Di pagi hari sabtu pada tahun 2004, ketika sebagian orang masih tertidur lelap, seorang anak perempuan lahir di Rumah Sakit di Surabaya. Hari itu, tepatnya pada 6 Maret 2004, menjadi hari bersejarah keluarga kecil atas kelahiran anak perempuan kedua-nya. setelah Melalui banyak perdebatan atas pemberian nama, telah diputuskan gadis kecil itu bernama Naflah. Memiliki arti sukarela, diharapkan menjadi salah satu watak yang selalu ditanamkan seiring waktu berjalan.
Katanya, sejak kecil juga Naflah tidak suka jadi sorotan. Kalau ada yang menatapnya, ia akan langsung menangis keras. Naflah bisa dibilang unik. Ia sangat suka membaca buku, walaupun belum mengenal huruf. Hingga ia memiliki metode membaca sendiri. Ia tidak mengenal huruf satu persatu, namun ia menghafal bentuk kalimat. Menjadi anak kedua, tentu saja ia sangat mengandalkan kakaknya. Sedikit manja, namun tidak ingin merepotkan juga.
Naflah punya insting yang cukup tajam. Ia sangat suka menganalisa, namun tidak suka menyebarkannya kepada orang- orang yang tidak ia kenal. Selain itu, ia sangat tidak suka diganggu, dan bukan orang yang ingin mencari masalah terlebih dahulu. Naflah orangnya cukup simpel, kalau ia baik, maka tidak ada masalah.
Naflah suka kesibukan namun tidak suka dicari-cari. Ia lebih suka diberi peraturan secara jelas diawal waktu, bukan diberi arahan terus menerus. Naflah punya banyak hal yang berkecamuk dalam pikirannya, namun tidak begitu suka menuangkannya karena terkadang sudut pandangnya berbeda dari orang banyak. Naflah juga bukan tipe orang yang memikirkan kata-kata orang lain. Ia punya tekad, yang dimana terkadang membuat ia terlihat keras kepala. Ia sangat terbuka terhadap kejadian-kejadian sosial, walaupun ia tidak membenci hitung-hitungan.
Naflah sangat suka mendengarkan orang. Ia kadang menjadi tempat curahan orang-orang, dan ia suka menyampaikan pendapatnya, walau mungkin bukan yang terbaik. Namun, ia sedikit pelupa untuk mengingat hal-hal yang penting. Anehnya, untuk sesuatu yang ia memiliki ketertarikan, ia akan mengingat hal itu hingga detail terkecil. Sikapnya yang tetap tenang walaupun dikejar deadline, membuat orang lain terheran. Ia pekerja keras, namun tidak suka memperlihatkannya kepada orang-orang disekitarnya.
Naflah tidak suka mengurusi hal-hal yang tidak penting. Ia orang yang tegas, juga tempramental. Ia hanya memperlihatkan sisi menyenangkannya ketika ia sudah yakin bahwa ia menemukan orang yang tepat. Naflah selalu berharap ia bisa membahagiakan orang-orang disekitarnya, walaupun ia sendiri memiliki masalah. Naflah yang takut mencoba hal baru, namun mudah beradaptasi ketika ia sudah yakin terhadap apa yang ia lakukan.