Ohayou P-assangers – san!!
Akhirnya nulis artikel lagi di website PIDAS ini.
Untuk artikel hari ini, aku akan ngebahas sebuah buku.
Lah kok buku? Yup! Aku akan nge-review suatu buku untuk PENTAS.
PENTAS? Apa tuh?
PENTAS adalah Hari Pendidikan Nasional untuk PIDAS. Kami sebagai anggota PIDAS membaca satu buku yang sudah diacak dan membuat artikel tentang buku tersebut. Tujuan diadakan PENTAS adalah untuk memperingati Hari Pendidikan Nasional dan juga membudayakan kebiasaan membaca.
Well, langsung aja ya kita kupas novel yang akan aku review kali ini.
Buku yang aku review kali ini berjudul “Lelaki Gagal Gaul” yang ditulis oleh @edotzherjunotz. Aku gausah cantumin penerbit, tahun terbit, halaman, harga, dimensi, dkk yaa.. supaya kalian penasaran jadi beli bukunya dehhh..
Sekarang, langsung aja ke reviewnya ya! Cekidott!
“lelaki Gagal Gaul” ini adalah sebuah novel yang menceritakan tentang keseharian dan pengalaman seorang mahasiswa yang seperti judulnya, gagal gaul. Terdapat 13 bab di dalam novel ini yang dikemas menggunakan bahasa yang ringan dan gaul tapi tetap rapih.
Nah! Aku akan nge-review 2 BAB TERFAVORIT dari 13 bab “Lelaki Gagal Gaul”. Sebetulnya pengen banget nge-review semua bab, cuman kalo aku lakuin itu nanti jatuhnya SPOILER BERAT. Jadi cukup 2 bab favorit menurut aku aja yaa..
- Kancut yang Tertukar
Yap! Ini merupakan salah satu bab yang aku suka. Fun FACT : bab ini adalah bab pertama buku ini dan aku langsung demen baca buku ini!
Jujur aku terngakak berat disaat bagian dimana si Edotz, penulis dan juga karakter utama di novel ini meminta temannya, Surya untuk membawa kancut yang ketinggalan di rumahnya ke Semarang dimana dia nge-kos. Bagian yang terlucunya adalah di bagian akhir cerita kancut yang ketinggalan ini. Kancut yang dibawa Surya bukanlah kancut milik Edotz melainkan KANCUT MILIK BAPAK EDOTZ! Parah ngakak banget reaksi-reaksi yang ditimbulkan oleh Edotz dari sadar kancutnya ketinggalan sampai kancutnya tertukar.
Well, ini bisa jadi pelajaran untuk kakak-kakak yang nge-kos di luar kota. Jangan sampai kakak-kakak lupa untuk membawa baju saat balik nge-kos ya kak.. demi kenyamanan dan keamanan isi dompet hehe 😛
ini aku kasih sneak peak kalimat-kalimat dari bab “Kancut yang Tertukar”
“Untuk menghadapi kerasnya kehidupan anak kos di sana nanti, gue pun mengisi tas dengan puluhan bungkusan makanan yang selalu jadi favorit gue, mie instan.”
“Gue pun mulai memikirkan kuah yang paling enak buat akhir bulan.”
- Tersiksa Ipeka
“kadang hanya demi IP, banyak mahasiswa berjuang sampai tetes keringat ketek terakhir.”
Dari keseluruhan isi bab kali ini, ini adalah kalimat favorit aku. Kalimat ini adalah fakta. Melihat jerih payah abangku untuk IP, IP seperti memiliki 2 sisi yang berbeda. Malaikat jatuh dari surga dan malaikat maut dari neraka. Bab ini menunjukkan ke-struggle-an mahasiswa untuk mendapat nilai IP yang baik.
Untuk bab ini, masih terdapat unsur komedinya tapi juga terdapat fakta yang mengenaskan. Well, dari kalimat-kalimat dibawah ini kalian pasti tau apa yang dimaksud fakta yang mengenaskan..
“Sang dosen justru ketiduran di kelas.”
“Bisa sulap nilai dalam waktu sekejap.”
Untuk kakak-kakak yang sudah menjadi mahasiswa, ini ada beberapa kalimat yang bisa membantu meredakan jiwa dan fisik kakak-kakak sehingga rambut putih bisa ditahan 3 tahun kemudian..
“IPK bukanlah segalanya.”
“Apalah artinya IPK tinggi, kalau pada kenyataannya kita enggak punya skill yang hebat, dan enggak punya visi yang cerdas.”
Itulah 2 bab terfavorit aku. Dari segi bahasa, novel ini akan diterima banget sama kalangan remaja dikarena bahasa yang ringan,simple dan gaul. Novel dengan genre komedi ini sukses menyajikan kelucuan di setiap kalmia-kalimatnya.
Dari novel ini, aku bisa ambil banyak hikmah. Dari kehidupan nge-kos, fakta IPK sampai kata-kata motivasi masuk universitas. Novel ini recommended banget bagi yang orang yang receh tapi yang memotivasi juga.
“Dari kegagalan gue menjadi seorang tentara, gue sadar bahwa dari kegagalan yang gue rasakan, Tuhan sedang menyiapkan rencana yang lebih indah buat kita.”
“Sebuah rencana yang awalnya terlihat menyakitkan bagi kita, tetapi setelah kita mulai menjalaninya kita baru menyadari bahwa kegagalan dalam hidup itu perlu.”
Ah… terimakasih untuk review buku Lelaki Gagal Gaulnya yaa, Martha ~