Pros and Cons of the Digital Era

Halo P-assangers! Balik lagi nih sama aku Kayla! Dari Divisi P-Voice!! Duh udah lama banget nih aku gak bikin karangan, jadi tolong dimaklumin ya kalo agak kaku. Ya walaupun jarang bikin karangan, job desc aku sebagai scriptwriter sih, jadi sebenernya aku nulis sebuah bentuk karangan yang gak terlalu kayak karangan juga. Eh iya gak sih? Aduh maaf nih mulai gak jelas. Kalo gitu langsung aja deh ke topiknya yang kalo gak salah sih, tentang era digital. Hmm, sebenernya tanpa aku harus jelasin aku udah yakin P-assangers semua udah pada tau era digital itu apa. Toh kita sendiri, para pelajar Indonesia zaman ini, adalah yang paling merasakan perkembangan era digital itu sendiri. Semua aktivitas yang kita lakukan, juga informasi yang kita dapatkan, semuanya pasti lewat perantara sebuah perangkat digital. Sudah jarang sekali kita melihat orang-orang melakukan sesuatu dengan cara tradisional, tentunya ini merupakan dampak dari era digital yang sedang kita alami ini. Namun, itu hanya tip of the ice dari dampak-dampak yang dibawa oleh era digital ke kehidupan kita sehari-hari. Kalo mau tau dampak-dampak lainnya, baca ampe akhir ya, ocehanku ini!

 

P-assangers pasti pada tau kan stereotypenya anak muda zaman sekarang? Bahwa kita mendingan ketinggalan dompet dibanding ketinggalan Handphone? Walaupun aku sering sebel kalo dilabel kayak gitu, ungkapan itu gak sepenuhnya salah juga sih. Soalnya sekarang juga fungsi dompet bisa digantikan dengan handphone. Dengan maraknya dompet virtual seperti Gopay, OVO, dana, dan lain-lain, kesannya seperti kita bahkan tidak harus selalu punya uang fisik ketika bepergian. Tentunya ini menjadi salah satu dampak baik dari era digital yang sedang kita alami. Sebab dengan dompet virtual, segala transaksi bisa terlaksana dengan cepat dan aman, juga dalam waktu kapanpun. Jujur aja aku juga salah satu orang yang hampir gak pernah punya uang cash, tapi gopaynya terisi cukup banyak. Jadi bagi aku inilah dampak baik era digital yang paling kerasa.

 

Selain itu sih, pastinya fakta bahwa information gathering dan sharing jadi jauh lebih mudah buat dilakuin sekarang. Ada berbagai macam social media yang bisa kita jadikan sumber mengetahui informasi paling baru juga tempat kita menunjukkan dan memberitahu dunia mengenai apa yang sedang kita lakukan. Lewat socmed kita bisa dengan mudah mengetahui keberadaan teman-teman kita, begitu juga untuk mereka mengetahui tentang kita. Lalu, dengan social media, kita juga jadi bisa tetap terhubung dengan teman, keluarga, dan orang-orang terdekat kita yang lain, dimanapun dan kapanpun. Keberadaan teknologi tanpa ragu membantu semua orang dalam berkomunikasi dan saling memberitakan satu sama lain mengenai berbagai hal. Mau sejauh apapun tempat mereka dibanding kita, asal kita memiliki jaringan atau internet, kita pasti dengan mudah bisa bercakap lewat chat maupun telpon secara langsung. Bahkan orang yang sudah menacapai umur lewat dari 6o tahun juga sudah mulai menganal dan menggunakan perangkat elektronik untuk terhubung dengan anak dan cucunya.

 

Tetapi dengan perkembangan jaringan dan internet yang bisa dibilang sangat pesat, tentunya terdapat juga dampak buruk dari era digital ini. Salah satunya berhubungan dengan information sharing juga. Seperti yang kita ketahui, pada era digital ini semakin banyak informasi yang tersebar dimana-mana, hal ini tidak mengecualikan informasi palsu. Hal-hal seperti hoax, gossip tidak jelas, dan berita-berita yang sifatnya mencemar nama baik seseorang, juga makin sering kita jumpai di media manapun. Banyak sekali artis-artis yang reputasinya di hadapan publik hancur total hanya karena kebohongan dan antik-antik seorang jurnalis. Itulah mengapa kita ketika menulis artikel atau berita juga harus mengecek ulang fakta dan sumber-sumber kita, takutnya kita dengan main memasukkan informasi tanpa memilahnya malah berujung dengan hal buruk.

 

Berbicara tentang reputasi artis, tentunya kita tidak akan jauh dari topik komentar netizen-netizen mengenai berbagai artis. Lebih seringnya bahkan, komentar yang bisa kita lihat dan yang mendapat lebih banyak perhatian, adalah yang buruk. Sesungguhnya kita tidak tahu seberapa kuat mental seseorang dalam menghadapi nyinyiran dan komentar dari orang lain yang bahkan tidak kenal ataupun memiliki hubungan dengan dirinya. Namun, walaupun mereka tidak bersalah sama sekali, pasti tetap saja ada orang yang ingin mencaci maki personil tv atau personil terkenal di social media, hanya karena alasan yang tidak masuk akal. Semua haters yang meninggalkan komentar buruk pasti tidak merasa bahwa orang yang merea target akan membaca komen mereka. But little do they know, bahwa orang-orang yang mereka caci-maki itu, pastinya mengethaui caci-makian mereka terhadapnya, dan kita tidak tahu apakah mereka mudah terluka atau tidak. Kasus selebritas megidap penyakit mental karena komentar buruk netizen yang tidak difilterpun tidak sedikit. Bahkan ada juga yang sampai merengut nyawa mereka sendiri dikarenakan cyber-bullying yang sudah over dan tanpa pikir matang.

 

Lantas apakah ada solusi untuk menyeimbangkan dampak baik dan buruk dari era digital ini agar kita bisa menemukan sebuah jalan tengah yang membawa kedamaian bagi dua sisi dari koin yang sama ini? Menurutku sih, tidak ada solusi yang sangat obvious. Tapi yang paling penting, adalah kesadaran dari diri sendiri. Kesadaran disini maksudku adalah, setiap masing-masing dari kita, harus sadar dan tau apa yang boleh dan tidak boleh kita lakukan dengan internet. Karena kita tidak bisa memaksa orang lain untuk bersikap di internet dengan baik, namun kita bisa membuat diri kita sendiri menjadi salah satu orang yang bersikap baik di internet. Budayakan mengecek ulang setiap informasi yang kita dapat untuk menghindari menyebarkan hoax. Hindari meninggalkan komentar buruk di laman social media orang lain. Semua itu mungkin langkah kecil yang dilakukan oleh hanya satu orang. Namun, kita harus menjadi contoh yang baik bagi orang-orang di sekitar kita. Jika orang-orang terdekat kita mulai melihat kita menggunakan internet dengan bijak, tentunya lama kelamaan mereka juga akan sadar betapa pentingnya bijak dalam menggunakan internet dan social media.

 

Ya mungkn segitu dulu yang bisa aku tulis buat karangan kali ini. Jujur aku juga ngerasa karangan aku kali ini berantakan dan gak teratur banget. Apalagi tata bahasanya, kalimatnya panjang-panjang banget! Jujur mungkin gara-gara aku nulisnya malem-malem jadi pengen mood agak kayak filsuf gitu, jadi bahasanya sok-sok dikerenin. Padahal mah bijak aja enggak. Tapi kalo tentang penggunaan internet, pastinya aku tetep bijak dong! P-assangers yang lain juga harus bijak ya mulai sekarang! Semua yang kamu katakana di internet pasti akan berpengaruh terhadap sesorang, baik kamu sadari ataupun tidak. Jangan menjadi orang menyebalkan yang menyebarkan kebencian. Sebarkanlah cinta dan kebahagiaan untuk menjadikan dunia ini lebih indah dan berwarna! Sekian dari aku, Kayla, Peace out!!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *