Hai P-assengers! Kita bertemu kembali nih di salah satu artikel PIDAS. Seperti judul yang tertera, kali ini kita akan membahas topik yang mungkin tidak asing didengar oleh P-assengers, yaitu perlunya berpikir kritis di era pandemi. Nah, sebelum menyelami lebih dalam lagi, P-assengers tahu tidak apa itu berpikir kritis? Secara singkat, berpikir kritis dapat diartikan sebagai kemampuan untuk berpikir secara jernih dan rasional tentang apa yang harus dilakukan dengan cara menganalisa atau mengevaluasi informasi yang ada.
Pertama-tama kita harus tahu kenapa berpikir kritis itu penting? Dengan adanya kemampuan untuk berpikir kritis, maka seorang individu dapat berpikir dengan rasional serta logis dan mudah beradaptasi dengan berbagai keadaan. Apalagi, di kala pandemi seperti sekarang yang tidak hanya berimbas terhadap beberapa kalangan saja tapi juga memberikan dampak besar bagi seluruh masyarakat tanpa pandang bulu. Sayangnya, banyak orang tidak bisa survive dengan perubahaan yang drastis ini dan cenderung pasrah terhadap keadaan bahkan tanpa usaha untuk melewatinya. Padahal, dengan hanya berbekal pengalaman dan kemampuan untuk berpikir kritis, siapapun bisa bertahan bagai tembok kokoh. Mereka yang memiliki pemikiran seperti ini dapat mengintegrasikan berbagai analisa informasi yang mereka dapat untuk menemukan jalan keluar dari keadaan sesulit apapun itu.
Salah satu contohnya adalah dengan membuat keadaan kritis seperti sekarang menjadi pintu peluang. Kita tahu saat ini perekonomian sedang mengalami kondisi yang agak meresahkan dan tentu saja dapat berimbas kepada pelajar, seperti berkurangnya uang jajan bahkan mungkin tidak mendapat uang jajan sama sekali. Bagaimana cara kita menghadapi hal semacam itu? Tentu saja dengan bersikap kritis dan berimprovisasi dengan kreativitas. Kita bisa memulai dengan membuat usaha kecil seperti menjual hasil kerajinan tangan, olahan rumahan, dan menawarkan jasa yang sesuai dengan kemampuan masing-masing. Bukan hanya menambah pengalaman dan kemampuan analisis, dengan cara seperti ini kita juga bisa menambah uang jajan dan bahkan membantu perekonomian keluarga sedikit demi sedikit.
Nah, itu tadi baru salah satu penerapan nyata berpikir kritis di kala pandemi, masih banyak loh contoh kecil dalam kehidupan sehari-hari. Seperti menyelenggarakan acara virtual sedemikian rupa sebagai solusi dari peniadaan kegiatan offline dan banyak lainnya. Sekarang setelah P-assengers tahu pentingnya kemampuan yang satu ini, muncul pertanyaan berikutnya, yaitu bagaimana cara mengasah kemampuan berpikir kritis ini sendiri? Sebelumnya kita harus memiliki 3 keterampilan dasarnya terlebih dahulu, yaitu memiliki rasa keingintahuan yang tinggi (bukan berarti kepo), skeptis yaitu mempertanyakan informasi yang didapat sehingga tidak termakan hoax, dan kerendahan hati alias tidak gengsi untuk mengakui kesalahan serta terbuka terhadap kritik.
Cara untuk mengasahnya pun termasuk simpel seperti selalu bertanya, berlatih mendengarkan aktif, mengevaluasi kembali data serta fakta yang ada, mencari alasan yang logis, melihat suatu masalah dari berbagai sudut pandang, dan menyimpulkan solusi paling tepat terhadap suatu isu dengan pemikiran yang objektif serta sistematis. Dengan terus menerapkan beberapa hal ini kemampuan berpikir kritis kita dapat terus terasah dan meningkat seiring berjalannya waktu.
Bagaimana P-assengers? Artikel kali ini memang agak berbeda dari artikel sebelum-sebelumnya. Aku berharap informasi yang P-assengers dapatkan dari sini dapat bermanfaat dan memberikan dampak yang positif, ya. Sampai sini dahulu perjumpaan kita! Have a great day, P-assengers!
Sumber referensi:
- https://www.sehatq.com/artikel/cara-belajar-berpikir-kritis-dan-manfaat-yang-bisa-didapat
- https://www.dosenpendidikan.co.id/berpikir-kritis/
- http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2012/11/contoh-contoh-keterampilan-berpikir.html#:~:text=Mengidentifikasi%20isu%20sentral%20atau%20masalah,Menentukan%20manakah%20informasi%20yang%20relevan.
- https://lifestyle.kontan.co.id/news/4-cara-ini-bisa-melatih-berpikir-kritis-anda-bisa-dicoba-siapa-saja?page=all