Halo P-assangers! Jadi seperti yang kalian bisa baca dari artikel-artikel yang akhir-akhir ini dipost oleh beberapa anak PIDAS, kami sedang melakukan semacam perayaan Hari Pendidikan Nasional ala PIDAS yang disebut dengan Hari PENTAS atau Hari Pendidikan Nasional Untuk PIDAS. Jadi PIDAS saling bertukar buku dengan satu sama lain kemudian membuat artikel mengenai buku – dan pengalaman membaca buku – tersebut.
Buku yang gue dapat adalah “Danur” karangan Risa Saraswati. Buku ini sebenarnya lumayan terkenal di kalangan remaja jadi gue yakin sebagian besar P-assangers sudah pernah mendengar atau bahkan membaca buku ini. Buku ini bergenre Horror dan pada awalnya aku mengira buku ini akan bertemakan cinta saja berdasarkan pertama melihat cover di
bagian depan buku ini. Kira-kira begini synopsis buku Danur.
Jadi setelah aku membaca pada part pertama yaitu Gerbang Dialog, penulis mengajak kita sebagai pembaca untuk mengerti dan masuk ke dalam dunia milik si pemilik “Penglihatan Makhluk Asing”. Di sini penulis menegaskan bahwa “mereka” juga pernah hidup dan mempunyai kisahnya sendiri, kadang menyedihkan, kadang menyenangkan. Selain itu, untuk membuka “gerbang dialog” itu tak selalu dengan mudah terbuka. Di part ini, kita harus “Siapkan mata hati kita untuk mulai melihat mereka dari sisi berbeda”.
Next, part kedua dari buku ini adalah Anjung Temayun, disini penulis menampilkan Risa yang selalu bermain bersama dengan kelima “sahabatnya”. Risa lebih merasa hidup bila berinteraksi dengan “sahabatnya” ketimbang dengan manusia biasanya, yang menarik ialah Risa sering melakukan percobaan bunuh diri di umur yang masih kecil hanya untuk bergabung ke dunia kelima “sahabatnya”.
Nah selanjutnya part “Sendiri di Atas Bentala”. Part yang lumayan ini bercerita tentang bagaimana kisah salah satu sahabat dari Risa bernama “Peter”. Kisah ini cukup menarik untuk disimak karena banyak pelajaran hidup yang dapat diambil dari kisah ini. Hal yang pilu dari kisah ini adalah “Peter” yang selalu mengkhawatirkan Mama-nya meski telah berada dalam kegelapan yang abadi.
Berdecit bersama Hans dan Hendrick, ini part yang mengutip percakapan antara Risa dan kelima “sahabatnya”. Disini kita dapat mengetahui ciri khas masing-masing kelima “sahabatnya”. Unik dan menarik apabila kita membaca part ini karena percakapan mereka masih lucu dan kekanak-kanakan.
Caping Wajah William, part berikutnya menceritakan kisah sahabat Risa bernama “William”. William merupakan sosok anak yang mencurahkan berbagai emosinya menggunakan permainan biola-nya.
Filosofi Gigi, part yang satu ini mendeskripsikan sosok sahabat Risa bernama Jahnsen yang paling bungsu di antara mereka.
Filantropi Semu, part yang paling kontroversial menurut gw ,karena persahabatan Risa mulai pudar dan hilang dengan kelima sahabatnya. Hal ini disebabkan Risa tidak dapat memenuhi janji yang telah dia sepakati bersama kelima sahabatnya.
Bab-bab selanjutnya bisa kalian baca sendiri karena menurut gw beberapa bab memiliki arti dan makna berbeda tergantung sifat pembaca. So gw gak bisa mereview semua bab karena kalo gw review buku secara total , kalian malah gak jadi baca bukunya ye kan ^_^.
Menurut gua buku ini lebih cocok buat kalangan remaja hingga dewasa karena dengan kalian baca buku ini kalian semakin terbuka pikirannya dan yakin “mereka itu hidup dan ada di antara kita”, tergantung kalian ingin membuka Gerbang Dialog dengan dunia mereka. So buat kalian yang baca buku ini gw sarankan untuk membacanya di siang hari kalo emang gak kuat, ya kalo mau uji nyali coba aja baca tengah malam sambil gelap-gelapan di kamar sendirian. Udah dulu yaa P-assengers! ketemu lagi nanti di artikel selanjutnya yaa. Selamat membaca 🙂 See ya!!