Hargai Selagi Ttidak Memperjuangkan

Hargai Selagi Tidak Memperjuangkan dipilih saya untuk menjadi judul artikel saya kali ini, karena tema artikel kali ini adalah tentang Sumpah Pemuda yang kita peringati setiap tanggal 28 Oktober. Sudah 89 tahun Bangsa Indonesia merayakan Hari Sumpah pemuda dan berbagai macam pula cara-cara orang untuk merayakan hari Sumpah Pemuda tersebut. Saya memilih judul tersebut karena yang kita tahu setiap hal yang dicapai oleh Bangsa Indonesia diperlukan adanya pengorbanan dari para pejuang-pejuangnya. Seseorang yang telah berjuang hendaknya diberi penghargaan terutama untuk orang-orang yang telah berjuang untuk persatuan dan kesatuan pemuda-pemuda yang ada di Indonesia, pemuda-pemuda dari seluruh iIndonesia dikumpulkan untuk berunding mengenai 3 pengakuan oelh pemuda-pemuda bahwa mereka satu Bangsa yaitu Bangsa Indonesia, satu tanah air yaitu Tanah Air Indonesia dan satu bahasa kesatuan dan sebagai bahasa persatuan yaitu Bahasa Indonesia.

Menghargai merupakan salah satu dari sekian banyak cara kita untuk menghormati perjuangan pejuang dan pahlawan Indonesia yang telah berjuang membuat suatu pengakuan mengenai persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia. Sumpah Pemuda adalah bukti otentik bahwa tanggal 28 Oktober 1928 bangsa Indonesia dilahirkan. Oleh karena itu sudah seharusnya segenap rakyat Indonesia memperingati momentum 28 Oktober sebagai hari lahirnya bangsa Indonesia. Proses kelahiran Bangsa Indonesia ini merupakan buah dari perjuangan rakyat yang selama ratusan tahun tertindas dibawah kekuasaan kaum kolonialis pada saat itu, kondisi ketertindasan inilah yang kemudian mendorong para pemuda pada saat itu untuk membulatkan tekad demi mengangkat harkat dan martabat hidup orang Indonesia asli, tekad inilah yang menjadi komitmen perjuangan rakyat Indonesia hingga berhasil mencapai kemerdekaannya 17 tahun kemudian yaitu pada 17 Agustus 1945. Rumusan / teks sumpah pemuda ditulis oleh Moehammad Yamin.

Menghargai tidak pernah memandang siapa yang patut dan pantas untuk dihargai, tetapi wajib bagi kita untuk menghargai jasa para pahlawan dan pejuang persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia. Menghargai tidak perlu dilakukan dengan suatu perayaan yang besar-besaran tetapi dapat melalui hal-hal kecil yang dapat menjunjung rasa nasionalisme pada diri seseorang misalnya pada diri seorang siswa, ketika Hari Sumpah Pemuda tiba semua siswa diminta untuk mengikuti upacara bendera. Akan tetapi, saya sendiri merasa bahwa saya belum bisa menghargai pentingnya persatuan suatu bangsa hal itu ditandai ketika saya mengikuti upacara bendera, sekalipun itu upacara bendera untuk memperingati suatu hari nasional, saya selalu mengeluh dan selalu menganggap bahwa upacara bendera bukan suatu hal yang penting untuk dilakukan. Saya sadar, kita dapat berdiri dengan Nama Indonesia, Bahasa Indonesia, dan di Tanah Air Indonesia itu karena perjuuangan dari para pahlawan dan pejuang yang memerdekakan bangsanya, rakyatnya, dan hak penduduknya.

Makna dari persauan dan kesatuan Bangsa itu sendiri adalah senjata yang paling ampuh bagi bangsa Indonesia baik dalam rangka merebut, mempertahankan maupun mengisi kemerdekaan. Persatuan mengandung arti “bersatunya macam-macam corak yang beraneka ragam menjadi satu kebulatan yang utuh dan serasi.” Persatuan Indonesia berarti persatuan bangsa yang mendiami wilayah Indonesia.

Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang kita rasakan saat ini terjadi dalam proses yang dinamis dan berlangsung lama karena persatuan dan kesatuan bangsa terbentuk dari proses yang tumbuh dari unsur-unsur sosial budaya masyarakat Indonesia sendiri, yang ditempa dalam jangkauan waktu yang lama sekali. Unsur-unsur sosial budaya itu antara lain seperti sifat kekeluargaan dan jiwa gotong-royong. Kedua unsur itu merupakan sifat-sifat pokok bangsa Indonesia yang dituntun oleh asas kemanusiaan dan kebudayaan.

Masuknya kebudayaan dari luar terjadi melalui proses akulturasi (percampuran kebudayaan). Kebudayaan dari luar itu adalah kebudayaan Hindu, Islam, Kristen, dan unsur-unsur kebudayaan lain yang beraneka ragam. Semua unsur-unsur kebudayaan yang datang dari luar diseleksi oleh bangsa Indonesia. Kemudian, sifat-sifat lain terlihat dalam setiap pengambilan keputusan yang menyangkut kehidupan bersama yang senantiasa dilakukan dengan jalan musyawarah dan mufakat. Hal itulah yang mendorong terwujudnya persatuan bangsa Indonesia. Jadi, persatuan dan kesatuan bangsa dapat mewujudkan sifat kekeluargaan, jiwa gotong-royong, musyawarah, dan lain-lain.

Persatuan dan Kesatuan Bangsa sendiri juga berhubungan dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Persatuan dan Kesatuan itu sendiri dapat diwujudkan melaui perilaku dibawah ini, yaitu :

  1. mempertahankan persatuan dan kesatuan wilayah Indonesia;
  2. meningkatkan semangat Bhinneka Tunggal Ika;
  3. mengembangkan semangat kekeluargaan; serta
  4. menghindari penonjolan SARA. Lebih dari 84 tahun yang lalu para pemuda Indonesia telah mengikrarkan bentuk perilaku yang mendukung persatuan dan kesatuan. Ikrar kesepakatan para pemuda tersebut diwujudkan dalam sumpah yang dicetuskan pada tanggal 28 Oktober 1928.

Menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia seperti dinyatakan dalam Sumpah Pemuda merupakan bentuk perilaku mengamalkan tetap tegaknya persatuan dan kesatuan. Salah satu contoh perilaku mendukung persatuan dan kesatuan lainnya, yaitu kita memiliki rasa bangga sebagai bangsa dan negara.

Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa-jasa para pahlawannya. Para pahlawan rela mengorbankan hidupnya demi menjaga dan mempertahankan Negara Indonesia. Tanpa jasa mereka, kita tidak dapat menjadi seperti sekarang ini.  Pahlawan adalah orang yang gagah berani dan rela berkorban untuk membela kebenaran. Banyak pahlawan dimiliki oleh bangsa Indonesia, mulai dari pahlawan nasional, pahlawan kemerdekaan Indonesia, pahlawan proklamator, dan pahlawan revolusi.
Seorang Pahlawan tentunya harus memiliki sifat dibawah ini :
A. Sikap Rela Berkorban
Sikap rela berkorban adalah sikap yang mencerminkan adanya kesediaan dan keikhlasan dalam memberikan sesuatu yang dimiliki untuk orang lain. Bentuk-bentuk perbuatah rela berkorban dalam kehidupan sehari-hari, antara lain sebagai berikut:
  • Menyisihkan uang untuk membantu saudara-saudara kita yang terkena bencana alam.
  • Ikut kegiatan membersihkan selokan-selokan dan jalan di lingkungan.
  • Membayar pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku, seperti pajak kendaraan bermotor, pajak bumi dan bangunan
  • Merelakan sebagian tanahnya untuk pembangunan irigasi dengan memperoleh penggantian yang layak.
  • Ikut kerja bakti membersihkan jalan dan sekolah, Ikut berpartisipasi menjaga keamanan kampung
  • Membantu pekerjaan orang tua atau orang yang disekitarnya dengan ikhlas

B. Berani dalam Kebenaran

Berani karena sesuatu yang dilakukan itu benar dan baik; sebaliknya takut kalau sesuatu yang dilakukan salah menurut yang seharusnya. Bentuk-bentuk perbuatah berani dalam kebenaran dalam kehidupan sehari-hari, antara lain sebagai berikut:
  • Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
  • Menghormati hak-hak orang lain.
  • Memuji keberhasilan orang lain dan memberi kritik yang membangun atas kegagalan orang lain.
  • Berlaku dan berbuat manusiawi, dalam arti menghargai harkat dan martabat manusia.
  • Suka memberi pertolongan kepada orang lain.
  • Tidak melakukan perbuatan yang merugikan orang lain.
  • Menghargai hasil karya orang lain.
C. Berjiwa besar

Berjiwa besar artinya Menerima kemenangan dan kekalahan dengan lapang dada. Karena dengan sikap berjiwa besar dalam hidup ini, kita dapat meredam dan menghindari konflik. Kita harus berani mengakui orang atau kelompok lain lebih kuat dan pantas menang. Kita tidak boleh sombong jika menang. Sebaliknya, kita juga tidak boleh patah semangat jika mengalami kekalahan. Bentuk-bentuk perbuatah berjiwa besar dalam kehidupan sehari-hari, antara lain sebagai berikut:

  • Meminta maaf atas segala kesalahan yang dilakukan.
  • Cepat belajar dari kesalahan dan tidak terlalu lama berkubang dalam rasa penyesalan
  • Bekerja dengan tim terbaik untuk menunjukkan performa terbaik.
  • Jangan menyalahkan pihak lain atau aturan saat mengalami kekalahan. Namun kita harus koreksi diri kita sendiri apa yang masih kurang dari diri kita.
  • Tidak berputus asa, bahkan menjadikan kegagalan sebagai pemicu terhadap kesuksesan-kesuksesan di masa berikutnya.
D. Cinta Tanah Air
Rasa cinta tanah air adalah rasa kebanggaan, rasa memiliki, rasa menghargai, rasa menghormati dan loyalitas yang dimiliki oleh setiap individu pada negara tempat dimana ia tinggal. Bentuk-bentuk perbuatah cinta tanah air dalam kehidupan sehari-hari, antara lain sebagai berikut
  • Mempelajari sejarah perjuangan para pahlawan pejuang kemerdekaan kita serta menghargai jasa para pahlawan kemerdekaan.
  • Menghormati upacara bendera sebagai perwujudan rasa cinta tanah air dan bangsa Indonesia.
  • Menghormati simbol-simbol negara seperti lambang burung garuda, bendera merah putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, dan lain sebagainya.
  • Mencintai dan menggunakan produk dalam negeri agar pengusaha lokal bisa maju sejajar dengan pengusaha asing.
  • Membantu mengharumkan nama bangsa dan negara Indonesia kepada warga negara asing baik di dalam maupun luar negeri.
  • Menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar pada acara-acara resmi dalam negeri.
  • Membantu mewujudkan ketertiban dan ketentraman baik di lingkungan sekitar kita maupun secara nasional.
  • Belajar dengan tekun hingga kita juga dapat ikut mengabdi dan membangun negera kita agar tidak ketinggalan dari bangsa lain.

10 November merupakan peringatan hari pahlawan bagi bangsa Indonesia. Banyak banget perayaan untuk memperingati hari pahlawan ini, antara lain karnaval, pawai kostum pahlawan, konser musik yang bertema hari pahlawan dan lainnya. Para pahlawan perlu dihargai jasanya karena

1. Jasa pahlawan yang Begitu Besar

Para pahlawan harus berjuang untuk memperebutkan kemerdekaan Indonesia. Setelah merdeka pun, banyak banget Negara penjajah yang nggak pengen Indonesia merdeka,. Makanya mereka datang lagi ke Indonesia untuk merebutnya kembali. Kembalilah para pejuang harus merebut Indonesia dari tangan penjajah. Peristiwa 10 November 1945 merupakan salah satu peristiwa yang sangat fenomenal, ketika perobekan warna biru pada bendera Belanda di Hotel Oranje Surabaya, yang kini sudah menjadi Hotel Majapahit.

2. Merdeka supaya Rakyat Tidak Sengsara

Sebelum merdeka, rakyat Indonesia banya banget yang sengsara karena ulah penjajah. Mereka sengsara karena dijadikan budak, harus membayar upeti berupa beras dan kebutuhan pokok lainnya dan lain sebagainya. Oleh karena itu, muncullah sosok-sosok yang menggugah para masyarakat jaman dulu untuk melakukan pemberontakan supaya Indonesia terbebas dari penjajah. Hal ini mereka lakukan supaya rakyat bisa hidup damai, tentram dan dapat menikmati hasil alam Indonesia.

3. Pahlawan Berperang Sampai Bertaruh Nyawa

Perjuangan rakyat Indonesia tidak berhenti setelah merdeka, pasca kemerdekaan pun masih ada sekutu yang menyerang Indonesia. Lalu, terjadilah peperangan di kota Surabaya anta a sekutu Belanda dan Inggris. Tentara dan para relawan banyak yang tewas dalam pertempuran ini.

Pertempuran tersebut ternyata juga menumbangkan jendral A.W.S Mallaby dari Inggris. Sayangnya, tidak sedikit pahlawan tanpa nama yang tewas. Untuk mengenang jasa mereka, dibangunlah monumen Tugu Pahlawan yang di dalam museumnya terdapat patung yang merupakan simbol dari pahlawan yang tak bernama itu.

Sejarah terjadinya Sumpah Pemuda telah menunjukkan bahwa, kita harus saling bersatu untuk mendapatkan suatu tujuan. Maka kita harus saling menguatkan, saling berjuang dalam satu kesatuan.

Meskipun dari tanah kelahiran yang berbeda-beda, tetapi tetap bersatu membela, memperjuangkan bangsa Indonesia. Persatuan bangsa Indonesia tersebut, memiliki makna-makna tersendiri seperti :

APA MAKNA SATU NUSA, SATU BANGSA, SATU BAHASA?

  • Makna satu nusa

Negara kita memiliki pulau,pulau yang dihubungkan oleh laut-laut. Pulau yang dihubungkan oleh lautan ini, menjadi satu kesatuan. Pulau-pulau tersebut memiliki perbedaan kondisi alam maupun kebudayaan yang berbeda.

Meskipun berbeda-beda tetapi kita harus senantiasa selalu mencintai kebudayaan daerah kita sendiri, tanpa merendahkan kebudayaan dari daerah-daerah lain.

Jadi makna satu nusa adalah meskipun kita mempunyai perbedaan-perbedaan tetapi kita tetap bertanah air satu, tanah air Indonesia.

  • Makna satu bangsa

Negara kita memiliki lambang burung garuda dan lambang burung garuda tersebut terdapat sebuah pita yang bertuliskan “Bhineka Tunggal Ika”.Kata tersebut merupakan semboyan dari bangsa kita, bangsa Indonesia. Artinya adalah walaupun berbeda-beda tetapi masih satu jua.

Dengan adanya semboyan tersebut, berarti kita merasakan kebahagiaan, kesedihan, kesengsaraan, dan mengalami penderitaan secara bersama-sama karena kita merupakan satu kesatuan yaitu satu bangsa.

Jika kita selalu menjunjung tinggi rasa persatuan dan kesatuan, maka kita akan menjadi bangsa Indonesia yang kuat.

  • Makna Satu Bahasa

Kita sebagai bangsa Indonesia hidup dalam bermasyarakat. Dalam hidup bermasyarakat pasti kita memiliki tetangga, teman yang berasal dari daerah berbeda. Baik berbeda agama, adat istiadat, daerah maupun bahasanya

Bahasa sangat bermacam- macam, ada yang bahasa Jawa, Padang, Palembang, dan daerah lainnya.

Semua perbedaan bahasa dari masing-masing daerah tersebut, jangan dijadikan sebagai penghalang bagi kita untuk hidup saling acuh tak acuh. Melainkan kita harus saling menghargai satu sama lain dan menjadikan suatu perbedaan itu sebagai pembelajaran dan semakin membuat bangsa kita menjadi lebih kokoh.

Kita memiliki bahasa nasional yaitu Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia adalah bahasa pemersatu bangsa Indonesia.

Jadi makna satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa yaitu meskipun kita berbeda-beda baik berbeda dalam budaya, adat istiadat, daerah, tempat kelahiran, bahasa, dan lain sebagainya. Tetapi kita tetap satu sebagai bangsa Indonesia bertanah air satu, tanah air Indonesia.

pemuda dan semangatnya juga mempengaruhi kemerdekaan suatu bangsa

Usia mereka rata-rata baru memasuki 20-an dan penuh dengan semangat. Mereka bearasal dari berbagai macam latar belakang sosial dan daerah yang berbeda-beda. Karena mengenyam pendidikan Belanda mereka sangat fasih berbahasa Belanda, selain bahasa daerah masing-masing. Hanya segelintir orang yang mampu berbahasa Melayu yang pada akhirnya nanti menjadi cikal bakal bahasa Indonesia.

Pada tahun 1920-an bermunculan berbagai macam organisasi dan perkumpulan yang bersifat kedaerahan. Jong java, Jong Sumatera, Jong Bataks, Jong Celebes, Jong Ambon, Sekar Soekoen Soenda merupakan beberapa contohnya. Organisasi dan perkumpulan ini pada awalnya beranggotakan puluhan orang saja dan hanya terbatas pada urusan sosial budaya.  Beberapa organisasi politik sebetulnya telah berdiri di Hindia Belanda pada awal 1920-an. Organisasi politik yang terbesar saat itu adalah Sarekat Islam, Boedi Utomo, Partai Komunis Indonesia dan Partai Nasional Indonesia.

Tonggak penting dalam pergerakan Pemuda dimulai ketika Permimpunann Indonesia (PI) menerbitkan Manifesto Politik pada tahun 1925. Ini pertama kalinya mereka dengan tegas berbicara tentang kemerdekaan, persatuan dan persaudaraan diantara seluruh masyarakat yang terjajah di Hindia Belanda. Unsur-unsur kedaerah yang kental ditinggalkan dalam Manifesto Politik tersebut demi terciptanya persatuan.

Menurut mendiang Sartono Kartodirdjo, “Manifesto Politik yang dikeluarkan oleh Perhimpunan Indonesia di Belanda pada tahun 1925 lebih fundamental dari pada Sumpah Pemuda tahun 1928”. Manifesto Politik 1925 tersebut justru dianggap sebagai sebuah  gerakan yang lebih dinamis. Dari segi tujuan, Manifesto Politik 1925 lebih luas cakupannya yang berisi prinsip perjuangan, yakni unity(persatuan), equality (kesetaraan), dan liberty (kemerdekaan).

Lebih jauh lagi hampir semua karangan yang diterbitkan majalah “Indonesia Merdeka” yang menjadi corong penyebarluasan pemikiran dan gagasan orang-orang Persatuan Indonesia menjadi bahan bacaan populer oleh kalangan muda Indonesia. Asvi Warman Adam, dalam buku “Seabad Kontroversi Sejarah”, juga membuka fakta bahwa ide-ide dalam manifesto politik Perhimpunan Indonesia yang terbit di majalah “Indonesia Merdeka” telah mengilhami para pemuda-pemuda saat itu, yang nanti akan merumuskan Sumpah Pemuda.

Sumpah Pemuda tahun 1928, diawali dengan pertemuan lima organisasi pemuda dan juga perseorangan pada 15 November 1925 bertempat di Hotel Lux Orientis Jakarta. Pertemuan tersebut menghasilkan keputusan untuk mengadakan Kongres Pemuda Indonesia pertama. Tujuan dari diselenggarakan kongres pertama adalah menggugah semangat kerjasama diantara bermacam-macam organisasi pemuda yang ada di Hindia Belanda supaya dapat di wujudkan dasar pokok lahirnya persatuan Indonesia ditengah-tengah bangsa di dunia.

Kongres Pemuda Indonesia pertama itu digelar di Jakarta pada 30 April 1926 hingga 2 Mei 1926. Berbagai persoalan dibahas dalam kongres ini termasuk masalah bahasa persatuan. Meskipun bahasa Belanda menjadi bahasa pengantar dalam kongres ini, turut dibicarakan juga perihal bahasa persatuan. Dalam bukunya 45 Tahun Sumpah Pemuda, M. Tarbani Soerjowitjitro selaku ketua Kongres Pemuda pertama menjelaskan bahwa “ketika M. Yamin menyampaikan pidatonya ia menyatakan bahwa bahasa Melayu dan bahasa Jawa yang berpeluang menjadi bahasa persatuan. M. Yamin menunjukkan jika bahasa Melayulah yang paling besar peluang besar dipilih”.

Menurut Tarbani, peserta kongres setuju dengan usulan tersebut namun Tarbani menentangnya. Ia menjelaskan “jika Nusa itu bernama Indonesia, bangsa itu bernama Indonesia, maka bahasanya pun harus bernama bahasa Indonesia”. Pendapat ini diterima oleh seluruh peserta kongres dan pengambilan keputusan perihal bahasa persatuan ditunda sampai kongres kedua.

Kongres Pemuda kedua digelar dua tahun kemudian tepatnya pada tanggal 28 Oktober 1928 di Jakarta. Sejumlah nama tokoh Nasional hadir dalam kongres ini tidak ketinggalan beberapa pejabat Belanda yang bertindak sebagai pengawas. Kongres kedua digelar di tiga tempat tersebut menghasilkan suatu pernyataan yang saat ini dikenal sebagai Sumpah Pemuda. Dalam sumpah pemuda bahasa persatuan yang putuskan adalah bahasa Indonesia bertolak belakang dengan putusan pada saat kongres pertama. Konon, ketika Amir Sjarifuddin menanyakan apakah mereka siap berbahasa Indonesia, hadirin menjawab keras, “siikkaap”.

Lewat Sumpah Pemuda ini berbagai perbedaaan daerah dan pandangan komunitas imajiner dibuang jauh-jauh. Semua organisasi dan perkumpulan sepakat untuk berazaskan pada sumpah pemuda. Tidak ada lagi sekat-sekat bernama suku, agama, daerah dan bahasa. Tidak terlupakan pula untuk pertama kalinya lagu Indonesia Raya dipedengarkan oleh W.R. Suparman meskipun hanya secara instrumental dengan biolanya.

Setelah kongres pemuda, peristiwa yang tidak kalah penting untuk diingat adalah kongres perempuan yang diadakan di Yogyakarta pada 22 Desember 1928-nantinya akan diperingati sebagai hari ibu. Dalam kongres ini para perempuan yang tergabung dalam berbagai perkumpulan, organisasi maupun perseorangan sepakat untuk mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia dan bersemangatkan sumpah pemuda.

Sumpah Pemuda juga bermakna bagi Pelajar Indonesia

Sebagai warga negara Indonesia, kita tentu sudah mengenal dengan Sumpah Pemuda. Sumpah pemuda dirumuskan oleh pemuda dan pemudi bangsa Indonesia pada tanggal 27-28 Oktober 1928 saat berlangsungnya Kongres Pemuda Indonesia II yang berlangsung di Batavia (saat itu Jakarta masih bernama Batavia). Perlu diketahui, Kongres Pemuda II merupakan lanjutan dari Kongres Pemuda I yang telah dilaksanakan sebelumnya yaitu pada tanggal 30 April-2 Mei 1926. Kongres Pemuda Indonesia II ini melahirkan sebuah sumpah yang menunjukkan tentang eksistensi negara Indonesia pada saat itu. Bunyi yang terkandung pada Sumpah Pemuda mempunyai makna yang mendalam bagi pemuda dan pemudi dalam mencintai dan mengakui Indonesia sebagai tanah airnya. Sebetulnya, sebutan Sumpah Pemuda tidak dibahas dalam jalannya Kongres Pemuda II itu sendiri, tetapi diberikan setelah kongres tersebut selesai. Kehadiran Sumpah Pemuda merupakan titik awal sejarah kemerdekaan Indonesia sendiri. Adapun bunyi Sumpah Pemuda adalah sebagai berikut.

Sumpah Pemuda

Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia

Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia

Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia

Makna yang tertuang dalam sumpah pemuda terasa sangat mendalam karena berisikan cita-cita pemuda dan pemudi saat itu untuk mempersatukan seluruh rakyat dalam bangsa yang satu yaitu bangsa Indonesia. Melalui Sumpah Pemuda, segenap pemuda-pemudi diajak untuk saling menjaga tanah air Indonesia dalam hal apapun. Semenjak Indonesia menyatakan kemerdekaannya, maka setiap tanggal 28 Oktober Indonesia memperingati hari Sumpah Pemuda.

Sebetulnya, isi dari Sumpah Pemuda ini menyasar kepada pemuda dan pemudi di Indonesia tanpa terkecuali. Seseorang dianggap masih layak disebut sebagai pemuda dan pemudi ketika masih dalam usia produktif yaitu 15-65 tahun yang dikriteriakan oleh WHO (World Health Organization). Di Indonesia sendiri, pemuda dan pemudi mempunyai batasan usia yaitu dari 16-30 tahun menurut UU Nomor 40 Tahun 2019 tentang Kepemudaan. Namun, perbedaan batasan usia tidak menjadi penghalang untuk menanamkan makna Sumpah Pemuda kepada masyarakat dengan usia produktif khususnya bagi para pelajar. Sumpah Pemuda memberikan makna yang mendalam bagi para pelajar di Indonesia. Adapun makna Sumpah Pemuda bagi pelajar adalah sebagai berikut.

1. Memberikan penekanan untuk menghargai perjuangan Indonesia

Lahirnya Sumpah Pemuda merupakan titik awal dimulainya perjuangan Indonesia untuk mencapai kemerdekaan dari penjajahan. Titik awal perjuangan bangsa Indonesia merupakan langkah yang tidak main-main. Perlu kita ketahui, Sumpah Pemuda lahir beberapa puluh tahun sebelum sistem pemerintahan orde lama dimulai. Pemuda dan pemudi pada saat itu rela berkorban waktu, tenaga, pemikiran, bahkan berkorban secara materiil dan moral untuk membuat Indonesia bersatu.

Perjuangan yang tidak main-main tentunya menjadi sebuah nilai yang tidak tergantikan. Jika saja Sumpah Pemuda tidak lahir, mungkin saja Indonesia tidak dapat bersatu seperti sekarang ini. Semuanya adalah berkat dari perjuangan pemuda dan pemudi Indonesia. Walaupun mereka tidak mati dalam perang kemerdekaan, mereka layak disebut sebagai pahlawan karena berani untuk menjaga Indonesia sehingga Indonesia dapat memiliki pemerintah yang bedaulat seperti sekarang ini. Berikut contoh makna sumpah pemuda sebagai contoh pelajar:

  • Sebagai pelajar, sudah barang tentu menghargai perjuangan pemuda dan pemudi yang menjadi pahlawan dalam mengawali perjuangan kemerdekaan Indonesia.
  • Bentuk penghargaan yang diberikan tidak harus secara materiil, tapi juga dapat diberikan melalui dukungan moral.
  • Jika kita membaca berita di media massa beberapa waktu lalu, kita sempat miris ketika melihat beberapa sikap pelajar yang tidak menghargai jasa pahlawan-pahlawan yang sudah bersusah payah memperjuangkan Indonesia.
  • Sebagai pelajar yang notabene mengenyam bangku pendidikan, seharusnya dapat memperlihatkan dan menunjukkan rasa menghargai jasa para pahlawan yang sudah berjuang melalui perkataan dan perbuatan.
  • Perkataan dan perbuatan yang mencerminkan sikap menghargai jasa pahlawan setidak-tidaknya dapat menjadi contoh bagi adik-adik kelasnya, bukan malah jadi bahan cemoohan orang lain karena perkataan dan perbuatan yang tidak mencerminkan sikap menghargai jasa pahlawan dalam memperjuangkan persatuan dan kesatuan Indonesia

2. memberikan semngat untuk berjuang

Sumpah Pemuda yang dicetuskan dengan semangat berkobar-kobar oleh pemuda dan pemudi saat itu memberikan semangat untuk para generasi penerus khususnya pelajar. Semangat yang ditunjukkan melalui bunyi Sumpah Pemuda dapat menjadi contoh bagi pelajar untuk semangat dalam melakukan sesuatu. Di era globalisasi saat ini, segala fasilitas yang disediakan untuk menunjang kebutuhan sehari-hari sangat mudah untuk didapatkan. Bahkan, ada kebutuhan yang dapat kita peroleh dengan mudah hanya dengan menekan tombol, sebagai berikut:

  • Kita bisa bayangkan pada kondisi pemuda dan pemudi pada era Sumpah Pemuda saat itu. Pada era Sumpah Pemuda atau tepatnya pada tahun 1928, kehidupan pemuda dan pemudi tidak makmur seperti sekarang ini.
  • Mereka harus bersusah payah bekerja dan bersekolah untuk memenuhi kebutuhannya, karena pandangan pemuda dan pemudi saat mempunyai daya juang yang sangat tinggi untuk memperoleh sesuatu.
  • Jika kita bandingkan dengan mental pelajar saat ini, rasanya sudah berbanding terbalik. Dampak Globalisasi yang sudah mencapai di berbagai aspek membuat beberapa pelajar menjadi kurang mempunyai rasa semangat untuk berjuang.
  • Kecenderungan untuk menyerah dan mengambil jalan pintas masih sangat mudah ditemui di beberapa kalangan pelajar.

Kemudahan-kemudahan yang diberikan pada era globalisasi cenderung membuat pelajar enggan untuk melakukan sesuatu yang lebih untuk mendapatkan sesuatu. Melalui semangat perjuangan pemuda dan pemudi pada era Sumpah Pemuda, pelajar diajak untuk menghayati kembali dan menerapkan semangat untuk berjuang dalam mencapai atau mendapatkan sesuatu sekalipun ada banyak rintangan yang dihadapi.

3. Memberikan makna untuk mencintai Indonesia dengan segenap hati

Sepeti yang sudah kita ketahui, kemerdekaan Indonesia diperoleh bukan dari belas kasihan dari negara lain, melainkan dari perjuangan dan pengorbanan para pahlawan, termasuk pemuda dan pemudi Indonesia. Perlu diketahui, pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia, jumlah pemuda yang gugur sudah tidak dapat terhitung. Perjuangan para pemuda saat itu merupakan bentuk cerminan rasa cintanya terhadap Indonesia. Sebetulnya, latar belakang dari cinta Indonesia adalah Sumpah Pemuda itu sendiri. Bisa diperhatikan bahwa salah satu bunyi Sumpah Pemuda adalah pengakuan diri untuk mencintai bangsa Indonesia, sebagai berikut:

Sebagai pelajar yang mengenyam proses pendidikan di Indonesia, sudah barang tentu diajarkan tentang kiat-kiat mencintai tanah air Indonesia. Kecintaan terhadap bangsa Indonesia tidak hanya cukup diungkapkan melalui kalimat “I Love Indonesia” atau yang lainnya.
Bentuk kecintaan terhadap tanah air yang sangat mungkin dilakukan oleh para pelajar adalah belajar dengan baik untuk mengharumkan nama bangsa.
Belajar merupakan salah satu bentuk cinta tanah air karena melalui belajar, seseorang dapat bertambah ilmunya dan dapat menerapkan ilmunya demi kemajuan Indonesia.
Kecintaan terhadap Indonesia berarti mencintai segala bentuk keragaman yang ada di Indonesia. Mau tidak mau, kita akan terus hidup berdampingan dengan dengan orang lain yang mempunyai perbedaan dengan kita. Perbedaan yang ada di kalangan masyarakat bukan berarti dapat dipergunakan sebagai penyebab konflik sosial khususnya di kalangan pelajar yang dapat menyebabkan dampak akibat konflik sosial yang terjadi. Sebagai pelajar yang mencintai Indonesia dengan segenap hati, seharusnya dapat menerima segala perbedaan yang ada karena mencintai bukan karena kelebihan yang ditampilkan, melainkan juga menerima kekurangan termasuk di dalamnya adalah perbedaan yang ada.

Segala perbedaan dan perdebatan yang terjadi di kalangan pelajar harus dapat diselesaikan dengan kepala dingin demi mencerminkan kecintaan kita kepada Indonesia terlebih lagi negara kita Indonesia adalah negara yang menganut demokrasi Pancasila dimana segala sesuatu yang berkaitan dengan perbedaan pendapat dapat diselesaikan dengan penerapan nilai-nilai Pancasila. Bentuk-bentuk penerapan cinta tanah air Indonesia yang dapat dilakukan oleh pelajar dalam kehidupan sehari-hari diantaranya adalah sebagai berikut.

Mengikuti upacara bendera dan hari besar nasional.
Menggunakan produk-produk dalam negeri.
Membuang sampah pada tempatnya.

4. Memberikan penekanan untuk bangga menjadi bagian dari Indonesia

Bangga menjadi bagian dari negara Indonesia merupakan salah satu makna dari bunyi Sumpah Pemuda. Menjadi kebagian dari negara Indonesia merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi pemuda dan pemudi saat itu. Kita bisa melihat seberapa bangganya pemuda dan pemudi saat itu ketika mengikrarkan Sumpah Pemuda. Namun di era sekarang ini, apakah pemuda dan pemudi khususnya pelajar bangga menjadi bagian dari negara Indonesia? Jawabannya, harus bangga. Indonesia adalah negara yang lain daripada yang lain. Sebagai negara yang berlandaskan pada Pancasila, Indonesia adalah negara yang menerapkan Pancasila sebagai kepribadian bangsa. Melalui semboyannya Bhikena Tunggal Ika yang berarti berbeda-beda tapi satu, sudah dapat mewakili alasan mengapa kita bangga menjadi bagian dari negara Indonesia. Alasan yang dapat dijabarkan mengapa kita patut bangga sebagai bangsa Indonesia antara lain:

Negara Indonesia adalah negara yang memiliki ribuan pulau.
Negara Indonesia memiliki keberagaman bahasa yang sangat banyak.
Negara Indonesia memiliki kebudayaan yang sangat beragam.
Masyarakat negara Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang ramah di mata dunia.
Selain beberapa hal yang sudah diutarakan, masih banyak pernyataan yang dapat dijadikan sebagai alasan mengapa kita bangga sebagai bangsa negara Indonesia.
Dalam dunia prestasi di dunia pendidikan, Indonesia juga tidak kalah dengan negara lain. Beberapa kali pelajar dari Indonesia memenangkan kejuaraan olimpiade tingkat internasional.
Sebagai pelajar, sudah sepatutnya kita bangga akan prestasi-prestasi yang ditorehkan teman-teman kita di kancah nasional maupun internasional. Prestasi-prestasi yang sudah berhasil ditorehkan ini sebaiknya menjadikan kita para pelajar untuk termotivasi dalam melakukan hal-hal yang positif untuk menunjukkan rasa bangga kita sebagai bagian dari Indonesia. Contoh penerapan rasa bangga sebagai bagian dari Indonesia dapat dilakukan dengan menerapkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Namun terkadang, kita sebagai pelajar merasa kurang bangga terhadap bangsa Indonesia karena hal-hal yang buruk tentang Indonesia diberitakan, sampai-sampai pepatah “karena nila setitik rusak susu sebelanga” mengikis rasa bangga kita terhadap bangsa Indonesia. Sebagai pelajar, kita tidak diajarkan untuk melihat segala sesuatunya tidak hanya dari satu sisi saja. Walaupun keburukan Indonesia sering kita temui, tapi kebaikan dan kelebihan dari Indonesia sendiri masih banyak yang dapat meningkatkan dan mempertahankan rasa bangga kita terhadap Indonesia.

5. Memberikan penekanan untuk mencintai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia

Semenjak diikarkannya Sumpah Pemuda, maka bahasa Indonesia adalah bahasa yang dipergunakan oleh masyarakat Indonesia untuk berkomunikasi satu sama lain, baik sesama suku maupun berbeda suku. Bahasa Indonesia sendiri juga ditetapkan sebagai bahasa resmi negara Indonesia dan tercantum pada UUD 1945 pasal 36. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, bahasa Indonesia mulai tergeserkan dengan bahasa-bahasa yang timbul akibat perkembangan zaman tersebut.

Sebut saja adalah bahasa gaul yang kerap digunakan oleh kalangan pelajar dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa gaul adalah produk yang timbul akibat adanya globalisasi. Bahaya globalisasi dan modernisasi sudah sangat terasa dalam tata bahasa para pelajar era sekarang ini. Bagi kalangan pelajar masa kini, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dianggap terlalu kaku dan sudah ketinggalan zaman. Pelajar masa kini lebih senang menyisipkan bahasa gaul ke dalam percakapan sehari-hari mereka. Kata-kata dalam bahasa Indonesia tidak sedikit yang merupakan kata serapan dari bahasa asing seperti dari bahasa Belanda, Arab, dan yang lainnya, sebagai berikut:

Adanya globalisasi yang mempengaruhi cara berbahasa di kalangan pelajar menimbulkan polemik tersendiri dalam dunia pendidikan.
Sampai sekarang, masih banyak ditemukan nilai mata pelajaran bahasa Indonesia yang lebih rendah dari nilai mata pelajaran bahasa asing.
Bagi beberapa pelajar, struktur dalam bahasa Indonesia sulit untuk dipahami. Lunturnya penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dipengaruhi juga oleh kebiasaan dari pelajar itu sendiri dalam kehidupan sehari-hari.
Jika dalam kehidupan sehari-hari pelajar mencampurkan bahasa gaul dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar, maka keberadaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dapat luntur.
Bahasa Indonesia adalah bahasa yang unik dan mempunyai struktur khusus yang membedakan dengan bahasa lainnya. Bahkan, banyak warga negara asing yang tertarik untuk mempelajari bahasa Indonesia karena keunikan stukturnya.Ada beberapa kata dalam bahasa Indonesia yang tidak dapat diterjemahkan dalam bahasa asing. Sebagai pelajar yang belajar bahasa Indonesia, kita harus bangga bahwa bahasa Indonesia diikarkan melalui Sumpah Pemuda.

Melalui ikrar dalam Sumpah Pemuda, bahasa Indonesia dipergunakan sebagai bahasa pemersatu bangsa. Bisa kita bayangkan, jumlah bahasa daerah di Indonesia sangat banyak. Jika kita masing-masing berbicara dengan bahasa daerah masing-masing, tentunya akan memicu konflik diantara suku bangsa. Contoh konflik sosial dalam masyakarat melalui bahasa Indonesia, perbedaan bahasa daerah dapat dipersatukan dengan baik. Kita sebagai pelajar harus bangga karena bahasa Indonesia dapat mempersatukan berbagai macam suku yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.

6. Mengajak untuk bersama-sama dalam menjaga keutuhan NKRI

Bentuk-bentuk demokrasi di Indonesia adalah negara yang menganut demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bertanah air. Pelaksanaan demokrasi di Indonesia dilandaskan pada asas-asas pokok demokrasi agar pelaksanaan demokrasi dapat berlajan sebagaimana mestinya. Proses tercetusnya Sumpah Pemuda pada tahun 1928 juga dilakukan melalui proses demokrasi yaitu melalui proses Kongres Pemuda II.

Proses perumusan Sumpah Pemuda yang dilakukan oleh pemuda dan pemudi saat itu didasarkan pada keinginan untuk mempersatukan dan menjaga keutuhan bangsa Indonesia. Seperti yang kita ketahui, pada saat tercetusnya Sumpah Pemuda, bangsa Indonesia masih dalam masa penjajahan negara lain. Pemuda dan pemudi dalam Kongres Pemuda II mempunyai inisiatif untuk mengajak para pemuda dan pemudi di Indonesia untuk menjaga keutuhan Indonesia, sebagai berikut:

Makna perjuangan dalam menjaga keutuhan Indonesia dalam Sumpah Pemuda sangat terasa sampai masa sekarang ini.
Sebagai pelajar, sudah seharusnya kita menjaga keutuhan NKRI dari berbagai macam hal yang memungkinkan perpecahan.
Kaum pelajar adalah tonggak negara Indonesia untuk menjaga keutuhan NKRI itu sendiri karena dalam proses pendidikan, pelajar diajarkan untuk penerapan Pancasila dalam kehidupan.
Sebagai kalangan yang terpelajar, pelajar diharapkan menjaga keutuhan NKRI melalui perkataan dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari. Pelajar di Indonesia diharapkan menciptakan kedamaian bukan menciptakan perpecahan melalui media sosial maupun tawuran yang sering terjadi.
Demikianlah penjelasan mengenai makna Sumpah Pemuda bagi kalangan pelajar masa kini. Alangkah baiknya jika pelajar memaknai Sumpah Pemuda dengan segenap hatinya agar pelajar merasa bangga dan cinta terhadap bangsa Indonesia, bukan sebagai bangsa lain. Selamat memaknai Sumpah Pemuda dalam kehidupan sehari-hari.

nilai-nilai Sumpah pemuda perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan memahami dan menyadari kemajemukan (keanekaragaman) masyarakat Indonesia, misalnya tidak boleh menbeda-bedakan teman berdasarkan suku bangsa, Agama dan menggunakan bahasa Indonesia dalam pergaulan sehari-hari dengan baik dan benar.

nilai-nilai yang terkandung dalam Kongres Sumpah Pemuda

Isi daripada teks Sumpah Pemuda memiliki peranan yang sangat penting. Terutama dalam proses mempersatukan bangsa Indonesia.

Melalui Sumpah Pemuda, tanah air, bangsa dan bahasa dapat diwujudkan untuk bersatu. Dengan sumpah pemuda pula perjuangan yang dilakukan oleh bangsa indonesia tidak lagi bersifat kedaerahan, namun sifatnya sudah nasionalis hingga akhirnya kemerdekaan dapat dicapai.

Kini semangan sumpah pemuda tersebut perlu tetap kita jaga dan lestarikan supaya persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia tetap dapat terjaga dengan baik.

Disamping itu, dengan menerapkan makna yang terkandung dalam sumpah pemuda ini juga dapat menghindari terjadinya perang saudara maupun perang antar suku bangsa. Dimana sumpah pemuda juga mampu untuk menumbuhkan sikap saling menghormati dan menghargai.

Dari sejarah sumpah pemuda ini dapat kita ambil nilai-nilai persatuan dankesatuan bangsa dan membuktikan bahwa ternyata dari berbagai perbedaan dapat disatukan awalaupun Sumpah pemuda sudah terjadi dizaman dahulu, akan tetapi masih ada nilai-nilai luhur yang masih bisa kita terima dan kita amalkan.

Adapun nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Sumpah Pemuda adalah sebagai berikut ini:
1. Cinta Bangsa dan Tanah Air
Dalam peristiwa Sumpah Pemuda ada ikrar satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa yaitu bahasa Indonesia. Inilah wujud dari rasa cinta bangsa dan tanah air para pemuda zaman dahulu.

Cinta terhadap bangsa dan tanah air artinya kita setia terhadap bangsa dan Negara Indonesia. Kita berbuat sesuatu yang baik ditujukan demi kemajuan bangsa dan kemajuan masyarakat Indonesia.

Disamping itu kita juga dapa merasakan sedih jika bangsa ini tidak mengalami kemajuan.

2. Persatuan
Sumpah pemuda merupakan sumpah yang mampu menyatukan para pemuda dari berbagai kalangan daerah dalam satu wadah, yakni satu bangsa.

Mereka semua harus bersatu padu untuk berjuang melawan penjajah demi mendapatkan kemerdekaan. Mereka benar-benar sadar jika berjuang tanpa persatuan tak akan bakal menang dan berhasil.

Penjajah tak bisa terusir jika rasa persatuan tidak tercipta antar pemuda dan pemudi diseluruh tanah air Indonesia, disamping itu juga tanpa persatuan dalam kita tak akan dapat mengalahkan para penjajah, seperti halnya peribahasa yang berbunyi “Bersatu Kita Teguh, Bercerai Kita Runtuh”.

3. Sikap Rela Berkorban
Rela berkorban dalam hal ini adalah diartikan sebagai suatu perbuatan yang tak mengharap imbalan. Apa yang sudah dilakukannya merupakan sikap penuh rasa ikhlas.

Sikap rela berkorban demi kepentingan orang banyak mampu meningkatkan persatuan dan kesatuan. Begitu juga yang dilakukan oleh para pemuda-pemudi dalam peristiwa Sumpah Pemuda, mereka tidak mengharapkan imbalan meski telah mengorbankan banyak tenanga dan pikiran demi kemerdekaan bangsa.

4. Mengutamakan Kepentingan Bangsa
Pada waktu sumpah pemuda, para pemuda tak mementingkan daerah atau golongannya masing-masing. Namun mereka hanya memikirkan bagaimana supaya seluruh Indonesia dapat bersatu padu untuk mengusir penjajah dan mencapai kemerdekaan.

5. Dapat Menerima dan Menghargai Perbedaan
Peristiwa sumpah pemuda menyatukan tekat dan tujuan seluruh pemuda dari berbagai daerah. Meskipun mereka berlatar belakang dan kebudayaan yang berbeda-beda, namun mereka tidak mempermasalahkan hal tersebut. Semua menerima dan menghargai demi terwujudnya satu bangsa yaitu, Indonesia.

6. Semangat Persaudaraan
Kekeluargaan merupakan sikap dan perbuatan yang mengutamakan kebersamaan dalam bergaul. Semua masyarakat Indonesia adalah satu keluarga besar. Jika salah satu anggota kita menderita, maka keluarga yang lain harus menolong.

Begitulah seharusnya sikap seorang keluarga, harus mampu memberikan rasa saling menghormati dan tolong-menolong dengan penuh keikhlasan dan kasih sayang.

Semangat kekeluargaan juga harus kita tingkatkan dimana saja dan kapan saja supaya Bangsa Indonesia selalu dalam keadaan damai. Dengan tingginya semangat kekeluargaan tersebut, pemudan dan pemudi seluruh Indonesia berikrar Sumpah Pemuda yang mengantarkan bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan.

7. Meningkatkan Semangat Gotong Royong atau Kerjasama
Gotong royong atau kerja sama merupakan ciri khas bangsa Indonesia sejak zaman dahulu. Hal ini dapat dibuktikan dengan kerja sama para pemuda dalam rangka mengikrarkan Sumpah Pemuda.

Mereka bersama-sama berusaha menyatukan seluruh pemuda dari berbagai daerah untuk bersatu, tanpa adanya kerja sama tersebut, ikrar sumpah pemuda juga tidak akan dapat berjalan.

Kerja sama dalam kebaikan mampu memberikan manfaat yang baik bagi orang lain, oleh karena itu kita harus membiasakan bekerja sama dalam kebaikan dengan siapa saja tanpa membeda-bedakan.

Pemuda Zaman Dulu dan Sekarang

Pemuda, sekarang lebih diartikan sebagai orang yang baru tumbuh dari masa anak-anak atau remaja. Mereka memiliki pengetahuan yang lebih luas dan dapat berfikir lebih rasional. Tetapi memiliki rasa emosional yang tinggi. Pemuda memiliki artian penting dalam masyarakat dan merupakan penerus untuk generasi yang selanjutnya. Peran penting dari seorang pemuda adalah kemampuan mereka dalam melakukan suatu perubahan. Walau perubahan itu kadang berujung yang tidak mereka harapkan atau kekacauan.
Banyak sekali perbedaan atau persamaan yang dapat kita lihat dari pemuda zaman dulu dengan pemuda zaman sekarang. Dan banyak juga orang beranggapan bahwa pemuda zaman sekarang kurang antusias, tanggap, ataupun kurang tata krama. Mengapa demikian?

Jika kita lihat dari sisi pemuda zaman dahulu, mereka memiliki semangat yang tinggi seperti hal nya pada masa penjajahan untuk merebut kemerdekaan. Pada masa itu mereka membentuk berbagai organisasi. Organisasi pertama yang pertama kali dibentuk adalah BUDI UTOMO dan menjadi awal dari pergerakan Indonesia untuk merdeka. Kekeluargaan mereka pun sangat kuat dan sopan santun mereka pun sangat dijaga.

Berbeda dengan pemuda zaman sekarang yang kadang membuat kekacauan dan keanarkisan yang tidak ada untungnya dan menimbulkan banyak kerugian. Entah karena masalah sepele yang di besar-besarkan atau semacamnya. Banyaknya pengaruh yang datang dari luar yang tidak dapat kita saring bisa menjerumuskan ke dalam hal-hal yang negative. Seandainya kita bisa mengambil sesuatunya yang bersifat positif, tentu semuanya akan dapat berjalan dengan lancar dan selaras seiring dengan perubahan zaman.

Sebagai generasi penerus seharusnya kita menjaga atas apa yang telah diberikan oleh generasi-generasi sebelumnya. Melestarikan apa yang ada dan bukan untuk merusaknya. Tetapi tidak semua pemuda zaman sekarang hanya bersifat merusak. Banyak pemuda-pemuda sekarang yang bisa dikatakan kreatif dan selalu berfikir optimis untuk sebuah kemajuan dan mengharumkan nama bangsa.

Disini penulis hanya menuliskan sebuah gambaran untuk kita semua untuk berintropeksi agar kita menjadi pemuda yang bisa membawa perubahan kearah yang lebih baik dan menjadi sosok yang diharapkan untuk nusa dan bangsa.

menurut Isinya, ikrar sumpah pemuda memiliki pengertisnnya masing-masing :

SATU TANAH AIR: TANAH AIR INDONESIA

Diktum pertama ‘Poetoesan Congres Pemoeda-Pemoeda Indonesia’ itu aslinya berbunyi: “Kami Poetra dan Poetri Indonesia mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia” Sejak kongres pertama tahun 1926 hal ini sudah merupakan konsep yang sedianya akan menjadi keputusan. Kalau tidak terjadi perbedaan pendapat di antara M. Tabrani (ketua kongres) dan Muhammad Yamin (penyusun konsep), sudah dapat dipastikan bahwa Sumpah Pemuda itu dikumandangkan pada tanggal 2 Mei 1926. Akan tetapi, yang manakah yang dimaksud dengan ‘tanah Indonesia’ itu? Apakah sama dengan ‘Insulinde’ yang diperkenalkan oleh Eduard Douwes Dekker (Multatuli) di dalam Max Havelaar (1860), ataukah sama dengan konsep ‘Indie’ yang terkandung di dalam semboyan ‘Indie voor Indiers’ dari E.F.E. Douwes Dekker (D. Setiabudhi) yang mendirikan Indische Partij (1912)?

Ketika J.R. Logan mengusulkan nama ‘Indonesia’ untuk suatu rangkaian kepulauan di antara benua Asia dan benua Australia dalam arti etnologi, hal itu disejajarkannya dengan nama kepulauan Mikronesia, Melanesia dan Polinesia yang terletak di bagian Selatan samudra Pasifik. Langkah itu kemudian diikuti oleh A. Bastian bagi keperluan akademis (1884). Pemerintah kolonial menamakan tanah jajahannya ini dengan nama ‘Hindia Belanda’ yang diterima dengan perasaan tersinggung oleh kaum pergerakan. Digunakannya ‘Indonesia’ sebagai identitas bangsa yang dipelopori oleh para mahasiswa kita di Negeri Belanda dan para pemuda kita di Indonesia di dalam periode ini adalah untuk menunjukkan bahwa sebutan ‘tanah Hindia’, ‘wilayah Hindia Belanda’, bahkan juga ‘Indie’ ataupun ‘Insulinde’ itu tidaklah tepat.

Pengaruh dicetuskannya Sumpah Pemuda itu segera terlihat jelas. Nama-nama organisasi dengan cepat diubah dan disesuaikan dengan keperluan identitas baru ini. Sebutan ‘Hindia Belanda’ mulai tidak disukai dan dengan demikian mulai ditinggalkan. Partai-partai politik kemudian membentuk barisan di bawah panji-panji Gabungan Politik Indonesia (GAPI) dan tahun 1941, GAPI mengajukan usul kepada pemerintah kolonial agar kata ‘Indonesia’ dengan resmi dipakai sebagai pengganti ‘Hindia Belanda’. Barulah di dalam masa pendudukan Jepang istilah ‘Indonesia’ dengan resmi digunakan sebagai nama wilayah yang dibebaskan Jepang dari penjajahan Belanda. Akan tetapi batas-batas dari apa yang disebut ‘tanah air Indonesia’, masih menjadi bahan perdebatan yang hangat di dalam sidang-sidang BPUPKI.

Walaupun kita sudah memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 dan menetapkan UUD 1945 mulai keesokan harinya, namun masih diperlukan perjuangan bersenjata dan diplomasi yang gigih untuk mewujudkan cita-cita yang terkandung di dalam Sumpah Pemuda. Melalui perjuangan bersenjata dan diplomasi yang gigih pula akhirnya Irian Barat (sekarang: Papua) menjadi bagian dari tanah air Indonesia (1962). Dan untuk menjamin kelestarian Sumpah Pemuda itu antara lain ditetapkan Wawasan Nusantara yang mencantumkan bahwa tanah air Indonesia merupakan satu kesatuan wilayah, wadah, dan ruang hidup dan kesatuan matra seluruh bangsa dan menjadi modal dan milik bersama bangsa. Tanah air Indonesia dengan demikian merupakan modal dasar dalam usaha melaksanakan pembangunan nasional. Kemerdekaan tanah air Indonesia haruslah segera diikuti dengan rangkaian usaha pembangunan.

SATU BANGSA: BANGSA INDONESIA

Kongres Pemuda Indonesia Kedua telah mengambil keputusan yang menandai ‘kehadiran’ suatu bangsa. Keputusan itu aslinya sebagai berikut: “Kami Poetra dan Poetri Indonesia mengakoe berbangsa satoe, bangsa Indonesia”. Keputusan ini merupakan suatu terobosan politis yang penting sekali mengingat bahwa bagi kaum kolonial, tidak hanya satu ‘bangsa’ yang mendiami wilayah ‘Hindia Belanda’ karena ada ’bangsa Jawa’, ‘bangsa Ambon’, ‘bangsa Batak’, ‘bangsa Sunda’, ‘bangsa Minahasa’, dan sebagainya. Diperhadapkan dengan bangsa Belanda sebagai pendatang dan penguasa, maka sekalian ‘bangsa’ itu adalah ‘Inlander’ yang diterjemahkan dengan ‘priboemi’ atau ‘boemipoetra’. Jadi, yang diakui secara resmi oleh pemerintah kolonial dan yang juga diajarkan di sekolah-sekolah adalah sebutan ‘Inlander’, inheemsen’, ‘orang Boemi’, ‘orang Boemi-poetra’, ‘Indier’, ‘orang Hindia’, dan sebagainya.

Sumpah Pemuda itu bermuara dengan pernyataan “Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia” yang dikumandangkan pada tanggal 17 Agustus 1945. Akan tetapi, proklamasi itu lahir dari suatu perjuangan oleh karena itu masih harus dipertahankan dari ancaman pihak-pihak tertentu. Pernyataan itupun harus pula segera diikuti dengan usaha “membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia” dan usaha “memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”.

BAHASA PERSATUAN: BAHASA INDONESIA

Keputusan diktum ketiga dari Kongres Pemuda Indonesia Kedua itu aslinya berbunyi: “Kami Poetra dan Poetri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia”. Sesungguhnya kalau bukan terbentur pada pilihan apakah ‘bahasa Melayu’ atau ‘bahasa Indonesia’, tentulah Sumpah Pemuda itu sudah dikumandangkan pada tahun 1926. Ketua panitia M. Tabrani berbeda pendapat dengan Muhammad Yamin (penyusun konsep) mengenai soal bahasa. Yamin bersikeras mempertahankan ‘bahasa Melayu’ sedangkan Tabrani berpendapat bahwa kalau dua diktum sebelumnya memutuskan mengenai ‘Indonesia’ maka hendaklah hal serupa berlaku pula untuk bahasa. Karena tidak tercapai kata sepakat maka ‘Sumpah Pemuda’ tidak jadi diumumkan pada tahun 1926 itu. Barulah setelah berselang dua tahun akhirnya Yamin mengakui kebenaran argumentasi Tabrani sehingga lengkaplah sudah Sumpah Pemuda itu dan siap dikumandangkan tanggal 28 Oktober 1928.

Sejak dikumandangkan Sumpah Pemuda itu maka para tokoh pergerakan seia sekata untuk ‘memasyarakatkan’ penggunaan bahasa Indonesia di dalam berbagai kesempatan guna menggantikan penggunaan bahasa Belanda dan berbagai bahasa daerah. Sampai dengan runtuhnya pemerintah kolonial Belanda 1942, bahasa Indonesia belum merupakan bahasa resmi di samping bahasa Jepang (Maret 1942). Dengan diproklamasikannya kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 maka terbukalah kesempatan yang seluas-luasnya untuk memantapkan penggunaan bahasa Indonesia itu.

Satu hal lagi yang ingin ditekankan di sini ialah mengenai peran lagu kebangsaan “Indonesia Raya” ciptaan W.R. Supratman. Lagu itu diciptakannya dalam periode di antara dua kongres pemuda yang dikemukakan di atas. Supratman sendiri turut menghadiri kedua kongres itu dalam statusnya sebagai wartawan dan kemudian diberikan kesempatan mengumandangkan instrumentalianya menjelang pembacaan Sumpah Pemuda.38 Lagu ini di dalam periode perjuangan berikutnya menyemaraki suasana pertemuan-pertemuan politik di kalangan kaum pergerakan. Di dalam masa pendudukan Jepang, lagu kebangsaan ini diperkenankan dinyanyikan sesudah lagu kebangsaan Jepang.

Sejak dinyanyikan pada saat proklamasi kemerdekaan, lagu Indonesia Raya ini memberikan dukungan semangat perjuangan yang tidak ternilai dalam usaha membela negara proklamasi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *