Rapat Raksasa Ikada: Peristiwa Sembilan Windu yang Lalu

Halo, P-assengers! Bagaimana kabar kalian? PIDAS81 berharap kalian selalu sehat dan bahagia, ya. Ngomongin tentang bulan September, ada satu peristiwa penting nih dalam sejarah kemerdekaan Indonesia. Dapatkah kalian menebaknya? Ya, itulah Rapat Raksasa Ikada. 

Oleh karena itu, PIDAS81 akan kembali membawa P-assengers ke dalam peristiwa bersejarah itu. Jadi, baca artikel ini sampai selesai ya, P-assengers!

Rapat Raksasa Ikada terjadi kurang lebih sembilan windu yang lalu, tepatnya pada hari ke-19 bulan September, tahun 1945. Awalnya, rapat ini akan dilaksanakan persis sebulan setelah kemerdekaan Indonesia. Namun, karena adanya ancaman dari pihak Jepang dan Sekutu, maka dimundurkan dua hari. Rapat ini dilaksanakan di Lapangan Ikada (Ikatan Atletik Djakarta) yang terletak di bagian pojok timur Lapangan Merdeka. 

Lapangan Ikada sendiri merupakan pusat kegiatan olahraga jauh sebelum Lapangan Senayan dibangun. Lapangan yang sering digunakan para atlet untuk berlatih ini pernah berganti nama beberapa kali. Pada zaman pemerintahan Hindia Belanda, tepatnya pada saat Daendels berkuasa, lapangan ini bernama Champ de Mars, yang kemudian berganti lagi menjadi Koningsplein. Saat itu, rakyat Indonesia lebih senang jika Koningsplein dinamakan Lapangan Gambir. Kemudian, Lapangan Gambir berubah nama menjadi Lapangan Ikada ketika pendudukan Jepang di Indonesia.  Saat ini, Lapangan Ikada merupakan kawasan Monas.

Kilas balik ke peristiwa tersebut, Rapat Raksasa Ikada diinisiasi oleh Komite Van Aksi yang pada waktu itu merupakan wadah bagi pemuda dan mahasiswa. Perkumpulan ini berhasil menggiring 300.000 orang ke Lapangan Ikada. Mereka bersikeras untuk membentuk suatu rapat besar karena kecemasan dan kekhawatiran akan tentara sekutu yang membentuk markas besar di Jakarta.

Pada hari itu pula, Presiden Soekarno sedang mengadakan sidang kabinet pertama dengan anggota KNIP. Sidang itu dilaksanakan dari pukul 09.00 WIB hingga 16.00 WIB. Di dalamnya, terdapat pertentangan tentang hadirnya Soekarno ke dalam Rapat Raksasa Ikada yang diinisiasi rakyat. Dengan segala pertimbangan, Soekarno pun mengakhiri sidang kabinetnya pada pukul 15.00 WIB. 

Keputusan Soekarno itu rupanya telah dipersiapkan oleh peserta Rapat Ikada. Mereka menjemput Soekarno dan rombongan pemerintah dengan sekelilingnya terdapat tentara Jepang bersenjata lengkap. Situasi mencekam itu tidak mengalahkan semangat para pemuda untuk menggelar rapat sore itu. 

Tak lama kemudian, sorakan seluruh peserta rapat seraya rombongan pemerintah tiba  bergemuruh di seluruh lapangan. Soekarno pun naik ke atas podium. “Kita sudah memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia. Proklamasi ini tetap kami pertahankan, sepatah pun tidak kami cabut. Dalam pada itu, kami sudah menyusun suatu rancangan. Tunduklah pada rancangan kami. Tenang, tenteram, tetapi tetap siap sedia menerima perintah yang kami berikan”. Itulah pidato yang disampaikan Soekarno. Pidato singkat namun mampu menyadarkan seluruh rakyat untuk mempertahankan kemerdekaan yang sudah diproklamirkan. 

Secara garis besar, Rapat Raksasa Ikada memuat empat hal penting: pertemuan Pemerintah RI dengan rakyatnya, perwujudan kewibawaan Pemerintah RI kepada rakyatnya, penanaman kepercayaan bahwa rakyat Indonesia mampu mengubah nasibnya sendiri, dan dukungan rakyat kepada pemerintahan yang baru terbentuk.

Nah, itulah peristiwa yang membawa kita ke masa sembilan windu yang lalu. Dengan artikel ini, kami berharap jiwa nasionalisme P-assengers makin meningkat, ya! Sekian dahulu artikel kali ini. Sampai jumpa di artikel-artikel berikutnya!

Referensi:

  1. https://id.wikipedia.org/wiki/Rapat_Raksasa_Lapangan_Ikada
  2. https://id.wikipedia.org/wiki/Lapangan_Ikada
  3. https://www.kompas.com/tren/read/2019/09/19/061000265/hari-ini-dalam-sejarah–mengenang-rapat-raksasa-di-lapangan-ikada-?page=all 
  4. https://metro.tempo.co/read/1507924/sejarah-hari-ini-rapat-besar-di-lapangan-ikada/full&view=ok 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *