Ikrar Negeriku!

Halo, P-assengers!

Para pemoeda-pemoedi harapan bangsa dan negara, kembali lagi bersama saya Syanetha Nadine Arvianti atau biasa dipanggil Nadine berasal dari Departemen Daring dan kelas X IPS 2. Ini bukanlah kali pertama saya menulis artikel, tetapi ini artikel kedua saya untuk PIDAS. Pada artikel saat ini saya akan membahas tentang “Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-89” yang diperingati pada Sabtu, 28 Oktober 1928. Ada yang tau gak sih Sumpah Pemuda itu apa? Sumpah Pemuda adalah satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia yang berupa Ikrar. Penulisannya sendiri menggunakan ejaan van ophuysen.
Isi teksnya adalah:

Teks Pertama :
“Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.”

Teks Kedoea :
“Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.”

Teks Ketiga :
“Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.”

Keputusan ini menegaskan, cita-cita akan ada “tanah air Indonesia”, “bangsa Indonesia”, dan “bahasa Indonesia”. Keputusan ini, juga diharapkan menjadi asas bagi setiap “perkumpulan kebangsaan Indonesia”. Dimulai dari teks sumpah pemuda, kita dapat melihat keberagaman, dan kesatuan yang menjunjung tinggi kesatuan yaitu Indonesia.

Kembali pada realita, 28 Oktober 2017. Itu tandanya, 89 tahun yang lalu setelah diputuskannya Sumpah Pemuda. Namun, pada realitanya sekarang, masih sadarkah pemuda di bangsa ini dengan kejadian 89 tahun yang lalu? Yaitu, tentang kesepakatan pemuda dalam menjaga keharmonisan dalam suatu perbedaan. Nyatanya, sekarang banyak banget yang tidak bisa menghargai dan menerima keharmonisan dalam suatu perbedaan. Yaitu, mulai dari perbedaan suku-ras, dan agama. Indonesia itu tidak kecil tetapi sangatlah luas. Menurut sensus BPS (Badan Pusat Statistik) di Indonesia pada tahun 2010, Indonesia memiliki 300 etnik atau 1.340 suku, 17.504 pulau, dan 6 agama (Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan Kong Hu Cu). Memang banyak sekali perbedaan dan keberagaman tetapi sebagai pemoeda-pemoedi penerus bangsa, kita harus bisa memahaminya.

Dan disini, saya akan mengutarakan pendapat pro dan kontra saya terhadap perbedaan di Indonesia. Mengawali semua mulai dari berita, itulah awal mula saya tau tentang konflik perbedaan di Indonesia. Saya akan mengambil contoh yang sedang viral, seperti Mantan Gubernur DKI Jakarta, Pak Basuki Tjahaja Purnama. Badan atau Lembaga Instansi petinggi pun mulai memainkan konflik ras dan agama, tidak hanya rakyat kecil saja. Memang, peran yang besar adalah pemerintah tetapi jika pemerintah tidak tegas rakyat pun bisa terprovokasi. Konflik itu pun berujung pada demo besar-besaran pada titik – titik wilayah di DKI Jakarta. Namun, ada yang tahu gak sih kenapa saya mengambil contoh tersebut? Kalau tidak tahu, saya akan memberikan sedikit garis besarnya saja. Konflik itu dimulai karena menyinggung satu agama tertentu yang dinilainya oleh sebagian masyarakat, namun menurut saya itu tidak akan terjadi jika masyarakat membuka pikiran nya tentang hal tersebut. Dari konflik perbedaan pendapat karena agama tertentu menimbulkan perkara yaitu mulailah sidang sampai kaum minoritas pun kalah dan akhirnya di penjara.

Hal yang dapat diambil dari konflik tersebut tuh apa sih?

Jadi hal positif yang dapat diambil dari konflik tersebut adalah dengan tidak mendengar dari satu pihak saja, tetapi dari lain pihak yang terkait dan jangan pernah untuk menimbulkan perkara tentang masalah suku – ras, dan agama karena itu merupakan hal yang sangat sensitif dan jika terjadi akan menimbulkan konflik besar seperti contoh itu hehe. Kita sebagai pemuda harus bersikap open minded atau membuka pikiran yang luas karena Indonesia juga luas dan tidak hanya untuk Indonesia saja agar tidak merugikan satu sama lain atau kedua belah pihak yang terkait.

Apa tuh harapan saya untuk bangsa Indonesia kedepannya?

Harapan saya sebagai rakyat Indonesia di generasi yang berikutnya adalah tetap berpola pikir terbuka untuk memajukan bangsa Indonesia di muka dunia, jangan jadikan suatu hal yang negatif untuk terus menerus diulang kembali. Tetapi, jadikan hal negatif tersebut sebagai pelajaran berharga yang tidak akan mengulangi nya kembali karena pada akhirnya kita tahu hal tersebut akan merugikan diri sendiri, bangsa, negara, dan penerusnya. Mari, kita sebagai generasi di era modern yang memiliki fasilitas modern yang mudah di dapat kita gunakan dengan hal yang positif! Agar berguna untuk bangsa, negara, dan penerusnya.

Bahkan, dari hal positif tersebut kita bisa menguntungkan kehidupan kita. Hal positif itu tidak harus yang besar kok! Dimulai dari hal – hal kecil saja bisa mengubah bangsa Indonesia menjadi lebih baik. Contoh nya yaitu, saling bertoleransi antar umat beragama dengan tidak menyinggung kepercayaan tertentu, tidak mengejek atau merasa tinggi sendiri, mengolah sumber daya alam dengan sebaik-baiknya. Tetapi kalian tau gak sih, kalau Indonesia, ini selain memiliki banyak suku dan agama yaitu memiliki sumber daya alam yang sangat melimpah, tetapi banyak sekali oknum yang secara sadar ataupun tidak sadar telah menggunakan nya untuk kepentingan pribadi, seperti Korupsi. Maka dari itu, sebagai pemoeda – pemoedi Indonesia biasakan dengan sifat jujur, berintegritas dan open minded. Karena, jika sifat itu sudah dimiliki, Indonesia akan lebih maju dari sebelumnya.

Saya akan memberikan quotes sedikit, nih!
“Kemajemukan harus bisa diterima, tanpa adanya perbedaan” –Gus Dur
“No one is born hating another person because of the colour of his skin, or his background, or his religion. People must learn to hate, and if they can learn to hate, they can be taught to love, for love comes more naturally to the human heart than it’s opposite” –Nelson Mandela

Nah, sekian dulu ya itu artikel kedua saya yang saya tulis sesuai dengan pendapat dan pemikiran saya. Semoga harapan yang saya tulis ini berguna untuk kedepannya. Mohon maaf bila ada salah – salah kata dan kurang berkenan. Terima Kasih 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *