P-assengers pasti pernah mengalami tekanan akibat rutinitas yang melelahkan dan menguras banyak tenaga. Akibatnya kalian mengalami stres berkepanjangan, bahkan depresi. Namun, seringkali kondisi itu tidak segera ditangani. Padahal, tekanan akibat rutinitas pekerjaan ternyata bisa membawa masalah bagi kesehatan P-assengers, lho. Kondisi ini dikenal dengan burnout syndrome. Lalu, apa itu burnout syndrome?
Burnout adalah kelelahan emosional, fisik, dan mental yang disebabkan oleh stres berlebihan dan berkepanjangan. Keadaan ini terjadi ketika kalian kewalahan dan tidak dapat memenuhi tuntutan pekerjaan secara utuh sehingga menyebabkan P-assengers kehilangan minat dan motivasi terhadap rutinitas yang sedang kalian jalani. Burnout juga dapat mengurangi produktivitas serta membuat penderitanya merasa tidak berdaya dan putus asa.
Keadaan ini tidak bisa dipandang sebelah mata karena efeknya dapat menyebarluas ke semua aspek kehidupan—termasuk kehidupan di rumah, sekolah atau kantor, dan kehidupan sosial. Tak hanya itu, sindrom ini juga membuat penderitanya rentan terhadap beberapa jenis penyakit. Gimana? Masih mau menganggap burnout itu penyakit ringan? Tentunya enggak, kan? Makanya, P-assengers harus bisa menangani kondisi ini dengan baik dan tepat.
Layaknya penyakit pada umumnya, burnout tidak muncul begitu saja. Terdapat gejala-gejala tertentu yang bisa menandakan kalian terjangkit penyakit ini. Memang pada awalnya gejala-gejala tersebut tidak kentara, tetapi akan berubah lebih parah jika tidak segera ditangani.
Tanda dan gejala kelelahan secara fisik:
- Merasa lelah setiap saat;
- Imun melemah dan sering sakit;
- Sering sakit kepala dan nyeri otot; dan
- Perubahan nafsu makan dan pola tidur.
Tanda dan gejala kelelahan secara emosional:
- Merasa gagal dan meragukan diri sendiri;
- Merasa tidak berdaya, terjebak, dan kalah;
- Tidak berpendirian, merasa sendirian;
- Hilang motivasi;
- Meningkatnya persepektif negatif terhadap sesuatu atau seseorang; dan
- Menurunnya kepuasan dan pencapaian.
Tanda dan gejala kelelahan secara perilaku:
- Lepas tanggung jawab;
- Mengisolasi diri sendiri;
- Menunda-nunda pekerjaan;
- Menggunakan makanan atau obat terlarang untuk mengatasi burnout;
- Melampiaskan rasa frustrasi kepada orang lain; dan
- Melewatkan pekerjaan.
Nah, setelah kalian tahu gejala-gejala dari burnout, P-assengers juga harus tahu penyebab dari burnout itu sendiri. Langsung aja disimak penjelasan PIDAS di bawah ini, ya!
Penyebab kelelahan yang berhubungan dengan pekerjaan:
- Kalian merasa sepeti tidak memegang kendali terhadap pekerjaan;
- Kurangnya pengakuan atau penghargaan terhadap pekerjaan yang baik; dan
- Terlalu menuntut dalam melakukan pekerjaan.
Penyebab kelelahan yang berhubungan dengan gaya hidup:
- Terlalu banyak bekerja, tidak ada waktu untuk bersosialisasi dan beristirahat;
- Kurangnya dukungan dari orang-orang terdekat;
- Terlalu banyak mengambil tanggung jawab tanpa bantuan dari orang lain; dan
- Kurang tidur.
Kepribadian yang dapat menyebabkan kelelahan:
- Perfeksionis;
- Pesimis terhadap diri sendiri dan dunia luar; dan
- Kebutuhan untuk memegang kendali; enggan untuk mendelegasikan pekerjaan kepada orang lain.
Gejala dan penyebab burnout udah PIDAS kasih tahu, nih. Sekarang saatnya PIDAS kasih tahu P-assengers tentang bagaimana caranya mengatasi sindrom ini. Yuk, kita simak!
Apakah kalian menyadari tanda-tanda kelelahan tersebut? Atau bahkan kalian sudah melewati titik puncaknya? Mencoba melewati kelelahan dan melanjutkan pekerjaan apa adanya hanya akan membuat kerusakan emosional dan fisik. Sekarang saatnya P-assengers untuk berhenti sejenak dan mempelajari langkah-langkah yang dapat membantu kalian melawan dan mengatasi sindrom burnout ini.
Mengatasi burnout memerlukan pendekatan “Tiga R” yaitu:
- Perhatikan dan sadar akan tanda-tanda kelelahan yang datang menghampiri P-assengers.
- Atasi dampak kerusakan fisik, mental, dan emosional akibat burnout dengan mencari dukungan dan mengendalikan stres.
- Bangun ketahanan diri P-assengers terhadap stres dengan menjaga kesehatan fisik dan emosional.
Nah, itulah beberapa informasi mengenai sindrom burnout beserta cara mengatasinya. Mulai sekarang, jangan lagi menganggap stres sebagai masalah sepele ya, P-assengers! Karena, stres berkepanjangan bisa membawa kalian kepada sindrom burnout ini.
Sekian dulu artikel PIDAS hari ini, semoga bisa bermanfaat dan membantu P-assengers sekalian, ya! Sampai bertemu di artikel-artikel selanjutnya. Bye-bye!
Sumber Referensi:
https://www.helpguide.org/articles/stress/burnout-prevention-and-recovery.htm