Please Look After Mom

 

Hola-haloo P-assengers! Bertemu lagi dengan tulisan aku setelah lama gak nulis artikel di website ini.

As you can see, baru-baru ini banyak artikel dari anak PIDAS yang membahas tentang suatu buku. Hah? Kenapa tuhh? Jadi, untuk memperingati hari Pendidikan Nasional pada tanggal 2 Mei kemarin, PIDAS memperingatinya dengan cara menggalakan hari PENTAS!

Apa sih, hari PENTAS? Hari pentas seni? Loh, loh, loohh. Bukaan, hari PENTAS itu adalah singkatan dari hari Pendidikan Nasional Untuk Pidas. Di hari PENTAS ini, anak-anak PIDAS membawa buku cerpen, kumpulan puisi, ficlet. Intinya, buku yang mempunyai kriteria halaman dari 100 sampai dengan 300 halaman. Lalu, kita saling bertukar buku dehh. Seru banget! Literally, kayak ngedapetin buku baru (tapi sayangnya ini cuma sebatas dipinjamkan hehe).

Nah, kebetulan aku dapet buku yang lumayan padat dengan total halaman 295. Being the crazed-bookself, otomatis langsung ngerasa hype abis! Semangat buat ngabisin satu buku ini langsung. Tapi kehidupan berkata lain dengan datangnya pekan ulangan harian (cry a river) yang membuat kendala untuk melahap habis isi buku ini. Dan akhirnya justru baru menyelesaikan H-3 sebelum artikel ini dibuat.

Okaay, I think that’s more than enough. Saatnya kita membahas buku yang aku baca! Yaitu, Please Look After Mom karya Kyung-sook Shin.

 

Sudah seminggu Ibu hilang.

Itulah kalimat pertama yang menyapaku di bab awal. Otomatis aku langsung penasaran, “Kok, Ibunya menghilang?”

Karena setauku dan menurut pengalaman, wanita yang sudah dikategorikan sebagai ibu-ibu gak lazim menghilang begitu aja. Justru yang menghilang itu anak-anaknya, contoh: Kehilangan Ibu di Pasar Swalayan. Biasanya, kita yang menghilang tapi ini justru sebaliknya.

Otomatis aku langsung tertarik. Apalagi, dengan penulisan di dalam buku ini yang menggunakan sudut pandang orang pertama berhasil membuat pembaca berasa menjadi karakter ‘Aku’ ini.

 Setelah menit-menit awal menyelami buku ini, aku langsung ngerasa.. miris, ternyata seorang Ibu juga bisa ‘menghilang‘. Bermula dari Ayah dan Ibu karakter ‘Aku’ yang berniat mengunjungi rumah anaknya di Seoul dan berakhir dengan Ibunya yang terpisah karena banyaknya orang dengan Ayah saat hendak memasuki gerbong kereta di stasiun bawah tanah.

Park So-nyo adalah namanya. Seorang Ibu yang mempunyai dua pasang anak, 2 putra dan 2 putri yang memiliki kehidupan sukses di Seoul. Park So-nyo hanyalah wanita yang sederhana, ia dilahirkan dan dibesarkan di daerah kecil bernama Chongup. Ia tidak punya apa-apa, bahkan tidak bisa membaca. Tetapi, Park So-nyo memiliki suatu hal yang paling berharga di dunia. Kasih sayang yang sangat berlimpah terhadap keluarganya.

Perbedaan jarak yang jauh dan kesibukan masing-masing membuat keluarga ini menjadi.. dysfunctional.

Tidak ada sapaan hangat apalagi pelukan hangat untuk sang Ibu. Bahkan berkunjung untuk menemui sang Ibu pun dapat dihitung dengan satu telapak tangan. Walaupun Ibu sering menelpon untuk sekedar menanyakan kabar anak-anaknya, tetap saja rasa rindunya tidak dapat terobati begitu saja. Belum lagi kadang sang anak lebih dulu memutuskan sambungan telepon karena alasan sibuk.

Park So-nyo sangat menyayangi anak sulungnya, yaitu Hyong-chol. Ia selalu memprioritaskannya, seperti memasak mi (yang pada saat itu dianggap sebagai makanan istimewa) untuk Hyong-chol yang baru pulang dari kegiatan intensif belajarnya untuk memasuki perguruan tinggi. Bukan apa-apa, tetapi Park So-nyo mengharapkan anak sulungnya itu untuk sukses karena ia sebagai lelaki dan anak pertama dalam keluarganya.

Walaupun ia penuh dengan kasih sayang, tetapi ia dapat menunjukkan sisi tegasnya juga. Ibu dapat memukul tanganmu dengan penggaris jika kamu memakai tangan kiri untuk menulis walaupun kamu memang kidal. Karena Ibu sangat menjunjung tinggi etika dan ia menganut pemahaman ‘tangan kanan adalah tangan yang mendatangkan segala hal baik, sedangkan tangan kiri adalah hal buruk’ sehingga pamali jika menggunakan tangan kiri.

Ibu juga bisa marah jika berhadapan dengan suaminya yang malas bekerja pada saat itu. Karena kalau tidak ada yang bekerja, dari mana Ibu akan membeli dan mendapat makanan untuk keluarganya?

Park So-nyo juga bisa menjadi Ibu yang tegar. Di saat ada suatu guncangan untuk hubungannya dengan suaminya, ia mulai bersikap lebih tegas terhadap semuanya. Ia berhasil menata kembali keluarganya walaupun sang kepala sedang ‘pergi‘. Toh, di pertengahan musim dingin, sang kepala kembali lagi dengan langkah malu-malunya bagaikan dirinya yang baru pergi tadi pagi padahal ia sudah pergi dari musim panas.

“Sudah sembilan bulan lamanya Ibu hilang.”

Tepat di awal bab terakhir, dengan sedikit bulir air mata dan rasanya pengen nangis sesenggukan setelah mengetahui suatu kebenaran tentang kondisi Park So-nyo, sang Ibu. Membayangkan bagaimana seorang wanita tua renta mengelilingi Seoul dengan pakaian yang tidak mendukung pada saat musim dingin karena terakhir ia diketahui menghilang adalah pada awal musim panas.

Semua anaknya dan juga sang suami pun sudah berbulan-bulan larut dalam kilas memori mereka tentang sang Ibu. Larut dalam kesedihan dan juga yang terpenting penyesalan. Mereka baru menyadari bahwa banyak hal yang tidak mereka ketahui bahkan hal-hal kecil tentang Ibunya yang tidak bisa membaca dan menulis.

“Penyesalan selalu datang di akhir.”

Kira-kira inilah kalimat yang tepat untuk keluarga Park So-nyo ini. Penyesalan yang sangat besar dari keempat anaknya dan juga suaminya.

Lalu, scene terakhir dalam buku ini ketika ‘Aku’ menaruh rosario di depan Pietà dan berlutut. Memohon doa untuk Ibunya yang sampai sekarang belum ditemukan.

“Kumohon, kumohon jagalah Ibu.”


It’s been a rollercoaster ride for me. Buku karya Kyung-sook Shin yang sudah terjual lebih dari 1,5 juta eksemplar dalam kurun waktu setahun di Korea Selatan ini emang patut disukai. Bagaikan suatu teguran atau refleksi untuk diri sendiri bahwa kamu, sesukses apapun kamu, tidak boleh sampai melupakan jasa orang tuamu terlebih seorang Ibu.

Recommended! Buku ‘Please Look After Mom’ berhasil menjadi buku baru dalam daftar baca good reads-ku.

Thanks for reading and see you soon!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *