Menolak Lupa: Bandung Lautan Api

Halo, P-assengers! Bertemu kembali di weekly article bersama PIDAS81, nih. Kira-kira P-assengers tahu nggak kalau ternyata di bulan Maret ini kita akan memperingati hari peristiwa Bandung Lautan Api? Lebih tepatnya pada tanggal 23 Maret. Iya, peristiwa bersejarah yang lagunya sering kita nyanyikan saat upacara sekolah. Bandung Lautan Api sendiri adalah kejadian dibumi hanguskannya kota Bandung pada 23 Maret 1946 untuk mencegah tentara Belanda dan sekutunya menjadikan kota tersebut sebagai markasnya. Tapi itu baru segelintir kecil dari keseluruhan ceritanya, lho. Yuk, disimak kelanjutannya!

Semua ini awalnya terjadi saat pasukan sekutu datang  ke Indonesia pada 12 Oktober 1945, usai memenangkan Perang Dunia kedua. Mohammad Ully Purwasatria dalam penelitiannya menyampaikan bahwa tentara tersebut hanya datang untuk membebaskan tentara sekutu dari tahanan Jepang. Tapi usut punya usut, tentara Belanda ternyata memboncengi pasukan sekutu dan memiliki niat untuk menguasai Indonesia lagi. Dari titik ini lah mulai terjadi pergolakan dari rakyat Indonesia atas kehadiran Belanda.

Apakah P-assengers tahu bagaimana peristiwa tersebut dapat terjadi? Marilah kita menilik kembali kronologi dari peristiwa Bandung Lautan Api.

Peristiwa Bandung Lautan Api terjadi pada tanggal 23 Maret 1946, kurang lebih setahun setelah kemerdekaan Indonesia diproklamasikan. Peristiwa ini berawal dari kedatangan pasukan sekutu, bagian dari AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies), ke Indonesia. Ternyata, mereka dibonceng oleh NICA (Netherlands-Indies Civiele Administration) atau pasukan Belanda. Tujuannya tak lain dan tak bukan ialah untuk mengambil alih kemerdekaan Indonesia.

Berawal dari kedatangan pasukan sekutu yang dipimpin oleh Brigadir MacDonald pada tanggal 12 Oktober 1945. Mereka menduduki Bandung Utara. Tak lama setelahnya, mereka mengeluarkan ultimatum pertama agar seluruh rakyat yang bersenjata, kecuali TKR (Tentara Keamanan Rakyat), menyerahkan senjatanya kepada pihak sekutu. Ketika ultimatum tersebut digaungkan, mantan narapidana Belanda mulai melakukan tindakan semena-mena di Bandung.

Pada malam tanggal 24 November 1945, Angkatan Perang Republik Indonesia melakukan penyerangan pada markas AFNEI di bagian utara, tepatnya di Hotel Homan dan Hotel Preanger. Penyerangan itu menyebabkan dikeluarkannya ultimatum kedua kepada Mr. Datuk Djamin, Gubernur Jawa Barat saat itu, agar rakyat dan tentara meninggalkan Bandung Utara. Ultimatum ini berlaku hingga tanggal 29 November 1945 pukul 12.00. Jika tidak dilakukan, maka sekutu akan bertindak keras.

Setahun berlalu, ultimatum tersebut tidak digubris sama sekali. Mereka bersikeras untuk mempertahankan Bandung. Selain itu, mereka juga kebingungan karena terdapat dua perintah sekaligus yang isinya berbeda satu sama lain. Pemerintah RI di Jakarta memerintahkan agar Bandung tidak dikosongkan. Sedangkan, Markas Komando TRI di Yogyakarta memerintahkan agar Bandung segera dikosongkan. Tak lama kemudian, Panglima Tertinggi AFNEI, Letnan Jenderal Montagu Stopford, memerintahkan Soetan Sjahrir selaku Perdana Menteri RI agar militer Indonesia yang ada di Bandung segera meninggalkan wilayahnya hingga radius 11 km di luar pusat kota.

Pada pukul 10.00 tanggal 24 Maret 1946, TRI atau Tentara Republik Indonesia dibawah komando A.H. Nasution mulai menyerang wilayah sekutu dan melakukan pembakaran sekaligus pengungsian rakyat di Bandung Utara. Setelah matahari terbenam, mereka melakukan strategi ‘bumi hangus’. Malam itu, Bandung menjadi lautan api.

Tak perlu khawatir, P-assangers! Bagi P-assangers yang ingin melihat gambaran mengenai perjuangan rakyat Indonesia di Jawa Barat saat itu, kita dapat melihatnya di Monumen Perjuangan Rakyat. Monumen Perjuangan Rakyat? Ada dimana, ya? Nah, Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat sendiri terletak di Jalan Dipati Ukur No. 48, Kota Bandung. Lokasinya berhadapan dengan Gedung Sate dan di depan Kampus Universitas Padjadjaran (Unpad), Kota Bandung. Tepat di bawah Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat ini, terletak sebuah museum yang secara detail menceritakan berbagai macam peristiwa penting perjuangan rakyat Jawa Barat melawan penjajahan dan pemberontakan, P-assangers.

Museum ini pun menampilkan diorama penting dalam sejarah Jawa Barat. Mulai dari ditemukannya manusia Sunda di gua Pawon, peristiwa Bandung Lautan Api, Bojongkokosan hingga perlawanan Pangeran Kusumadinata XI, bupati Sumedang tahun 1791-1828 atau yang lebih dikenal sebagai Pangeran Kornel, terhadap Herman Willem Daendels, Gubernur Jendral Hindia Belanda. Museum Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat ini juga menampilkan sejarah asal mula Bandung, lho!

Nah, bagaimana, P-assangers? PIDAS81 harap, artikel kali ini dapat menambah wawasan P-assangers mengenai sejarah bandung lautan api, ya! Jangan lupa untuk mengunjungi Monumen Perjuangan Rakyat juga, P-assangers, selain dapat mengetahui sejarah Bandung dari zaman ke zaman, kita juga mampu mengambil sisi positif dari kerja keras perjuangan masyarakat Jawa Barat, dalam memperjuangkan cita-cita berupa kebebasan. Sampai ketemu lagi di weekly article selanjutnya, P-assangers!

Sumber referensi:

  1. https://tirto.id/sejarah-peristiwa-bandung-lautan-api-penyebab-kronologi-tokoh-gajf
  2. https://www.kompas.com/skola/read/2020/08/21/150000569/latar-belakang-terjadinya-bandung-lautan-api
  3. https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/sejarah-singkat-peristiwa-bandung-lautan-api-9008/
  4. https://nl.wikipedia.org/wiki/Bandung_Lautan_Api
  5. https://tirto.id/sejarah-peristiwa-bandung-lautan-api-penyebab-kronologi-tokoh-gajf
  6. https://www.kompas.com/skola/read/2020/08/21/150000569/latar-belakang-terjadinya-bandung-lautan-api
  7. https://rri.co.id/bandung/budaya-dan-wisata/936180/ingin-tahu-cerita-perjuangan-rakyat-jawa-barat-mampir-saja-ke-museum-monpera?utm_source=news_main&utm_medium=internal_link&utm_campaign=General%20Campaign

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *