Halo sahabat Pidas!
Pada tanggal 18 November 2016 kemarin, telah dilaksanakan acara inaugurasi PIDAS v 4.0 di Warung Leko, Kalimalang. Apa sih inaugurasi itu?
Jadi, berdasarkan data yang saya dapat di internet, inaugurasi adalah pembukaan resmi, pelantikan atau pengukuhan jabatan. Maka dari itu, acara inaugurasi Pidas bisa diartikan sebagai pelantikan atau pengukuhan jabatan bagi seluruh anggota PIDAS v 4.0. Acara ini diikuti dengan foto dan makan malam bersama, lho! Jadi enggak se-formal dan se-kaku yang mungkin kalian pikirkan.
Di acara ini, Pidas enggak hanya meresmikan anggotanya saja. Dilaksanakan juga penentuan bendahara 2019 melalui voting, penyerahan dan penerimaan jas merah sebagai lambang anggota resmi, seru-seruan bareng, bahkan ada pembuatan mannequin challenge-nya juga! Singkatnya sih, menurut saya acara ini benar-benar asyik dan berkesan.
Ngomong-ngomong soal pendapat pribadi, menurut saya acara inaugurasi ini penting banget karena dengan acara ini, para anggotanya bisa secara resmi mengatakan ‘Hai, gue anggota PIDAS, loh!’ yang menurut saya juga merupakan suatu kebanggaan. Lagipula, siapa sih yang enggak bangga menjadi bagian dari suatu ‘keluarga besar’ yang melakukan kegiatan-kegiatan positif dan menginspirasi orang lain? He-he.
Plus, kami semua para anggota Pidas juga mendapatkan jas merah dengan lambing burung Pidas di bagian dada sebelah kiri. Keren enggak tuh?
Setelah acara inaugurasi dan mendapat jas merah, saya menjadi tambah semangat untuk melakukan kegiatan-kegiatan bersama anggota-anggota Pidas ke-depannya. Bicara tentang masa depan, saya jadi teringat dengan cita-cita. Oke, sedikit sesi curhat(enggak panjang kok).
Jujur, kalau ada orang yang bertanya cita-cita saya apa–entah itu guru, orangtua, om-tante, kakek-nenek–pasti jawaban saya bermacam-macam, nggak pernah sama. Kadang saya menjawab dokter, arsitek, desainer, dosen, atau pengusaha. Selalu berbeda, tetapi masih seputaran pekerjaan-pekerjaan tersebut.
Kenapa? karena saya belum menentukan cita-cita saya. Bukannya belum punya, tapi belum menentukan(Eh, sama aja ya?)Pokoknya, selama beberapa tahun belakangan ini, apalagi semenjak masuk SMA, saya semakin kepikiran soal cita-cita. Setiap kali saya melihat slogan ‘Kejar cita-citamu’ atau sekedar quotes tentang ‘mimpi’ di tumblr pasti bikin saya agak panik sesaat. Masa’ udah SMA belum punya cita-cita sih?
Pasalnya dalam waktu dua tahun setengah, saya bakal lulus SMA dan harus sudah memilih salah satu jurusan. Dan dengan jurusan ini, saya akan mengambil langkah awal untuk meraih cita-cita. Hal ini sih, yang sebenernya saya takutkan. Takut ‘salah pilih’ jurusan. Gimana kalau ternyata saya enggak cocok di bidang ini? gimana kalau ternyata saya malah stress gara-gara milih bidang itu? gimana kalau ternyata di bidang itu saya enggak berhasil meraih cita-cita? Ribet kan, mikirnya.
Bisa enggak sih waktu berhenti aja? pengen SMA terus rasanya, hiks.
Iya sih, pengennya begitu. But time moves on guys. Kita enggak bisa hanya menikmati waktu sekarang dan enggak memikirkan masa depan. Saya yakin bukan hanya saya yang belum punya cita-cita(enggak riv, lo doang). Saya yakin masih ada anak SMA seperti saya, yang sudah memasuki tahun terakhirnya mungkin, yang masih bingung dalam menentukan cita-cita. Yang mungkin pada ujung-ujungnya mengambil jurusan secara asal atau atas pilihan orangtua. Hayo, ngaku.
Sebenernya enggak langsung menjadi kegagalan sih, dengan salah memilih jurusan. Buktinya banyak tuh, orang yang pekerjaannya enggak sesuai dengan jurusan yang ia ambil. Banyak tuh, yang ternyata sukses di bidang lain yang bukan jurusannya. Sebenarnya kalau di review ulang kembali, jurusan bukan hanya cara untuk meraih cita-cita. Jurusan lebih seperti ‘arahan’ untuk kita yang sudah menentukan cita-cita. Lagipula, cita-cita enggak harus sebuah ‘pekerjaan’ kan?
Pernah nonton The Bucket List? itu lho, film yang bercerita tentang dua orang pasien kanker yang menghabiskan sisa waktu hidupnya untuk mewujudkan setiap keinginan mereka yang ditulis dalam daftar. Nah, yang saya dapat dari film ini, cita-cita itu bisa dalam bentuk apa saja. Bisa pekerjaan apa yang ingin kalian dapat nanti, kalian ingin jadi orang yang seperti apa, atau hal-hal yang ingin kalian lakukan di masa depan.
‘Nanti kalau sudah besar, saya ingin jadi dokter’
‘Saya ingin menjadi orang sukses!’
‘Saya ingin membahagiakan kedua orang tua!’
‘Saya ingin keliling dunia!’
Itu, cita-cita(rivera, plis, semua orang juga tau kali). Iya, saya tahu. Saya cuma memberitahu definisi cita-cita secara luas, kali aja ada yang salah mengerti.
Mungkin kalau ingin menanyakan cita-cita orang lain, harus lebih spesifik deh. Ingin bertanya cita-cita dalam bentuk pekerjaan, tanya ‘Kalau udah gede mau jadi apa?’ Lebih jelas, kan.
Oke, singkatnya, saya pribadi belum menentukan cita-cita dalam bentuk pekerjaan. Tapi saya punya banyaak hal-hal yang ingin saya wujudkan. Dan enggak mungkin saya tulis semua disini(saking banyaknya dan bisa berubah-ubah). Dan soal hal-hal apa saja yang sudah saya lakukan untuk mencapai cita-cita tersebut, saya enggak tahu. Maksud saya, cita-cita yang mana dulu nih? Kan banyak, hehe.
Yang saya tahu, saya belajar untuk ulangan, menulis cerpen asal-asalan di ms.word, melukis di kanvas, mendengarkan musik sampai tertidur, dan hal-hal lain yang menurut saya bukan termasuk ‘cara’ untuk meraih cita-cita, tapi lebih mirip hobi yang mungkin saja mengarah ke cita-cita. Who knows.
Pokoknya, go with the flow deh. Jangan karena stress mikirin masa depan, kalian jadi enggak menikmati masa sekarang. Lakuin aja hal-hal bermanfaat dan apa yang disukai dulu. Tapi bukan berarti leha-leha enggak melakukan apa-apa, ya.
Okee, kayaknya cukup segitu aja dari saya. Semangat terus dan sukses selalu buat kalian semua.
Semoga cita-cita kita semua terwujud!
Peace out.
“The future belongs to those who believe in the beauty of their dreams.”
― Eleanor Roosevelt