KAPITAN PATTIMURA ; SANG KAPITAN TEGUH PENDIRIAN

Pahlawan? Maksudnya seperti Spiderman? Superman? atau Batman? Ya, benar! mereka juga termasuk pahlawan di dalam dunia mereka. Tapi… menurut P-Assengers, Apasih pengertian pahlawan itu? Menurut KBBI, Pahlawan adalah orang yang menonjol karena keberaniannya dan pengorbanannya dalam membela kebenaran, pejuang yang gagah berani. Jadi, bisa disimpulkan juga bahwa pahlawan akan membela suatu kebenaran hingga titik darah penghabisan. Disini, aku tidak ingin membahas pahlawan seperti yang ada di dalam dunia fiksi ya P-Assengers, tetapi aku akan membahas mengenai salah satu pahlawan yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia ditengah maraknya penjajahan. Pahlawan yang aku maksud ini adalah seorang pahlawan yang berasal dari daerah Timur Indonesia, yaitu Kapitan Pattimura!

P-Assengers tau gak sih? Thomas Matulessy atau yang kita kenal sebagai Kapitan Pattimura adalah seorang pahlawan asal Haria, Saparua, Maluku. Pattimura lahir pada tanggal 8 Juni 1783 di pulau Saparua, dan ia adalah anak kedua dari pasangan Frans Matulessy dan Fransina Tilahoi. Pattimura memiliki seorang kakak laki laki yang bernama Yohannis Matulessy, dan Pattimura adalah keturunan Raja Sahulau, Kerajaan yang berada di Teluk Seram Selatan.  

Perjuangan Kapitan Pattimura dimulai dari Pattimura dewasa yang mendapatkan pelatihan militer dari pasukan Inggris, yang sebelumnya telah merebut Maluku dari Belanda pada tahun 1810. Dalam pelatihan tersebut Pattimura berhasil mencapai pangkat mayor. Lalu Ketika Saparua mulai diserang pada 14 Mei 1817 oleh Inggris, setelah terjadinya penandatanganan Perjanjian Inggris-Belanda, seluruh rakyat Saparua memutuskan melakukan perlawanan untuk mempertahankan daerahnya. Kedatangan kembali kolonial Belanda pada tahun 1817 tentunya mendapat tantangan keras dari rakyat, karena kondisi politik, ekonomi, dan hubungan kemasyarakatan yang buruk pada saat itu.

Dalam hal ini, rakyat Saparua memerlukan seorang pemimpin untuk memimpin perlawanan yang akan dilakukan oleh mereka agar segala rencana lebih terstruktur dan strategis. Oleh karena itu, mereka memutuskan memilih Thomas Matulessy sebagai Kapitan Pattimura, dan dinobatkan secara resmi pada 16 Mei 1817. Sejak saat itulah, Thomas  Matulessy memimpin dan menjadi Kapitan Pattimura. Di bawah pimpinan Kapitan Pattimura, ia berhasil  mengoordinir raja-raja dan patih dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan, memimpin rakyat Saparua, mengatur pendidikan, menyediakan pangan dan membangun benteng-benteng pertahanan. Perlawanan mereka dilakukan dengan merebut Benteng Duustede dari tangan Belanda. Semua tentaranya tewas, termasuk Residen Van den Berg. Pada akhirnya daerah itu dapat dikuasai oleh pasukan Kapitan Pattimura selama 3 bulan. Namun tentunya pasuka Belanda tidak menyerah begitu saja. Mereka mengerahkan pasukan lebih banyak dari sebelumnya dengan melakukan operasi besar-besaran, serta mengeluarkan senjata yang lebih modern dari apa yang dimiliki oleh pasukan Pattimura. Dengan segala tantangan yang dilewati, akhirnya pasukan Pattimura kewalahan dan dipukul mundur.

Dalam perjuangan menentang Belanda, Kapitan Pattimura juga menggalang persatuan dengan kerajaan Ternate dan Tidore, raja-raja di Bali, Sulawesi dan Jawa. Perang Pattimura hanya dapat dihentikan dengan politik adu domba, tipu muslihat dan bumi hangus oleh Belanda.

Sejak abad ke 17 dan 18, serentetan perlawanan bersenjata dilakukan untuk melawan Belanda yang dikenal sebagai  VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie) dikarenakan terjadi praktik penindasan kolonialisme Belanda dalam bentuk monopoli perdagangan, pelayaran hongi kerja paksa dan sebagainya.  Monopoli perdagangan yang dilakukan oleh Belanda di Maluku membawa rasa ketidakadilan dan kesengsaraan bagi rakyat Maluku, terutama dengan adanya kebijakan penyerahan wajib berupa hasil sumber daya alam unggulan Maluku yaitu ikan asin, kopi, dan hasil laut lainnya kepada VOC (Belanda).

Karena hal ini, dua ratus tahun lamanya rakyat Maluku mengalami perpecahan dan kemiskinan. Rakyat Maluku memproduksi cengkeh dan pala untuk pasar dunia, namun tidak mendapatkan keuntungan sepeserpun dari sisi ekonomi. Justru, rakyat Maluku menjadi semakin menderita karena adanya berbagai kebijakan seperti pajak yang berat berupa penyerahan wajib (Verplichte leverantie) dan contingenten serta blokade ekonomi yang mengisolasi rakyat Maluku dari pedagang-pedagang Indonesia lainnya.

Setelah Benteng Duurstede direbut kembali oleh Belanda, dan segala perlawanan dilakukan oleh rakyat Saparua, Kapitan Pattimura berhasil ditangkap di Siri Sori. Dia beserta beberapa anggota pasukannya di bawa ke Ambon. Belanda berusaha keras untuk membujuk Kapitan Pattimura agar dapat melakukan kerjasama, tetapi dengan keteguhan hati dari Kapitan Pattimura dalam membela kebenaran, bujukan tersebut selalu ditolak dengan tegas. Karena tidak menemukan titik tengah dan Sang Kapitan tidak berhasil untuk dibujuk, Kapitan Pattimura pun diadili Pengadilan Kolonial Belanda dan dijatuhi hukuman gantung. Kapitan Pattimura dieksekusi pada 16 Desember 1817, di depan Benteng Victoria, Ambon. Dia pun gugur sebagai bagian dari Pahlawan Nasional.

Berkat jasa nya yang sangat besar terhadap Maluku, dibuatlah Monumen Patung Pattimura di kota Ambon. Monumen ini bertujuan sebagai simbol dari segala perjuangan rakyat Maluku melawan penjajah. Selain itu, terdapat juga muka Kapitan Pattimura pada uang kertas Rp 1.000 rupiah. Dibangunnya monumen dan adanya uang kertas ini adalah untuk mengenang kisah kepahlawanan dari Kapitan Pattimura sebagai Pahlawan Nasional yang hingga kini tetap menjadi kebanggaan bagi masyarakat Maluku.

Oke P-assengers, itu adalah sebagian profil dan perjuangan dari Kapitan Pattimura sebagai Pahlawan Nasional Indonesia. Sangat menarik bukan? Sebagai para penerus bangsa di era ini, kita dapat mengimplementasikan berbagai perjuangan yang telah dilakukan oleh Kapitan Pattimura sebagai langkah awal untuk menjunjung tinggi Kemerdekaan Bangsa Indonesia. Kita juga dapat menjadi pahlawan bagi orang lain, dan ingatlah bahwa hal sekecil apapun dapat bermakna besar bagi orang lain! Bye P-assengers.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *