Perhatian: bacalah artikel berikut dengan hati dan pikiran yang terbuka dan objektif.
Senior yang Hebat
Senior biasa disandang pada orang yang lebih tinggi dalam pangkat dan jabatan, lebih tua dalam usia, atau lebih matang dalam hal kemampuan dan pengalaman. Tapi terlepas dari semua itu percuma saja menyandang gelar senior jika kau tidak menjadi senior yang hebat.
Kakak kelas yang baik atau tidak, aku bukan berbicara soal itu, aku tidak bicara soal kakak kelas yang harus menyangi adik kelas, bersikap ramah atau pun keras. Aku tidak berbicara soal sifat baik atau pun buruk, karena menurutku baik atau buruk adalah soal perbedaan pandangan, soal perbedaan pilihan dan cara pikir manusia. Baik atau buruk adalah relatif. Berbeda dengan kehebatan yang merupakan sesuatu yang bisa diukur dan mutlak diperlukan.
Senior hanyalah orang yang lebih dulu masuk ke sebuah perkumpulan (instansi, grup, atau organisasi) jika ia tidak menjadi senior yang sesungguhnya. Senior yang sesungguhnya adalah senior yang dapat mengubah dan menggerakan juniornya, meraih hati dan mengisi pemikiran mereka sesuai dengan prinsip-prinsip yang dipegang oleh perkumpulan tersebut. Mengubah dari junior yang hampir disebut nol menjadi penerus mereka yang penuh dengan kesiapan. Menciptakan generasi yang lebih baik sehingga kemajuan dari perkumpulan mereka dapatlah terjamin.
Senioritas, selama ini para senior menganggap senioritas adalah sebagai sarana mendapatkan kehormatan, tanda sebuah kekuasaan, batas antar status.
Tidak. Senioritas adalah penanda sebuah tanggung jawab, tanggung jawab para senior terhadap juniornya. Itulah mengapa senioritas diciptakan dan dibutuhkan, yaitu untuk membimbing para junior, mempersiapkan diri mereka dan mendapatkan keharmonisan, serta mencapai kemajuan dalam perkumpulan. Itulah juga alasan logis yang aku temukan mengapa senior memliki hak atau pun penghormatan yang lebih, tidak lain adalah karena mereka juga memiliki pengetahuan dan tanggung jawab yang lebih.
Jika adik kelas yang lancang tidak dapat diberitahu secara baik-baik, senioritas pantaslah untuk dipakai.
Itu merupakan pendapat umum dari orang yang mendukung senioritas, tapi memalukannya dari argumen tersebut malah mengatakan bahwa senioritas bukanlah cara yang baik-baik. Perpeloncoan, itulah istilah bernada negatif yang sering digunakan berdampingan dengan istilah senioritas. Padahal senioritas dan perpeloncoan adalah suatu hal yang berbeda.
Perpeloncoan atau yang biasa disebut pembinaan, pelatihan, atau pun orientasi oleh para oknum pun sebenarnya tidak sepenuhnya salah. Namun dalam pelaksanaannya seringkali perpeloncoan dilakukan atas dasar mendapatkan pengakuan sebagai senior, untuk mendapatkan kehormatan, dan dilakukan dengan semena-mena, tanpa alasan yang rasional kecuali untuk menunjukan siapa yang berkuasa, bukannya untuk merampungkan tanggungjawab para senior. Itulah mengapa senioritas sering diselimuti dengan nada negatif seperti perpeloncoan.
Baca juga: Balada Senioritas Anak Bangsa
Kehormatan
Kehormatan ada karena diciptakan bukan dicari.
Jika junior tidak menghormatimu, dan kau pikir dengan “menyombongkan dirimu” pada mereka dapat membuat mereka menghormatimu, itu salah, itu hanya membuat mereka takut padamu, semakin memusuhi, menghina dan membencimu di belakang. Rasa hormat tidak dapat didapatkan dari perpeloncoan, karena sesungguhnya rasa hormat tidak dapat ditemukan di mana pun. Kehormatan pasti hadir pada jiwa yang terhormat, kehormatan pasti datang pada orang-orang yang pantas dihormati. Jadi untuk menjadi senior yang dihormati jadilah senior yang pantas dihormati, as simple as that.
Senior yang hebat, pastilah dihormati, ia tak perlu mencari-cari rasa hormat itu lagi. Lalu bagaimana untuk menjadi senior yang hebat? Jadilah senior yang berharga diri tinggi. Harga diri tinggi bukan soal kebanggaan atau mendapatkan kehormatan sebesar-besarntya tapi orang yang berharga diri tinggi baik senior ataupun junior, ramah atau pun keras, pasti akan dihormati oleh orang-orang di sekitarnya.
Harga Diri yang Tinggi
Harga diri adalah wujud seberapa kau menghargai dirimu, percaya pada dirimu serta menjaga dirimu dari hal hal yang menjatuhkan “harga” tersebut. Harga diri bukanlah menjadi orang yang sok cool, menjadi selalu benar, atau menjadi arogan, malah harga diri mengajarkan hal-hal yang sebaliknya. Setidaknya harga diri mengajarkan kita 3 hal yaitu rendah hati, menjadi diri yang mantap, serta menjaga nilai-nilai yang telah kau pegang.
Tender heart is the greatest charm.
- Orang yang semakin rendah hati pasti makin disenangi oleh orang lain. Rendah hati, juga berarti tidak merendahkan serta selalu menghargai orang lain. Jika kita menghargai orang, orang pasti menghargai kita kembali. Bukannya malah menjadi arogan yang hanya membuat orang takut dan menjauh dari kita, benci dan menghina dibelakang kita. Kita juga patutnya tidak memilih teman atau junior, kita harus selalu memberikan bimbingan dan petunjuk yang kita punya dan tentunya dibutuhkan oleh sang junior. Mereka yang merasa terbantu oleh kita, langsung atau pun tidak, pasti akan menghargai kita, tidak akan menghina kita, serta tumbuh rasa hormat.
- Bukanlah orang yang skeptis, penakut, pesimis, atau pun selalu khawatirlah yang dipandang oleh orang-orang. Tapi yang berkepribadian positif. Orang yang berharga diri pastilah orang yang mantap pada dirinya, percaya pada dirinya, optimis, berani bertindak dan melangkah penuh keyakinan, bukan yang setengah-setengah, yang klemar-klemer. Sebelum kau berharap orang percaya padamu dan menganggapmu senior, tentunya kau harus percaya pada dirimu terlebih dahulu.
- Pelajaran ketiga dalam mendapat harga diri tinggi adalah dengan menjaga nilai nilai yang kau punya. Contoh jika kau ingin juniormu tidak sering berpenampilan yang berlebihan, maka kau juga harus menjaga dirimu agar tetap bersahaja… Tunjukkanlah kalau kau sudah pantas sebagai senior, sudah mendalam pada nilai-nilai yang perkumpulanmu pegang, dan kau dapat dipercaya. Jika kau telah berjanji, tepatilah, jika kau berkata menginginkan A maka lakukanlah A, dan jika kau dipercaya janganlah berkhianat. Hal ini sangat dibutuhkan agar para junior mau kita pimpin dan menghormati kita dengan ihklas, bagaimana kita bisa mengajarkan untuk bersikap sopan jika kita sendiri tidak sopan, bagaimana kita mau dituruti jika kita tidak dapat dipercaya? Dengan begitu tak akan ada junior yang menganggap kita hanya ngomong kosong, semena-mena, dan malah suka menyindir kita dari belakang.
Senior adalah sebuah jabatan, tapi percuma jika ia tidak memiliki sifat-sifat seorang senior. Pimpinan adalah sebuah jabatan, sungguh percuma jika ia tidak memiliki sifat kepemimpinan. Senioritas adalah sebuah lambang tanggung jawab, maka omong kosonglah orang-orang yang menggaungkan senioritas tanpa menjadikan diri mereka sebagai senior yang sepantasnya. Bukanlah jabatan yang membuat junior dan orang yang kita pimpin menghormati kita, tapi diri kita sendiri, sifat dan kemampuan kita. Jika kita menggunakan jabatan kita dengan semena-mena, hanyalah senyum dan hormat semu yang kita dapat, namun dibalik itu umpatan dan hinaan tersebar luas untuk kita .
Senior yang hebat adalah senior yang mnciptakan junior yang lebih baik darinya.
P.S. Terima kasih untuk senior-seniorku di SMA 81 yang hebat, Pensador, Askra, SinemGen1, kakak-kakak PPB, khususnya kak Fauzan yang katanya enggak bakal “neror” kita lagi di PPB. Semoga sukses bersama kita semua. JAYA!
Salam damai,
Juan! Ini salah satu tulisan terbaik lo selama 2,5 tahun ini! Gue rasa tulisan ini harus dibaca oleh seluruh anak SMA di Indonesia, well done Juan! Pastinya lo bukan satu-satunya yang punya pemikiran seperti ini, tapi lo termasuk salah satu yang bisa menuangkan ide dalam pikiran lo itu ke dalam sebuh tulisan, dan itu bagus!
Oh ya, gue juga turut senang tidak lagi “meneror” kalian, hahaha! Anyway, gue melihat banyak perubahan positif dari setiap anak PPB, mulai dari pertama kali kenal kalian di kelas X, sampai sekarang, dan… sangat bangga bisa kenal kalian semua. Dan buat lo, Juan, gue percaya lo akan jadi seseorang nanti (bahkan Aziz mau jadi presiden). Jangan pernah puas dengan apa yang udah dicapai Juan (bukan berarti enggak bersyukur juga), tapi maksudnya terus lakukan yang terbaik yang lo bisa, dalam hal apa pun itu. Semangat Juan!
1. yaiyalah semakin banyak mencoba harus semakin baik dong.. ^^
tapi “seluruh anak SMA di Indonesia” masa sih wkwkwk, makasih bnyk loh kak.
2. oya teror meneror disitu positif loh… :”
3. aziz mau jadi pres? hahaha sy bahkan udah punya psangan buat jadi calon kandidat di pemilu kak (koplak sih tp gw emang beneran udah di tag jd cawapress seseorang wkwk)