SMA Negeri 81 Jakarta kembali mengadakan program unggulannya yaitu Trip Observasi yang ke-44 dengan tema “Membangun Kreativitas dan Integritas dengan Budi Pekerti Luhur Trampil dan Cerdas dengan Semangat Kebersamaan Melalui Kegiatan Trip Observasi ke-44 SMA Negeri 81 Jakarta” bertempat di Kampung Sukamanah, Desa Puteran, Kecamatan Cikalong-Wetan, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat pada tanggal 20-23 Desember 2014. TO yang telah menjadi tradisi SMAN 81 Jakarta ini pertama kali dilaksanakan pada tahun 1972 di Desa Parakan Salak, Sukabumi. Selanjutnya program ini dilaksanakan setiap tahun untuk seluruh siswa kelas X dengan lokasi desa yang berbeda-beda. Program ini mengkombinasikan berbagai kegiatan seperti Penelitian Ilmiah yang dikenal sebagai charta, pengenalan alam lingkungan pedesaan melalui kegiatan penjelajahan, dan penanaman jiwa sosial melalui bakti sosial serta karakter kemandirian dan keimanan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Seperti tahun-tahun sebelumnya program TO ini melibatkan berbagai kalangan pihak mulai dari guru, staf, orang tua murid, pengurus OSIS dan MPK, pengurus Rohis dan Rohkris, serta beberapa murid SMAN 81 Jakarta yang menjadi perwakilan ekstrakurikuler sebagai panitia. Sebelum program TO ini berlangsung, pada tanggal 8 Desember kami siswa kelas X dikumpulkan untuk pemberian nama angkatan. Angkatan saya adalah yang ke-23 dan diberi nama Hector, yang merupakan tokoh panglima perang dalam perang Troya. Hector berarti berpendirian teguh, berani, kuat, dan cerdas. Semua siswa kelas X tanpa terkecuali yang laki-laki diwajibkan untuk botak 1 cm dan yang perempuan dikuncir dua dengan pita warna cokelat Centurion yaitu angkatan kakak kelas kami. Pada esok harinya pembagian regu TO diumumkan. Siswa kelas X terbagi dalam 25 regu dan siswa kelas XI terbagi dalam 3 regu yang masing-masing terdiri dari kurang lebih 10 orang. Saya sendiri mendapat regu yang ke-22. Sebelum pra TO dilaksanakan, kami harus menentukan siapa yang menjadi komandan regu atau danru, komandan kedisiplinan atau komdis, sekretaris bendahara atau sekbend, dan komandan yel-yel atau koyel. Tiap regu juga harus menyerahkan nama regunya yang dinamakan dengan nama pedang karena Hector identik dengan pedang. Regu saya bernama Hearteater yaitu sebuah pedang yang ada di Games of Thrones. Kami juga diberi tanggung jawab untuk pembuatan name tag, headband, dan vendel yang sulit tapi menyenangkan. Kemudian pada tanggal 16-17 Desember, kami melaksanakan kegiatan pra TO. Diawali dengan pembuatan mini charta serta presentasinya pada hari pertama pra TO tersebut. Charta tersebut terbagi dalam 5 tema yaitu pendidikan, sosial budaya, pertanian dan perikanan, transportasi, dan kesehatan. Regu saya mendapatkan tema sosial budaya tetapi sayangnya regu kami tidak menang. Oleh karena itu, regu saya harus membantu regu yang memenangkan tema sosial budaya tersebut pada saat membuat charta sesungguhnya di lokasi TO. Pada hari kedua pra TO kami dengan bimbingan guru pembimbing atau gubing dan kakak mitra atau kamit membuat masakan yang nantinya akan kami makan sendiri sebagai latihan memasak pada saat TO nanti. Ada juga pelatihan PBB dan PMR serta sosialisasi lagu TO yang diciptakan oleh Pak Masrial hari itu. Hari yang ditunggu-tunggupun tiba. Pada tanggal 20 Desember kami berangkat menuju Desa Puteran lokasi TO kami. Hari pertama TO tidak banyak kegiatan, sebagian besar waktu kami dihabiskan untuk memindahkan barang-barang bawaan kami ke rumah regu kami masing-masing dan pencarian data untuk charta. Esok harinya kami melakukan senam pagi, apel pemberian bintang sementara dan melanjutkan pembuatan charta yang juga akan dipresentasikan hari itu juga. Menurut jadwal pada malam harinya seharusnya ada acara api unggun dengan penampilan seni dari regu tetapi karena tidak didukung oleh cuaca jadi kami hanya menghabiskan waktu di rumah. Hari ketiga adalah hari yang paling utama dan menyenangkan karena kami akan melakukan penjelajahan yang sangat ditunggu-tunggu. Sayangnya karena saat itu saya sedang piket jadi saya tidak ikut penjelajahan melainkan ikut lomba memasak nasi goreng atau nasi tumpeng di rumah. Menurut anggota regu saya yang ikut penjelajahan, penjelajahan itu sangat asik karena bisa berkeliling desa dan rela kotor-kotoran menghadapi belut dan lumpur. Agak kecewa saya mendengarnya karena tidak bisa ikut tapi apa boleh buat karena yang ikut penjelajahan dibatasi karena sebagian dari mereka yang tidak ikut harus mengikuti lomba memasak tersebut. Pada hari itu juga seharusnya kami menampilkan baju adat yang berbeda-beda tiap regu dan penampilan seni yang batal kemarin tapi lagi-lagi tidak jadi karena hujan. Biarpun hujan turun malam itu perang vendel tetap ada. Sebelum perang vendel regu saya tidak tidur untuk mempersiapkan strategi dan latihan terlebih dahulu. Sayangnya regu saya kalah dalam perang vendel tersebut sehingga vendel kami terpaksa harus diambil oleh kakak PO. Hari terakhir adalah saat pembagian bintang dan penghargaan yang terdiri dari Mahaputera untuk regu terbaik, Satya Lencana untuk kamit terbaik, danru terbaik dan komdis terbaik. Selain itu kami harus menghadapi ujian terakhir dari kakak PO yaitu mendapatkan tongkat komandan danru atau kodan kembali dan kami berhasil sehingga kami dinyatakan lulus TO. Setelah itu kami membereskan rumah tempat tinggal kami selama 4 hari 3 malam tersebut dan barang-barang bawaan kami untuk dimasukkan ke dalam truk dan bus yang akan mengantar kami pulang ke Jakarta. Sungguh amat menyenangkan ikut TO. Saya belajar untuk mandiri dalam hal merapikan tempat tidur, memasak, mencuci piring, dan lain-lain. Tidak hanya itu, sewaktu di lapangan kita harus tepat waktu dan tidak boleh egois ketika berbaris. Kenapa? Karena kami satu angkatan yang harus kompak. Ketika ada satu di antara kami yang dimarahi, kami semuapun kena marah sehingga kami secara tidak disadari juga belajar untuk berargumen membela teman kami. Sedih sekali TO harus berakhir dalam 4 hari saja padahal saya pernah mendengar bahwa TO yang ‘jadul’ diadakan bahkan selama seminggu! Pengalaman serumah dengan teman-teman yang tadinya tidak begitu kenal menjadi sangat akrab bahkan sampai tahu aib-aib mereka pun juga adalah hal yang langka dan bahkan tidak akan terulang lagi.