Halo P-assengers!
Wah, ketemu lagi sama aku di artikel yang terbaru ini.
Dalam rangka acara P-Channel, aku bersama kelompok mendapatkan tema #PIDASGEMA. Yeayy!
Ada yang tau gak sih maksud dari #PIDASGEMA itu apa?
Jadi di acara P-Channel ini, kami akan terus upload video-video beserta artikel-artikel yang menarik. Nah, #PIDASGEMA ini salah satu dari temanya, dimana kami akan mewawancarai suatu tokoh yang pastinya menarik, dan inspiratif. Penasaran kan siapa tokohnya??
Dikesempatan ini, kami telah mewawancarai Sani Budiantini Hermawan, seorang Psikolog. Beliau bukan hanya psikolog biasa, tapi beliau juga pernah masuk TV lho! Yaitu pada acara talkshow di suatu channel televisi yang terkenal dan masuk berita!!
Berikut adalah hasil wawancaranya
Wawancara kami awali dengan pertanyaan yang membahas tentang senioritas yang pastinya sudah akrab dikenal oleh mahasiwa maupun mahasiswi SMA. Senioritas adalah hal yang pasti ada di semua sekolah. Tetapi, para junior/adik kelas terbiasa meninggikan para senior sehingga muncul rasa takut. Berbeda halnya jika ada bullying. “Sebenarnya, para junior tidak boleh memiliki mindset yang berlebihan terhadap senior, misalnya terlalu meninggikan atau ketakutan. Memang ada senioritas yang tidak bisa dihindari, tapi cukup para junior berperilaku sopan dan alamiah saja, jangan sampai melawan. Berbeda jika ada bullying. Kalau memang ada terjadi bullying, saya sarankan untuk para junior melapor kepada guru BK atau ke orang tua, sehingga bisa meminta bantuan ke profesional. Yang jelas harus berbicara! Jangan takut untuk berbicara!” ujar Kak Sani.
Selanjutnya yaitu pertanyaan tentang bagaimana kalau anak yang telah di bully merasa takut dan tertekan sehingga tidak ingin melapor atau berbicara. Kak Sani menanggapi dengan ,”Menemukan keberanian untuk berbicara memang tidak mudah. Maka dari itu, ia harus yakin bahwa dia berada di ppihak yang benar. Kalau dia tidak berbicara, dia tidak bisa menyelamatkan orang banyak. Mungkin kalau dia berbicara sekarang, dia bisa menyelamatkn generasi yang bawahnya. Dunia ini bukan hancur karena orang jahat, tapi karena banyaknya orang baik yang hanya diam. Milikilah mindset kalau dia bicara, dia bisa menyelamatkan dia dan orang di lingkungannya.”
Pertanyaan berikut ini adalah pertanyaan yang sangat kita mengerti. Yaitu tentang bagaimana caranya menghadapi teman yang tidak mau bekerja saat ada kerja kelompok. “Kerja kelompok itu kerja berkelompok, bukan individual. Memang kalau ada teman yang tidak bisa bertanggung jawab, kita harus menyepakati bahwa kalau dia tidak mau bekerja, tidak akan dicantumkan namanya. Selain itu, sebelum memulai kerja kelompok, pembagian tugasnya harus jelas agar bisa dikerjakan bersama. ” tanggap Kak Sani
Selanjutnya, yaitu tentang membagi waktu. Di SMA, kita ingin sekali ikut organisasi-organisasi yang pastinya menyita waktu kita. Nah, bagaimana sih caranya membagi waktu?
“Kita harus tau bahwa organisasi itu penting, tapi belajar juga penting. Kalau ikut organisasi itu pillihan. Jangan sampai belajarnya kita tersingkir karena organisasi. Mba Sani saja dulu karena sudah ikut OSIS, dan ekskul, sambil makan saja belajar! Sehingga tidak ada waktu yang terbuang. Harus tau waktu itu penting, jangan disia-diakan.”
Masih dalam topik sekolah, bagaimana sih cara menanggapi masalah pertemanan sehingga tidak mengganggu kegiatan sekolah?
“Kalau kita punya konflik sama teman, itu sudah pasti ganggu belajar, dan bersekolah. Konflik pertemanan itu nomor 1 dalam stress. Kalau kalian memang mengalami itu, kalian harus yang pertama, memprioritaskan diri dulu. Kalian kan ke sekolah untuk belajar. Masalah pertemanan itu kadang kadang bisa diselesaikan secara langsung, dan bisa kadang kita diamkan dulu, nanti diselesaikan dengan baik. Jangan terburu-buru frontal menyelesaikan masalahnya, nanti hanya memperburuk konfliknya. Kita harus bisa jaga jarak untuk menata diri kita masing-masing. Dan ini bisa dijadikan pembelajaran untuk kedepannya”
Selanjutnya, adalah pertanyaan pribadi dari Argani, yaitu tentang depresi. Dewasa ini, banyak anak remaja yang merasa depresi dan insecure terhadap dirinya sendiri, sehingga ia merasa bahwa dirinya tidak cukup baik uuntuk orang lain, dan berujung dengan menyakiti dirinya sendiri. Pertanyaannya, bagaimana sih cara untuk menenangkan diri jika terjadi seperti itu?
“Pada masa remaja,, memang belum stabil emosinya. Ada naik turunnya. Kalau memang ada remaja yang berpikir untuk menyakiti dirinya sendiri atau bahkan sampai berpikir untuk bunuh diri, segeralah cari profesional untuk mengatasinya, karena sebenernya ada yang salah dengan dirinya. Harus tau bahwa remaja adalah masa dimana remaja membenci dirinya, jadi kuncinya adalah dengan mencintai diri kita sendiri
Nah, terakhir adalah pesan dari Kak Sani untuk kita, para remaja.
“Adik-adik, masa remaja itu adalah masa penuh tantangan, dari pertemanan sampai percintaan. Tapi jangan takut, karna tantangan ini kelak akan menjadi pembelajaran untuk kita. Terimalah berbagai keadaan ini dengan iklhas, dengan senang hati. Yang penting harus mencintai diri kamu sendiri. Harus bangga sama diri kamu. Kamu juga harus punya cita-cita, bangunlah cita-cita dari sekarang. Karena kalau tidak punya goals, nanti mudah stress, depressi. Percayalah dan yakinlah kalau kamu akan menjadi orang hebat”
Artikel ini hanya sebagian dari percakapan kami dengan Kak Sani, ingin tahu lengkapnya?
Klik link : https://youtu.be/8f7xTCORfbo
Sekian dulu ya dari aku, makasih telah membaca artikel ini!! Maaf kalau ada salah kata ataupun kesalahan minor lainnya, maklum manusia sis hehe.