Hai, P-assengers!
Sudah lama sekali ya, gak nulis artikel lagi di blog.
Berhubungan dengan Hari Pendidikan Nasional yang jatuh pada 2 Mei kemarin, PIDAS menugaskan seluruh anggotanya untuk membaca buku dan mengulasnya!
Nah, kali ini, saya akan mengulas singkat tentang suatu buku bacaan dari Disney Faires. Judul buku tersebut adalah “Prilla and the Butterfly Lies” yang berarti “Prilla dan Dusta tentang Kupu-Kupu”
Siapa Prilla? Mengapa ia berdusta? Dan apa hubungannya dengan Kupu-Kupu?
Yuk, simak artikel saya dengan baik.
Awal Cerita
Di sebuah desa Peri, tinggalah seorang Prilla di dalam Home Tree. Prilla merupakan peri yang sangat baik hati, dan ringan tangan untuk membantu siapapun! Dan Prilla merupakan satu-satunya peri bakat menyebrang ke daratan dan mengumpulkan tepuk tangan anak-anak.
Namun karena kebaikkan hatinya, Prilla tidak pernah berkata “tidak”. Ia sangat segan untuk menolak sesuatu, apalagi permintaan tolong dari teman-temannya. Sekalipun, berhubungan dengan hal yang ia sama sekali tidak suka.
Pernah sekali ia dimintai tolong oleh temannya, Nettle untuk mencukur bulu ulat. Prilla tidak suka ulat, baginya ulat adalah suatu mahkluk yang menjijikan. Tetapi, Prilla tidak ingin menyakiti hati Nettle. Sehingga ia menerimanya. Tak hanya sekali, Nettle pun meminta tolong Prilla lagi untuk membantunya mencukur bulu ulat. Prilla ingin menolak, tapi ia tidak sanggup dan tidak punya alasan yang layak. Akhirnya, Prilla pun berdusta, ia berkata bahwa dirinya lebih tertarik dan suka kepada kupu-kupu.
Dan pada akhirnya, semua permintaan tolong yang ia iyakan, dan kedustaannya pada Nettle hanya membuat ia kewalahan. Juga kebohongan sebenarnya tidak akan menyelamatkan kita, malah akan membuat sulit kita di hari berikutnya.
Karena Prilla selalu menerima permintaan tolong dari teman-temannya, ia kewalahan. Prilla sama sekali tidak mempunyai waktu untuk menggali bakatnya sendiri.
Hal-hal yang Dapat Dipetik
Dari buku ini saya belajar. Pertama, kita memang tidak boleh egois, dan harus bersikap ringan tangan. Tetapi jangan sampai, kita sama sekali tidak memikirkan kepentingan dan keadaan diri kita sendiri.
Di dalam hidup, kita harus menetapkan skala prioritas. Agar pada nantinya, kita bisa menentukan urusan apa yang harus di nomorsatukan.
Kedua, jika kita tidak suka terhadap sesuatu, ucapkan tidak suka dengan jujur dan jangan berbohong.
Menurut saya, wajar jika manusia memiliki beberapa hal yang ia suka dan tidak suka. Makanya, kalau kita tidak suka terhadap suatu hal yang terus-menerus ditawarkan kepada kita, bilanglah dengan jujur “maaf, saya tidak suka” tetapi dengan bahasa yang halus dan jangan sampai menyakiti perasaan orang lain. Pasti orang tersebut akan mengerti kok.
Ketiga, pentingnya menentukan minat dan bakat.
Karena dalam menjalani hidup, kita harus paham apa hal yang kita suka, apa minat kita, apa keahlian atau bakat kita, apa passion kita. Sehingga kita dapat menentukan tujuan dan cita-cita kita kelak.