Liburan Seru dengan Tubing di Nganjuk

Alun-Alun Nganjuk

Nganjuk ialah sebuah kota kecil di wilayah Jawa Timur. Tempat kelahiran dan kebanggaan gue. Memang sih, gak banyak wahana yang menurut gue seru untuk dilakukan atau dikunjungi disini, terutama bagi gue dan adek-adek laki gue. Bagi gue, gak ada obyek wisata yang lebih ‘wah’ dari air terjun dan sungai-sungainya disini. Hingga tahun ini.

Hari itu gue pergi dalam rangka silaturahmi lebaran ke rumah kerabat ortu gue, ke daerah bernama Sawahan. Sawahan ini sebuah kecamatan di Kabupaten Nganjuk yang berjarak sekitar satu jam dari pusat kota Nganjuk. Tahun ini, mendadak, ada banyak spanduk yang isinya menawarkan wahana arung jeram, dan yang lebih mengejutkan, tersedia juga wahana tubing yang notabene jarang banget gue temui di wahana-wahana arung jeram yang pernah gue kunjungi.

Kami pun langsung ke lokasi, dan disambut dengan pemandangan Sungai Batu (namanya memang ‘Batu’) yang masih asri, dengan airnya yang bening tentunya. Terdapat sebuah jembatan besar berdiri diatas sungai tersebut, tempat berbagai macam kendaraan berlalu lalang. Lalu juga terdapat beberapa saung-saung kecil yang disediakan secara gratis bagi pengunjung untuk bersantai menikmati pemandangan, sambil menunggu giliran bermain arung jeram. Lokasi ini bernama Petung ulung Tubing Adventure.

Sungai Batu, Nganjuk.

Sungai Batu, Nganjuk.

Kami pun langsung mendaftar antrian. Karena wahana arung jeram biasa atau yang biasa disebut rafting sudah terlalu mainstream, kami pun mendaftar antrian untuk wahana tubing. Belakangan kami ketahui bahwa wahana rafting saat itu juga tidak tersedia dikarenakan debit air sungai kurang mencukupi pada waktu itu.

Jadi tubing itu adalah wahana mengarungi sungai dengan hanya bermodalkan sebuah ban karet yang hanya cukup ditumpangi satu orang. Bedanya dengan wahana arung jeram biasa atau yang lazim disebut rafting ini ialah rafting menggunakan perahu karet yang muat beberapa orang juga dilengkapi dengan dayung. Biasanya juga terdapat instruktur di perahu karet tersebut. Sedangkan tubing tidak seperti itu.

Setelah menunggu sekitar setengah jam sambil bersantai di saung, kami dipanggil untuk giliran main. Kami memasang peralatan keamanan seperti life jacket dan helm. Kami juga diberi pengarahan singkat tentang bagaimana bersikap duduk yang benar saat menaiki ban dan bagaimana bersikap saat menemui arus. Setelah berdoa bersama, kami pun meluncur ke titik start menggunakan ojek yang sudah termasuk dalam paket pemesanan.

Sehabis menyusuri Desa Margopatut ––yakni desa di pinggiran sungai tersebut­­–– selama sekitar sepuluh menit, kami bertemu dengan titik start kami. Ban-ban untuk kami satu persatu diturunkan ke sungai. Satu persatu dari kami pun ikut turun ke sungai untuk duduk di ban yang telah dipersiapkan.

Dan petualangan pun dimulai. Arus sungai yang deras sangat terasa di tempat dudukan gue. Inilah bedanya tubing dengan rafting. Kalau di rafting lo disediakan tempat duduk didalam perahu karet tersebut dan tidak merasakan arus secara langsung. Sementara di tubing lo hanya beralaskan selembar lapisan karet yang langsung bersentuhan dengan derasnya arus sungai. Terjalnya batu juga terkadang sangatlah terasa. Kita seolah menyatu dengan derasnya sungai.

tubing5

Adrenalin lebih terpacu disini. Tidak ada instruktur yang menemani di sisi kami setiap saat. Namun meski begitu, tetap ada staf yang berjaga setiap beberapa meter sekali di titik-titik jeram. Bicara soal jeram, sungguh sangat seru untuk merasakan jeram tersebut secara langsung dengan hanya bermodalkan ban.

Jeram-jeram disana cukup deras, ditambah dengan ban tubing yang terbilang kecil, kami benar-benar dapat merasakan menantangnya jeram-jeram tersebut. Berkali-kali anggota rombongan gue terbalik ban-nya karena saking derasnya jeram yang ada disana, dan ukuran ban yang terkadang ‘keok’ oleh jeram yang lebih besar.

tubing

Jeramnya pun bervariasi, ada yang modelnya berbelok, jadi saat menuruni jeram, ban lo ikut berputar. Ada juga yang modelnya bergelombang. Bayangkan, saat lo baru aja turun dari satu jeram, sudah ada jeram selanjutnya yang siap menggoyang lo. Ada juga jeram yang notabene pendek dan tidak terlalu ekstrim. Dan masih banyak jeram-jeram lainnya. Seru banget pokoknya.

Setelah bolak-balik terayun dan tergoncang sana-sini oleh jeram, kami melewati area yang lumayan tenang. Di sisi kiri terdapat pemandangan hutan, sedang di sisi kanan sawah terhampar. Sangat damai rasanya. Tak terasa, perjalanan menempuh sungai selama kurang lebih setengah jam akan selesai. Panjang trek sepanjang sekitar satu kilometer rasanya masih kurang.

tubing1

Akhir trek ditandai dengan turunan menukik setinggi kurang lebih satu meter dibawah pondasi jembatan yang gue ceritain di awal tadi. Gue duduk di bebatuan di deket situ untuk menunggu satu per satu anggota rombongan lain menyelesaikan treknya. Tak lupa juga staf mengambil foto satu per satu anggota rombongan menjelang selesainya trek.

tubing4

 

Daffa_Rev

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *