Melalui kesulitan untuk kehormatan,
17 Agustus 2016, menjadi salah satu hari terhebat dan—selamanya jadi hari yang akan saya ingat sepanjang hayat saya. Di mana saya mengucap sumpah jabatan Pengurus OSIS, dan berderaian air mata. Di mana saya—dengan Pengurus OSIS lainnya dengan bangga dan dengan sangat hormat mengucapkan “TRATVA!” secara amat lantang. Hingga memberikan penghargaan terakhir untuk kakak-kakak kami tercinta, Narmagatra Nirvandhiya.
“Jadilah orang yang proaktif.”
Mungkin, itu salah satu nasihat yang paling saya ingat dari beribu nasihat lainnya dari kakak-kakak Gatra. Bagi saya, suatu kebanggaan dan kehormatan yang luar biasa bisa dididik dan ditempa mentalnya oleh kakak Gatra. Sudah tidak bisa digambarkan lagi seberapa besar jasa mereka untuk saya. Di saat saya seringkali tidak percaya kepada pemikiran saya, mereka mendidik saya dan capsis lainnya untuk terus maju, terus berkembang, terus melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain. Bagaimana jadi orang yang proaktif, tangguh, teguh pendirian, berprinsip, dan banyak hal lainnya. Ketika perjalanan yang saya lewati begitu sulit, mereka tidak segan untuk menyemangati saya. Membantu untuk membuang pikiran “jelek” saya yang menghalangi saya untuk terus berkembang menjadi pribadi yang lebih baik. Mereka keras dan juga tegas dalam mendidik adik-adiknya, tetapi hasilnya terlihat jelas. Di kala saya sudah tidak mendengarkan nasihat-nasihat dari mereka lagi, entah mengapa, terasa ada yang hilang. Karena, setiap omongan yang mereka katakan pasti saya tulis dan saya tempel di dinding kamar saya.
“Mengapa?”
Karena menurut saya, prinsip harus dibentuk. Dan merekalah salah satu pembentuk prinsip saya di hidup ini. Mungkin saya sudah kehabisan kata-kata untuk mengekspresikan rasa sayang saya untuk kakak-kakak Gatra. Entah berapa ribu kali saya mengatakan bahwa saya sayang sekali dengan kakak-kakak Gatra, entah berapa kali. Karena memang itu yang sebenarnya. Karena, saya hanya bisa bilang bahwa saya sayang sekali dengan mereka. Saya rindu GATRA,
dan begitu pun Tratva.
—
Menjadi Pengurus OSIS menjadi salah satu penghargaan terbesar dari Tuhan untuk saya—dan juga menjadi salah satu impian saya sedaridulu. Menjadi Pengurus OSIS berarti menjadi teladan untuk murid lainnya di sekolah. Bukan suatu perkara yang kecil, karena itu adalah suatu tanggung jawab yang sangat besar.
Kami, Pengurus OSIS masa bakti 2016-2017 memiliki nama kabinet GANATRATVA ASKADRIDHA, yang berarti “Pasukan yang Independen, Bersinar, Teguh dan Tegas.”
Kami melewati masa-masa sulit bersama, masa-masa senang bersama. Kami berjuang bersama. Kami pun juga menangis bersama.
“Kebersamaan timbul karena kesulitan.” ujar salah satu kakak Gatra.
Ya, benar. Kami memiliki ikatan yang sangat kuat karena kami sudah sering bersusah payah bersama-sama. Menangis bersama-sama. Kami dididik untuk memiliki mental yang tahan banting. Yang siap menghadapi masalah kapanpun tanpa terduga.
Seperti moto kami yaitu, “Per Angusta, Ad Augusta” yang berarti “Melalui Kesulitan Untuk Kehormatan.”
Kembali pada pelantikan, 17 Agustus 2016.
Saya dengan Tratva yang lain mengikuti upacara bendera terlebih dahulu.
Lalu, datanglah acara yang ditunggu dan cukup mengharukan, yaitu pelantikan Pengurus OSIS dan pendemisioneran Pengurus OSIS lama.
Hal yang paling haru, menurut saya, adalah ketika kakak-kakak Gatra membuka jas mereka dengan penuh hormat dan juga orang tua kami memakaikan jas Pengurus OSIS kepada kami, Tratva. Semua hal berpadupadan. Dari sedih, senang, bangga, dan juga penuh penghormatan kepada kakak-kakak Gatra. Entah mengapa, rasanya sulit sekali untuk “lepas” dari mereka. Sangat sulit. Dan juga, hal yang paling saya ingat adalah ketika kakak pendahulu saya yaitu Kak Pradipta Deffinika memakaikan saya slayer Pengurus OSIS Narmagatra Nirvandhiya. Saya tidak dapat membayangkan kembali betapa harunya saya ketika itu.
Lalu, di saat kakak-kakak Gatra berkumpul, kami, Tratva, bernyanyi dan sekaligus memberikan bunga untuk kakak-kakak Gatra. Di situ tangisan pecah memenuhi sekolah. Saya memberikan bunga kepada kakak pendahulu saya, Kak Pradipta Deffinika, Seksi 6 (Demokrasi dan Kepemimpinan). Saya bersama seksi 6 lainnya bertumpahkan air mata yang tak terhitung. Sangat haru dan sedih. Kakak-kakak seksi 6 terdahulu memberikan nasihat, semangat, yang juga selalu mereka lakukan kepada kami jauh sebelum itu.
Dan, ya, itulah salah satu yang membuat saya kuat untuk menjadi Pengurus OSIS. Lingkungan saya terbentuk oleh orang-orang yang berkualitas, orang-orang yang memiliki pikiran hebat. Dan jujur, sungguhlah sulit untuk menemukan orang-orang seperti itu.
Akhirnya, mungkin kata-kata saya tidak banyak untuk menggambarkan kabinet saya, atau perasaan saya ketika saya dilantik.
Tetapi,
Waktu telah berdentang.
Dan awal,
Baru akan dimulai.