Pengusaha Cuman Buat Orang yang Males!

“Wah sotau lo lut! Dimana-mana yang namanya pengusaha itu pekerja keras!”

“Jangan becanda lo lut, ga cuman pengusaha, semua hal itu gabisa sukses dengan males!”

“Haha gila lo ya lut?”

Haah? Jadi pengusaha cuman buat orang yang males aja?

 

 “Hey nak mana pr kamu?”

“Belum selesai bu…”

“Dasar pemalas! Yang lain aja sudah selesai masa kamu belum!”

“Iya maaf bu..”

 

Sangat kontroversial pengusaha yang selama ini kita kenal kaya, pekerja keras, tak pantang menyerah, inovatif, dan lain-lain. Namun bagi penulis sang pengusaha hanya dianggap bagi orang pemalas. Ya memang ada pengusaha yang stagnan biasa aja, ga maju-maju tapi ada pula pengusaha yang terus maju bergerak stabil dan tetap melangkah ke depan seperti bill gates, apple corporation, Samsung, google, kfc, mcd, dll. Namun di sini penulis ingin memberitahu tentang prinsip dari sang pengusaha sejati, ya pemalas.. loh kok?

Mungkin pembaca pernah mendengar kutipan

“Semua orang belum tentu cocok jadi pengusaha,

tapi semua orang bisa menjadi pengusaha.”

Be entrepreneur or nothing

Be successful or nothing

Life is your choice

It depends on you.

In the end, we only regret the chances we didn’t take.

 

It depends on us, malas telah terbentuk dengan makna yang negatif. Sungguh malang sekali nasib si ‘malas’ ini. Ia terbentuk dengan celotehan, cemoohan, teguran yang negatif. Ya memang pada dasarnya seperti itu, jika ada suatu tugas namun kita menundanya, mengulur hingga tak usai maka pemalas lah kita. Dan hal-hal lain yang tak terselesaikan pada deadline yang telah ditentukan. Namun, bagi sang cerdik, dengan piawainya mereka mengartikan malas dengan hal yang berbeda. Di sinilah persepsi dimainkan. Persepsi bagaikan tata surya. Dengan matahari sebagai pusatnya, dan kita adalah planetnya, dan planet yang manakah Anda dalam menilai sang Matahari? Anda sebagai Pluto yang menganggap matahari tak adil ataukah sebagai merkurius karena terlalu panas, atau sebagai bumi karena telah menyejahterakan banyak umat.

Malas? Ya, beneran malas. Hanya orang sukses yang pantas jadi pengusaha bahkan jadi apapun yang ia inginkan. Hanya orang malas yang bisa menjadi segalanya. Tapi hanya 5 kategori malas yang bisa bikin jadi orang pengusaha sukses dan segalanya.

 

    1. Malas kalau rezekinya cuman segitu

“Perhatikan olehmu sekalian, sesungguhnya perdagangan itu di dunia ini adalah sembilan dari sepuluh pintu rezeki.” ( HR Ahmad ).

” … Bekerjalah, hai keluarga Dawud, untuk bersyukur (kepada Allah).” (QS. Saba’: 13).

Rasulullah kan pernah bilang, 9 dari 10 kunci rezeki itu ada di perdagangan.

Sementara berdagang adalah jantungnya berwirausaha.

Jadi, ya pengusaha itu memang cuma cocok bagi orang yang malas kalau rezekinya segitu-segitu aja. Karena dia merasa kalau rezekinya cuma segitu maka kontribusi dan dampak yang dia berikan juga segitu aja (beda kalau rezekinya lebih besar).

 

  2. Malas Kalau Manfaatnya Cuma Segitu

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.”  (HR. Ahmad)

Siapa bilang jadi pengusaha itu hanya memikirkan profit dan untung? Hal itulah yang menjadikan perbedaan antara pengusaha dan pedagang, ya pengusaha tak hanya menjual barang dagangan tapi memikirkan strateginya bagaimana bisa menyebarkan seluas-luasnya barang dagang tersebut kepada pasar secara luas.

Menjadi pengusaha kan berarti kita mencoba membantu pelanggan kita untuk memenuhi kebutuhan mereka kan? Disitulah titik pentingnya.

Jika kamu masih berpikir bahwa pengusaha itu landasannya adalah keinginan untuk kaya, akan kalah sama pengusaha yang landasannya ingin membantu orang.

Beneran lho!! 🙂

 

  3. Malas Kalau Usahanya Cuma Ada Satu

Nah kalau yang ini ibarat rezeki adalah sungai yang mengalir, maka jangan siapkan satu ember buat menganbilnya. Buatlah 2, 3, 4, bahkan berbelas-belas ember agar mengambilnya lebih cepat. Hehe..

Tapi tentunya fokuskan dulu pada usaha yang sedang kita bangun. Kalau sudah mapan, barulah membuat usaha-usaha yang lain.

 

4. Malas kalau Temannya Cuma Segitu

Dari Anas bin Malik ra, bahwa Rasulullah saw bersabda : “ barangsiapa yang ingin diluaskan rizkinya dan dipanjangkan umurnya ( kebaikannya ) maka bersilaturahmilah. (HR. Al-Bukhari)

“Yap, silaturahmi itu memanjangkan umur dan melapangkan rezeki.”

Nah, itu memang benar. Pengusaha sukses itu rata-rata malas kalau temannya cuma segitu-segitu aja. Jaringannya luas dan bisa saling memberi manfaat. Jadi, kalau kamu malas temanmu segitu-gitu aja, maka menjadi pengusaha adalah upaya yang cocok banget buat kamu. Hehe..

 

    5. Malas Kalau Ilmunya Cuma Segitu

Ini juga penting lho. Karena kalau menjadi pengusaha itu kan dituntut untuk terus kreatif dan inovatif terkait pergeseran dan perkembangan usaha yang sangat cepat dan kompetitif apalagi di masa yang sekarang ini. Iya kan??

Beda sama mereka yang mungkin kerjanya itu-itu saja maka memang akan sulit mengembangkan ilmu. Tetapi kalau pengusaha, ilmu ga berkembang ya terancam bangkrut.

 

    6. Malas Kalau Ibadahnya Cuma Segitu

Yang ini spesial nih. Menjadi pengusaha itu berpotensi membuka pintu-pintu ibadah yang lain. Misalnya, meningkatkan jumlah zakat, meningkatkan jumlah sedekah, membangun masjid atau tempat ibadah, dan lain sebagainya.

Jadi buat mereka yang memang malas kalau ibadahnya cuma segitu, bisa sedekahnya cuma segitu, dan zakatnya cuma segitu-gitu aja, maka menjadi pengusaha cocok untuk kamu.

Oke, jadi itu dia alasan kenapa hanya orang malaslah yang cocok jadi pengusaha. Pengusaha itu kan sebenarnya merupakan pilihan profesi. Tapi, kalau kamu memang ga cocok ya ga usah jadi pengusaha. Masih banyak pilihan profesi lainnya 🙂

 

“Dasar pemalas!”

“Iya dong harus bangga jadi pemalas, malas rezeki cuman segitu aja, malas ilmunya cuman segitu aja, dll hehe”

Hidup adalah perjuangan.

Kesulitan hanya akan dialami oleh orang yang berusaha.

Keberhasilan hanya akan dirasakan

oleh orang yang mengalami kesulitan dan bisa mengatasinya.

Sumber: Kaskus, Google, & opini

Luthfi Abdur Rahim (3)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *