Haloo P-assengers!! Sebelumnya aku mau ngenalin diri nih, nama aku Cheeryl dari kelas X MIPA 3, divisi CDMS, mungkin namaku terdengar asing di telinga kalian. Yup, aku memang ‘anak baru’ di sekolah ini karena aku baru 3 bulan belajar di SMAN 81. Ini adalah artikel kedua yang kutulis untuk PIDAS, namun ini adalah artikel pertama yang akan di publish di website PIDAS81. Dan sekarang persiapkan diri kalian, ambil snack untuk menemani kalian dalam beberapa waktu ke depan karena aku akan memulai pembicaraan dengan topik yang menarik dan sangat cocok bagi generasi Z seperti kalian ini yaitu “Literasi Digital”. Selamat membaca!!
Sekitar 2 minggu yang lalu, tepatnya pada hari Sabtu, 5 Oktober 2019, PIDAS dipercaya untuk mendatangi ‘Netizen Fair 2019’ yang diadakan oleh SiBerkreasi bersama dengan Kementrian Komunikasi dan Informasi (Kominfo). Nah, aku menjadi salah satu anggota PIDAS yang hadir di acara tersebut. Di sana, kita dapet banyak banget pengetahuan baru dari narasumber yang sudah bergelut lama di dunia digital ini, khususnya para content creator. Sebentar-sebentar, kalian pasti bingung kan? Apa sih SiBerkreasi itu? Kata dari mana itu? Jadi, SiBerkreasi alias Gerakan Nasional Literasi Digital itu merupakan gerakan nasional untuk menanggulangi ancaman potensi bahaya terbesar yang sedang dihadapi oleh Indonesia, yaitu penyebaran konten negatif melalui internet seperti hoax, cyberbullying, dan online radicalism. Upaya penanggulangan masalah tersebut salah satunya dilakukan dengan cara menyosialisasikan literasi digital ke berbagai sector terutama pendidikan. Di artikel kali ini, aku mau ngejelasin lebih lanjut tentang “Literasi Digital”, mulai dari pengertiannya, dampaknya, manfaatnya, dan siapa yang harus mendapat literasi digital? Mau tau kan? Yuk langsung aja ke pembahasannya.
Pertama, aku mau ngasih tau dulu nih pengertian literasi digital. Literasi digital adalah ketertarikan, sikap dan kemampuan individu yang secara menggunakan teknologi digital dan alat komunikasi untuk mengakses, mengelola, mengintegrasikan, menganalisis dan mengevaluasi informasi, membangun pengetahuan baru, membuat dan berkomunikasi dengan orang lain agar dapat berpartisipasi secara efektif dalam masyarakat. Jadi, singkatnya literasi digital adalah menggunakan informasi untuk pemanfaatan teknologi, serta kemampuan untuk menyebarkan informasi yang tepat dan akurat untuk kebaikan masyarakat.
Dalam literasi digital, ada beberapa elemen penting yang harus dikuasai dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi khususnya bagi kita sebagai penerus bangsa yang dalam dunia digital disebut sebagai generasi Z, yaitu: social networking, transliteracy, maintaining privacy, managing identity, creating content, organising and sharing content, reusing/repurposing content, filtering and selecting content, serta self broadcasting.
Sama seperti hal lainnya, literasi digital juga mempunyai dampak positif dan tak lupa dampak negatif. Nah, kita mulai dari dampak positif. Beberapa dampak positif dari literasi digital adalah: Semakin mudah dan efisien untuk mencari sumber informasi, untuk membantu proses pembelajaran, efisiensi waktu, memengaruhi dunia, karena jika kita menulis sesuatu di internet/media sosial, maka besar kemungkinan bahwa tulisan kita tersebut dibaca oleh segala penjuru dunia yang dapat memengaruhi pola pikir mereka. Sedangkan, dampak negatif dari literasi digital ialah: Memiliki kebergantungan dengan dunia digital dan hampir seluruh waktunya asik dengan dunia digital, atau lebih sering disebut dengan kecanduan, adanya pornografi, digunakan sebagai tempat untuk penipuan, peretasan, perubahan pola pikir yang cenderung mengumbar self disclosure di media sosial, dan kecenderungan yang membuat seseorang menjadi lebih konsumtif.
Dampak dari literasi digital yang kita terima, tergantung dengan bagaimana kita menyikapinya yang berarti kembali ke diri kita masing-masing. Selanjutnya, setelah kita mengetahui pengertian dan dampaknya terhadap kehidupan, kita akan membahas tentang apa saja manfaat dari literasi digital ini, yang bisa kalian lihat di bawah ini:
- Memperoleh informasi dengan cepat
Mampu menggunakan teknologi membuat kita memperoleh informasi dengan lebih cepat dibandingkan dengan harus mencari melalui buku.
- Belajar lebih cepat
Hal ini dapat dilihat dari belajar bahasa asing. Ketika kita mencari arti dari suatu kata, akan lebih cepat dengan internet ataupun bantuan aplikasi daripada harus belajar melalui media cetak.
- Menghemat uang
Kemampuan menggunakan internet dapat membantu penggunanya untuk memperoleh informasi dengan gratis.
- Selalu mengetahui informasi terkini
Internet dan aplikasi terkini membuat penggunanya mudah untuk mengetahui informasi yang sedang hangat dibicarakan.
- Mempermudah proses komunikasi
Mampu menggunakan aplikasi komunikasi seperti line, whatsapp, bbm, skype, dll dapat mempermudah kita untuk berkomunikasi dengan orang di seluruh dunia.
- Mengetahui cara menjaga privasi dalam dunia online
Literasi digital membantu kita untuk lebih pandai dalam menjaga privasi, juga membantu kita untuk mengetahui batas dalam menampilkan identitas online untuk menghindari sesuatu hal yang tidak di inginkan.
- Mengenal ciri-ciri situs atau konten palsu
Literasi digital menuntut kita untuk menjadi pengguna teknologi yang cerdas. Dalam hal ini, dapat memilah mana informasi yang benar sesuai fakta dan mana yang hanya karangan belaka sehingga dapat membantu kita agar terhindar dari segala jenis penipuan online.
Akhirnya, kita sampai di pembahasan terakhir, yaitu siapa sih yang harus diberi literasi digital? Pada era globalisasi kayak sekarang, pasti hampir semua orang yang ada di dunia ini kehidupannya bergantung pada internet, mulai dari anak kecil hingga yang sudah lanjut usiapun masih ada yang bermain media sosial. Literasi digital harus diberikan kepada semua orang dan sebaiknya sedini mungkin. Namun, untuk sekarang yang harus lebih diperhatikan ialah untuk kita, para remaja, para generasi Z, para pemuda yang akan menjadi penerus bangsa. Karena terdapat survey yang menyatakan bahwa remaja di Indonesia masih kurang presentasenya terhadap literasi digital ini, banyak dari mereka yang ketika mendapat suatu informasi langsung diterima begitu saja tanpa dipikirkan kembali dan kemudian membagikannya kepada orang lain, padahal informasi tersebut belum terbukti kebenarannya, hal ini bisa saja menimbulkan perpecahan. Terlebih, penggunaan media sosial sangat berdampak bagi kehidupan remaja, media membantu mendefinisikan kita, mereka membentuk realitas kita (Baran, 2011 :4), masih banyak remaja yang memaksakan dirinya untuk terlihat ‘lebih’ di media sosial agar dipandang terhormat oleh temannya, padahal dengan kita menjadi diri sendiri dan menghormati orang lain, kita bisa dipandang terhormat oleh orang lain. Sesuai dengan yang sering disebutkan bahwa “jika ingin dihormati, maka hormatilah orang lain”. Pemberian literasi digital terhadap para remaja dapat dimulai dari sektor pendidikan, yaitu dalam proses kegiatan belajar dan mengajar, sedangkan untuk masyarakat lain dapat diperkenalkan melalui seminar atau bahkan penyuluhan ke tempat-tempat tertentu.
Selesai sudah artikel aku tentang “Literasi Digital”, aku berharap kalian yang membacanya dapat informasi baru yang berguna bagi kehidupan kalian khususnya bisa mengubah cara pikir kalian agar bisa menggunakan internet lebih bijaksana lagi kedepannya, dan terakhir aku ada pesan untuk kalian, “Baca, baca, dan baca”. Sampai jumpa di artikel selanjutnya P-assengers!
Terima kasih. Thank you. Arigatou. Gracias. Syukron. Danke. Merci.