Remarkable 2015

image2015. Tahun ini adalah tahun paling mengesankan, mengejutkan, dan mewarnai sejauh saya hidup di dunia. Di tahun ini saya banyak mendapat pengalaman, cerita, dan pelajaran yang mengubah hidup saya, dan mengubah diri saya sendiri. Baik ke arah positif maupun ke arah negatif.

 

Tahun ini diawali dengan pertama kalinya saya pergi ke Mekkah dan Madinah untuk beribadah. Itu adalah salah satu pengalaman paling berkesan dalam hidup saya, karena saya tidak berhentinya takjub sepanjang perjalanan disana.

 

Lalu saya dipercaya menjadi ketua panitia acara akhir sekolah di angkatan saya waktu SMP. Disini saya belajar banyak. Saya masuk BK karena menghadapi konflik dengan para orang tua murid. Disaat teman-teman saya fokus menghadapi Ujian Nasional, fokus saya terbagi dua. Ujian Nasional dan acara akhir sekolah. Untungnya acara akhir sekolah itu berjalan dengan lancar, dan saya sangat bersyukur. Saya belajar menjadi pemimpin dan bagaimana berkerjasama dengan semua orang, khususnya orang yang lebih tua.

 

Saya pun menjalani Ujian Nasional, namun seminggu sebelumnya saya terkena demam berdarah. HAHAHA, itu pengalaman lucu. Satu keluarga pun panik. Saya langsung dilarikan ke rumah sakit. Pelajaran yang saya dapat? Kesehatan itu penting.

 

NEM yang saya dapat pun kurang memuaskan, tetapi untunglah tetap lolos dan bisa masuk SMAN 81 Jakarta ini. Sewaktu masuk SMP, disaat teman-teman saya sibuk mencari sekolah lanjutan, saya tinggal ongkang-ongkang kaki karena saya sudah dapat sekolah favorit dengan jalur non-test, hehehe (sombong). Nah, di tahun ini saya baru sadar, CARI SEKOLAH ITU SUSAH. Apalagi kalau incaran kita sekolah favorit. Penuh perjuangan, keringat, dan air mata. Hehehe, ini serius.

 

Saya pun mendapat teman-teman baru dan saya bersyukur memiliki mereka yang baik dan pengertian. Saya senang sekali bersekolah disini. Apalagi saya dapat masuk ke ekskul dalam bidang yang sangat saya sukai, yaitu jurnalistik. Ekskulnya yaitu … apalagi kalau bukan PIDAS?

 

Di tahun ini juga saya pertama kali merasakan kehilangan. Salah seorang sahabat saya di SMP, bernama Shuka Anjana, mengidap kanker sejak bulan Maret. Ia pun mengikuti UN susulan dan lulus dengan NEM cukup. Ia sempat masuk sekolah beberapa hari di SMA, lalu tidak masuk dan tidak ada kabar. Lalu suatu hari, saya mendapat pesan bahwa Shuka sudah meninggal. Saya sempat menjenguknya sekali sebelum UN, ia dalam keadaan sangat lemah. Ia beberapa kali menyuruh saya menjenguknya, dan saya selalu tidak sempat. Sampai ia meninggal. Saya sangat menyesal saat itu. Sampai sekarang pun saya masih menyesal, kenapa tidak menjenguknya lagi setelah UN. Tapi nggak apa-apa, Shuka udah nggak sakit lagi sekarang. Saya akan selalu mendoakan Shuka.

 

Disini pelajaran yang saya dapat adalah, manfaatkan waktu baik-baik dengan orang yang kamu sayang. Kita tidak akan tahu kapan mereka pergi, kapan kita tidak akan melihat mereka lagi.

 

Di tahun 2016 ini saya ingin berusaha menjadi lebih baik. Less judge, more respect. Target utama saya ingin menyenangkan hati ayah ibu saya. Saya juga ingin lebih banyak menghabiskan waktu dengan keluarga. Saya tidak ingin membuang waktu percuma.

 

Oh iya, salah satu yang saya pelajari di tahun 2015 juga, tidak ada orang yang sempurna. Jangan berusaha mencari yang terbaik. Kitalah yang harus berusaha menjadi yang terbaik. Jadi, di tahun ini, saya akan berusaha menjadi teman, sahabat, keluarga terbaik bagi orang-orang yang saya sayang.

 

Lalu saya ingin menjadi orang yang bahagia di tahun 2016. Karena bahagia adalah kunci segalanya. Saya akan melakukan apapun yang membuat saya bahagia. Pokoknya, tahun 2016 ini akan menjadi tahun yang membahagiakan bagi saya. Sukses belum tentu bahagia, tapi bahagia sudah pasti sukses.

 

Satu lagi, no more insecure. Saya belajar, sebelum mencintai orang lain, kita harus mencintai diri sendiri terlebih dahulu. Jadi saya akan belajar menerima keadaan diri saya apa adanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *