangun 208 jalan darat perintis di luar Jawa, pelabuhan, 19 bandara,
-Memerintahkan pembangunan 19 bandara baru, 177 penyebrangan perintis di luar Jawa
5. Perizinan
-Menjalankan pelayanan terpadu satu pintu
-Memangkas proses perizinan kawasan industri menjadi 3 jam
6. Paket kebijakan
-Meluncurkan paket kebijakan untuk meningkatkan kekuatan ekonomi
Paket I: deregulasi/debirokratisasi 134 aturan penghambat investasi
Paket II: meringankan pajak dan mempermudah perizinan investasi.
Paket III: insentif pada perusahaan dan kredit usaha rakyat
Paket IV: memperbaiki kesejahteraan pekerja dan mendorong lapangan pekerjaan.
7. Swasembada pangan
-Memerintahkan pembangunan 13 bendungan baru, jaringan irigasi, membangun 1 juta hektare lahan sawah baru, serta memerintahkan pengadaan traktor untuk petani.
Nilai tukar Rupiah (20/10/15) berada di Rp 13.648 per dollar AS turun 12% dari posisi setahun lalu 12.033. Setahun terakhir, rupiah melemah 12%. Rupiah paling lemah berada di posisi 14.698 (28 September 2015), sementara terkuat di posisi 11.991 (21 Oktober 2014)
8. Pasar modal
-IHSG berada di level 4.585,82 dari setahun lalu 5.040,53. IHSG tercatat mengalami pelemahan 9,9%.
IHSG berada di tingkat tertinggi level 5.523,29 (7 April 2015) dan terendah di posisi 4.120 (28 September 2015).
9. Kabut asap
-Menjatuhkan sanksi pada 10 perusahaan pelaku pembakaran hutan, yaitu sanksi paksaan pemerintah, sanksi pembekuan, dan sanksi pencabutan membangun infrastruktur seperti kanal air di sekitar lahan gambut.
10. Pertumbuhan ekonomi
-Pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II di posisi 4,67%. Bank Indonesia memperkirakan, pertumbuhan ekonomi tahun ini hanya 4,8%-4,9%, dari sebelumnya 5,1%. Pertumbuhan kuartal III diperkirakan sebesar 4,85%
Jokowi dan JK baru setahun menjabat menjadi presiden dan wakil presiden, bias kita lihat banyak sekali kebijakan-kebijakan baru yang tengan digarap bersama pemerintah Indonesia. Sekarang, kita doakan saja semua kebijakan itu terlaksana dan bias membuat Negara Indonesia ini mejadi Negara yang lebih baik lagi kedepannya.
Salam Tiga Jari, Persatuan Indonesia!