Inaugurasi? Inagurasi?

/inau·gu·ra·si/ n

1 pengukuhan resmi dalam jabatan atau kedudukan: keputusan itu dirayakan dengan malam inaugurasi;

2 pembukaan resmi (gedung dan sebagainya);

3 pelantikan resmi (mahasiswa baru)

 

Satu tahun yang lalu, di hari inaugurasi pertama gue sebagai anggota PIDAS, gue nggak sabar tapi berharap-harap cemas. Gue sangat excited, tapi bingung, karena inaugurasi itu acaranya makan-makan, tapi gue nggak punya teman di PIDAS … nanti mau duduk sama siapa, ngobrolnya gimana, apa mau bengong-bengong aja disana, apa nggak usah ikut aja ya?

 

Lalu akhirnya dengan sok ide sok kenal sok deketnya si Wanda Amyra bersama Almira melipir-melipir (apa itu melipir?) ke Alula yang ternyata sebelum inaugurasi mau jalan bersama teman sekelasnya, Mutiara Syifa. Si makhluk sok ide sok kenal sok deket dan temannya ini pun ingin ikut mereka jalan, dan ternyata mereka juga mengajak satu orang lagi yaitu si neng pemred Kania Naffarindra.

 

Jadilah kita jalan ke Kota Kasablanka, awalnya awkward-awkward nggak jelas karena memang benar-benar baru kenal saat itu. Lalu kita pun menuju lokasi inaugurasi yaitu Resto Nusantara, dan ternyata acaranya udah mulai. Inaugurasi pertama gue pun ditandai dengan datang terlambat 🙂

 

Tapi, karena hari itu, selama setahun ke depan dan seterusnya gue jadi dekat sama mereka berempat. Apa-apa bareng selama di PIDAS. Apalagi Alula, yang sekarang jadi partner gue hihi. Di puncak acara SHARE nempel terus, proyek PIDAS TV pun bareng, kita jalan-jalan ke Kemang! Tapi neng pemrednya nggak bareng 🙁

 

Eh kok jadi bahas pertemanan gue di PIDAS sih. Ayo-ayo balik ke topik! Gue datang tepat setelah Ketua Divisi gue saat itu, kak Firda (daring) selesai bicara. Sedih banget nggak lihat kak Firda ngomong. Setelah itu, tiba saatnya pemilihan bendahara PIDAS Altair, dan terpilihlah Alula!

 

Dan kecemasan gue soal bakal bengong-bengong aja selama acara nggak terbukti, karena gue sudah dapat teman-teman baru, ditambah kenalan sama teman-teman PIDAS lain selama inaugurasi. Gue senang banget di acara inaugurasi pertama gue, apa lagi ketika dapat jas merah. Senaaang banget, yuhuuu jas merah! Resmi jadi anggota PIDAS!

FullSizeRender

Inaugurasi kedua gue ketika udah jadi pengurus, hehe. Tapi datangnya terlambat juga … maaf ya PIDAS kedua inaugurasi gue terlambat semua. Tapi inaugurasi kedua ini nggak kalah serunya! Kalau tahun lalu gue di daring, tahun ini … H-U-M-A-S! Lucu deh, dulu gue segitu deg-degannya pas dibagiin jas. Sekarang liat adek-adek yang kegirangan pas dibagiin jas tuh, terharu sendiri. Bangga juga, lihat calon-calon penerus yang hebat-hebat.

Jadi, inaugurasi itu penting nggak sih? Penting banget! Kalau baru masuk jadi anggota PIDAS, inaugurasi ajang sok kenal sok deket, ajang kenalan sana-sini. Memperbanyak kenalan! Ajang foto-foto cantik juga dong. Lebih dekat sama kakak-kakaknya juga.

Kalau sudah setahun kemudian, di inaugurasi kedua ini jadi ajang mendekatkan diri satu sama lain. Paling kerasa kekeluargaannya pas foto bareng-bareng seluruh anggota PIDAS, dan humas. Pokoknya gue seneng banget di inaugurasi ini, karena semakin menumbuhkan rasa sayang gue sama PIDAS. :)))

HUMAS

Selain itu juga, setelah inaugurasi gue melihat perkembangan kinerja PIDAS setiap departemennya. Semuanya pasti lebih semangat setelah inaugurasi, karena dulu gue merasakan hal yang sama juga. Udah dapat jas merah, istilahnya dikasih ‘tanggung jawab’ untuk menjadi anggota PIDAS. Harus lebih baik dong, mengerjakan tugas dari kakak-kakaknya!

Gue juga senang, pelantikan PIDAS itu bukan seperti pelantikan-pelantikan ekstrakurikuler lainnya yang keras dan memang penuh tantangan untuk menjadi ‘resmi’, justru pelantikan PIDAS acaranya memang yang senang-senang, dan dengan begitu pun tidak kehilangan makna dari ‘pelantikan’ itu sendiri. Tidak harus ditempa untuk dapat menghargai apa yang kita dapatkan.

P I D A S

Kalau cita-cita, gue belum menemukan apa cita-cita gue. Gue suka deg-degan panik dan bingung sendiri kalau ditanya cita-cita … apalagi udah kelas 11, tahun depan udah mau kuliah aja, tapi masih belum tahu mau jadi apa.

Jadi gini, gue ingin bercerita. Ada seorang anak perempuan yang dari balita sampai kelas 10 SMA cita-citanya jadi dokter, tapi setelah melewati kelas 10 dan kelas 11 yang berat dengan nilai biologi yang tidak mumpuni, anak perempuan itu menyerah. Padahal, dalam lubuk hatinya dia masih ingin sekali menjadi dokter, karena itu impiannya sejak kecil dan cita-cita yang diimpikan orang tuanya.

A sad story, don’t you think?

Nggak, tapi gue belum patah semangat. Karena setelah 3 semester menjalani masa SMA, gue menemukan passion gue. Jadi, gue mengambil jurusan IPA, tapi semakin hari gue semakin mantap bahwa minat gue itu ke IPS.

Gue senang belajar hal-hal sosial, gue senang membaca buku-buku tentang ilmu sosial, buku-buku sejarah. Sebenarnya gue senangnya dari kecil, tapi gue terlambat menyadarinya.

Apa sekarang gue nyesel? Kemarin, saat minggu-minggu UAS, gue nyesel banget. Gue sampai semi-frustasi, karena udah benar-benar kehilangan minat gue di IPA. Gue bener-bener nggak mau belajar lagi di IPA. Tapi, suatu malam menjelang dini hari, gue terbangun dan melihat orang tua gue yang sedang tidur.

Melihat wajah mereka yang tertidur, gue sadar. Seenggaknya, kalau diri gue memang nggak bisa dan kehilangan minat belajar IPA, gue masih punya tanggung jawab kepada kedua orang tua gue. Tanpa mereka, gue bisa apa?

Jadi, cita-cita gue sekarang hanya satu, bikin bahagia kedua orang tua gue. Gue masih belum tahu mau jadi apa, tapi gue ingin jadi orang yang membuat mereka bahagia, apapun yang mereka ingin gue menjadi.

Oh iya, ini artikel terakhir di tahun ini. Gue senang banget menulis di PIDAS, karena gue bebas mengutarakan pendapat gue disini. Selamat tahun baru semuanya, semangat selalu untuk tahun yang akan datang! 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *