Halo, P-assengers! Selamat datang pada secarik kisah pendek yang akan menceritakan perjalanan sosok ‘Qanita’ ini. Baiklah, aku akan memulai kisah ini dengan lahirnya sosok bayi perempuan yang akan memulai paragraf pertama kisah pendek ini. Semoga kisah singkat ini bisa menemani waktu luang P-assengers selama PSBB ini, ya!
Sosok bayi perempuan itu diumumkan lahir pada tanggal 20 November, di kota Surabaya. Nama lengkapnya Qanita Cahya Najmi. Sedari balita, ia sangat suka mencoret dinding dengan crayon warna-warni yang tentu bisa kita tebak, akan memunculkan omelan dari Ibunya. Sepertinya dia belajar dari omelan Ibunya, nih, hingga berakhir menggoreskan crayon pada secarik kertas putih tulang.
Rupanya, secarik kertas berwarna-warni tersebut mengantarkan dirinya yang sudah menginjak sekolah TK, pada sekian puluh perlombaan menggambar, mewarnai, melukis, dan kawan-kawannya. Sekian belas piala berkat crayon warna-warni dan dukungan Ibunya berhasil didapatnya.
Perjalanan sekolah dasarnya bisa dibilang cukup rumit dan banyak lika-liku. Lulus sekolah dasar ia mempunyai 5 rapot dari sekolah dengan provinsi maupun kota yang berbeda. Yap, mengekori ibunya yang dinas di Surabaya, Tangerang, Bangka Belitung, Bandar Lampung, hingga menginjak kelas 5 SD sampai sekarang kelas 11 SMA memutuskan untuk menetap di Jakarta Timur.
Perjalanannya yang penuh pengalaman baru membuatnya selalu antusias dalam menggali pengalaman baru pada setiap aspek hidupnya. Salah satunya mengantar pada pijakannya sekarang di SMAN 81 Jakarta, yaitu menjadi bagian dari PIDAS81. Masih ingat dengan hobinya mencoret-coret kertas putih? Yap, hobi itu terbawa hingga ia berdiri sekarang. Membuatnya bergabung dengan PIDAS81 sebagai anggota Humas Media yang identik akan design-nya.
Selain antusiasmenya dengan design, isu sosial politik selalu menariknya sedari menduduki bangku SMP. Antusiasmenya banyak membuatnya berpikir akan masa depannya, menyusun strategi, mencari segala cara merealisasikannya, dan tentunya memulai pengejarannya kecil demi kecil untuk mencapai mimpi-mimpinya. Perjalanannya masih pajang, namun untuk sementara harus berakhir di paragraf ini.
Sampai jumpa suatu hari. Doakan semoga Qanita bisa meraih mimpi-mimpinya, ya, P-assengers!