Halo P-assengers! Kembali lagi nih sama aku, Vanessa di artikel ku yang ke-2! Kira-kira ada yang tau ga sih aku mau nulis apa? Penasaran? Yuk, simak artikel ku yang satu ini!
Nah kali ini, aku mau sharing tentang peradaban Mesir nih. Kenapa Mesir? Karena buat aku peradaban dan sejarah Mesir itu unik dan beda dari yang lain gitu. Itu yang buat aku mau sharing ke P-assangers betapa uniknya Mesir itu. Cukup ya prolognya, langsung ke intinya aja ya.
Mesir adalah sebuah negara yang sebagian besar wilayahnya terletak di Afrika bagian timur laut. Di sebelah utara berbatasan dengan Laut Tengah, di sebelah timur berbatasan dengan Laut Merah, di sebelah selatan berbatasan dengan Sudan, dan di sebelah barat berbatasan dengan Libia.
Mesir merupakan satu-satunya pusat kebudayaan tertua di benua Afrika yang berasal dari tahun 4000 SM. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya sebuah batu tulis di daerah Rosetta oleh pasukan Perancis yang dipimpin oleh Napoleo Bonaparte.
Orang-orang Mesir Kuno banyak mengadopsi kebudayaan nenek moyang Neolitik dan Chalelolitik. Dalam perkembangannya, peradaban Mesir menjelma menjadi salah satu peradaban paling maju pada masa kuno. Bahkan hingga saat ini, banyak peninggalan dari peradaban tersebut yang membuat peneliti-peneliti masa modern berdecak kagum.
Peradaban Mesir Kuno tumbuh dan berkembang di sepanjang aliran Lembah Sungai Nil, bangsa Mesir kuno bertumpu pada pertanian basah yang bergantung pada air dari Sungai Nil untuk kesuburan tanah pertanian mereka. Berkat adanya Sungai Nil, daerah Mesir menjadi daerah yang subur. Sungai Nil bersumber dari suatu mata air yang terletak jauh di dataran tinggi Afrika Timur. Sungai Nil mengalir ke utara dan setiap tahun mendatangkan banjir. Setelah banjir ini surut, tinggallah lapis lumpur yang subur di tempat tergenang tadi. Serokan pengairan pun turut juga penuh dengan lumpur. Lumpur inilah yang menyuburkan Mesir, yang tak akan ada ubahnya dari daerah gurun yang mengelilinginya, seandainya negeri itu tidak tergenang oleh air Sungai Nil ketika bah. Akan tetapi, berkat keadaan tersebut, sejak zaman kuno, negeri Mesir telah menjadi “lumbung gandum” dan itulah sebabnya negeri itu sering juga disebut orang “hadiah dari Sungai Nil”. Di muara Sungai Nil terdapat suatu delta yang luas dan di situlah terletak kota-kota penting seperti Kairo, Iskandaria, Abusir, dan Rosetta.
Menurut mitos, sungai itu diturunkan dari langit. Kalau Sungai Nil bah atau banjir,maka yang dianggap menyebabkannya ialah air mata Dewa Isis. Isis menangisi suaminya Dewa Osiris yang mati terbunuh itu. Osiris adalah dewa di dunia roh yang meninggal.
Namun secara ilmiah, air tersebut berasal dari gletser yang mencair dari pegunungan Kilimanjaro sebagai hulu sungai Nil. Mesir adalah “hadiah pemberian sungai”, tulis Herodotus.
Sistem pemerintahan peradaban Mesir Kuno adalah Monarkisme Absolute (menganut sistem kerajaan). Berarti, kekuasaan tertinggi berada di tangan raja. Menurut kepercayaan Mesir Kuno, kedudukan raja yang mutlak (absolut) itu sesuai dengan kehendak para dewa. Mereka percaya bahwa raja adalah turunan dewa matahari bernama Re. Dewa tersebut dianggap sebagai raja pertama Mesir.
Raja dianggap amat suci sehingga rakyat biasa tidak boleh berhadapan langsung dengan raja (melihat muka raja), bahkan menyebut nama raja. Bila mau menyebut nama raja, rakyat Mesir kuno menyebut istilah Per-O (artinya “Istana Agung”) sebagai ganti nama raja. Dari istilah itulah, diperoleh sebutan Pharao atau Firaun untuk raja Mesir Kuno.
Pendirian pemukiman Mesir Kuno, menandai kemunculan peradaban baru di wilayah Mesir. Seiring dengan perkembangannya, penduduk Mesir terbagi menjadi dua wilayah. Pertama, kota-kota di bagian selatan yang mengidentifikasikan diri sebagai bagian dari Kerajaan Putih atau sering disebut Kerajaan Mesir Hulu. Kedua, aliansi kota-kota bagian utara yang membentuk Kerajaan Merah atau Kerajaan Mesir Hilir, dengan kota Heliopolis dan Buto sebagai kota yang paling berkembang.
Tahun 3200 SM, Mesir mengalami periode puncak masuknya pemukiman baru. Nubt di jalur timur-barat yang mengarah ke tambang-tambang emas menjadi kota terkuat di selatan, sementara Hierankonpolis, yang dihuni 10.000 penduduk terletak tidak jauh dari sana.
prasasti yang menjelaskan sosok raja scorpion
Pada periode yang sama muncul seorang raja, yang berusaha menyatukan kedua kerajaan. Raja tersebut adalah Raja Kerajaan Putih, bernama Scorpion. Scorpion kemungkinan besar berasal dari Hierankonpolis. Ia adalah raja pertama yang mempunyai rencana untuk menggabungkan Kerajaan Putih dan Merah di bawah satu raja. Akan tetapi, hasil dari kerja kerasnya tidak bertahan lama, karena kedua kerajaan kembali terpecah.
Satu abad kemudian atau sekitar tahun 3100 SM, raja selatan lain bernama Narmer mengikuti jejak Raja Scorpio. Ia kembali berusaha menyatukan kedua kerajaan. Kemungkinan besar Narmer adalah nama lain untuk Menes, yang muncul dalam daftar raja Mesir. Peleburan perbatasan antara kedua kerajaan tersebut menandai berdirinya dinasti pertama Mesir Kuno.
Menes merayakan kemenangan dengan membangun sebuah ibu kota di Memphis, sebagai titik pusat kekaisaran yang baru. Kota tersebut didirikan 32 kilometer di sebelah selatan bagian delta paling hulu, dekat tempat bertemunya Mesir hilir dan hulu. Memphis menjadi kota terbesar di negeri itu. Memphis bertahan sebagai ibu kota Mesir kuno, selama 400 tahun atau selama 18 firaun pengganti Menes.
Nah, gimana nih P-assengers? Menarik bukan? Segitu dulu ya dari aku! Semoga bermanfaat! Sampai bertemu di artikel ku selanjutnya!
REFERENSI
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Mesir
https://www.scribd.com/doc/95614934/Sejarah-Peradaban-Mesir-Kuno
http://scootersmultiverse.blogspot.com/2017/02/sejarah-peradaban-mesir-kuno-lengkap.html
https://wawasansejarah.com/peradaban-mesir-kuno/
http://www.hariansejarah.id/2017/01/peradaban-mesir-kuno-sejarah-dan.html