Halo, P-assengers!
Kembali lagi nih, sama aku di artikel PIDAS. Jadi, sekarang aku mau membahas tentang salah satu budaya Indonesia. Yap, budaya bagi aku sendiri bukanlah sesuatu hal yang asing. Kenapa? Ya, aku adalah seorang anak yang sangat suka mencintai budaya. Maklum, sedari kecil aku sudah mulai diperkenalkan tentang budaya-budaya, terutama budaya asal kedua orang tuaku yaitu Bali. Dulu, mungkin aku hanya mengikuti les tari Bali karena disuruh dan namanya dulu masih kecil pasti nurut aja. Tapi, seiring dengan berjalannya waktu semua pemikiran itu berubah dan sekarang aku benar-benar menekuni hobi itu dan ketagihan untuk menari.
Di artikel kali ini, aku mau membahas tentang Bali. Yap, Bali. Sebuah pulau yang sering disebut Pulau Dewata yang terkenal dengan budaya, kuliner, adat istiadat, dan keindahan alamnya. Tapi kali ini, aku bakal menjelaskan secara spesifik tentang tari Bali. Salah satu tarian daerah Indonesia yang bisa dibilang susah, gerakannya cepat, pakaiannya ribet, dandanannya juga mencolok, terkenal dengan mata yang melotot dan bisa bergerak ke kiri dan kanan tanpa ada pergerakan kepala ataupun leher. Pertama kali belajar menari kelas 1 SD waktu itu aku belum mengerti cara mengubah posisi tangan yang benar, cara memainkan bola mata dengan benar, apalagi untuk menjiwai tarian itu. Semua memang membutuhkan proses, latihan selama 10 tahun dan setiap minggu latihan 2 kali yang berarti entah tidak terhitung sudah berapa kali latihan, membuatku baru menyadari makna sebuah tarian yang sebenarnya. Menari bukanlah hal yang mudah atau sekedar menggerakkan tubuh, tapi menari yang benar adalah memasukkan jiwa dan karakter tarian tersebut ke dalam diri sendiri dan menunjukkannya dengan gerakan-gerakan yang indah dan ekspresi yang sesuai.
Mungkin kali ini, aku akan menjelaskan sedikit tentang ilmu tari Bali. Dalam tari Bali dikenal 3 kemampuan yang harus dikuasai oleh seorang penari yaitu:
a. Wiraga: Kemampuan penari untuk menggerakkan tubuh sesuai dengan gerakan tarian yang sesungguhnya
b. Wirama: Kemampuan penari untuk menyesuaikan gerak tari dengan musik pengiringnya.
c. Wirasa: Kemampuan penari untuk menjiwai tarian tersebut
Apabila ketiga kemampuan itu dimiliki oleh seorang penari bisa dibilang dia berhasil membawakan tarian itu dengan baik. Tari Bali banyak jenisnya dan dikelompokkan berdasarkan beberapa kategori yaitu tari Wali, tari Bebali, dan juga tari Bebalihan. Beberapa contoh tarian yang terkenal dari Bali itu tari Pendet, tari Legong, tari Kecak, dan masih banyak lagi. Tarian Bali juga bisa divariasikan atau bahkan berakulturasi dengan berbagai budaya lain, contoh: akulturasi dengan budaya luar negeri dan akan menjadi suatu tarian kontemporer yang keren dan memiliki nilai artistik yang tinggi dan menarik untuk dilihat.
Intinya, tarian adalah salah satu budaya Indonesia yang harus dilestarikan karena merupakan warisan bangsa Indonesia yang sangat berharga. Kalau tidak dimulai dari diri kita sendiri, siapa lagi yang akan memulai untuk melestarikannya? Mungkin sekian dulu artikel dari aku, sampai ketemu di artikel selanjutnya P-assengers!
Referensi:
https://id.wikipedia.org/wiki/Tari_Bali
https://ngurahpandu4mgg.wordpress.com/2012/11/14/menghidupkan-tari-dengan-wiraga-wirama-dan-wirasa/