Leadership One-oh-One

Saya yakin bahwa kamu semua sudah pernah dengar kata-kata ini dalam hidupmu, ‘buku adalah jendela dunia’. Ya, kita tidak bisa menafikan kata-kata tersebut. Pendidikan yang kita kenyam selama bertahun-tahun ini lekat dengan buku. Karena dengan bukulah, kita dapat menjalankan sebutir dari isi pembukaan UUD 1945, mencerdaskan kehidupan bangsa.

Dalam rangka Hari Pendidikan Nasional kemarin, PIDAS memiliki program untuk mengadakan pertukaran buku antar anggota PIDAS, kemudian kami diharuskan membuat review/ringkasan dari buku yang kami dapat. Saya cukup beruntung untuk mendapatkan buku non-fiksi dari lautan buku fiksi yang dibawa oleh para anggota PIDAS. Buku itu bernama ‘Leadership 101’ yang ditulis oleh John C. Maxwell.

Dalam buku ini, John mengangkat isu pentingnya kepemimpinan. Menurut John, sesukses apapun kita, jika kita tidak memiliki skill kepemimpinan, maka kita akan stuck atau mandeg di suatu titik dalam perkembangan efektivitas kita. John mengambil contoh dari kisah Dick dan Maurice, mereka adalah sang konseptor restoran cepat saji tersohor sedunia, McDonalds. Mereka menemukan sebuah  sistem restoran cepat saji yang brilian dan membuatnya sangat terkenal. Namun di satu titik, mereka tidak mempunyai cukup keterampilan memimpin untuk dapat menyebarkan konsep waralaba McDonalds.

Dok. Bruce Marlin

Hingga datanglah Ray Kroc yang mempopulerkan konsep waralaba McDonalds ke seluruh Amerika. Hingga akhirnya McDonalds dapat menjamur di seantero Amerika, bahkan dunia. Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk membuat organisasi kita berpengaruh, dedikasi kerja keras pada pengembangan usaha itu saja tidak cukup. Kita juga harus memiliki skill memimpin agar tingkat efektivitas organisasi kita dapat meroket.

Disini, John juga menjelaskan bahwa untuk menjadi pemimpin, dibutuhkan waktu yang tidak sebentar. John membagi tahap-tahap tersebut menjadi empat tahap. Setelah itu, dijelaskan pula bahwa kedisiplinan merupakan kunci kedisiplinan. Diantara prinsip yang dikemukakan John untuk mendisiplinkan diri adalah jangan mencari alasan atas kesalahan, jangan menerima imbalan sebelum pekerjaanmu selesai, dan teruslah berorientasi kepada hasil. Disinilah prioritas juga harus disusun ketika kita menjadi pemimpin, John membeberkan bagaimana fatalnya jika kita tidak mengerjakan hal prioritas dalam kepemimpinan kita.

John juga mengemukakan pentingnya bermimpi untuk organisasi yang ingin kita cetuskan. Menurutnya, diantara kiat bermimpi yang efektif adalah lihat dari hati anda, lalu latar belakang anda, lalu tanyakan apakah mimpi anda cukup menjawab kebutuhan orang lain sehingga akan banyak sumber daya manusia yang tertarik untuk membantu anda mewujudkan mimpi tersebut.

Tak lupa, John juga menjelaskan bahwa kepemimpinan adalah tentang memberi pengaruh kepada orang lain. Dimulai dari sekedar tuntutan jabatan, hingga bawahan kita mengerjakan perintah kita karena mereka bangga dipimpin oleh kita. Dan di bagian akhir, John menjelaskan bagaimana kita dapat memperluas pengaruh kita, dan bagaimana membatnya bertahan lama.

Menurut saya, buku ini merupakan salah satu buku yang bermanfaat bagi softskill kita. Di buku ini, kita dapat memahami betapa pentingnya aspek kepemimpinan dalam jalannya suatu organisasi. Buku ini menyajikannya dengan singkat, padat, jelas, dan dalam poin-poin yang menjadikannya lebih ringkas. Namun kelemahan buku ini adalah, penggunaan translasi Bahasa Inggris yang terlalu baku sehingga terkadang membuat maknanya sulit dimengerti. Overall, kalau kamu ingin menambah kemampuan memimpin kamu, kamu bisa banget baca buku ini!

Daffa_Rev

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *