Harapan Untuk Bangsa

Halo! Aku Luthfia dari Departemen Cetak dan ini adalah artikel kedua yang kutulis untuk web pidas!

Bulan Oktober merupakan bulan yang bersejarah bagi bangsa Indonesia. Bagaimana tidak? Sumpah Pemuda yang menggerakkan semangat para pemuda itu pertama kali dibacakan di Kongres Pemuda Kedua, tanggal 28 Oktober 1928. Dahulu, Sumpah Pemuda merupakan satu langkah maju menuju kemerdekaan Indonesia.

Sebagai pemuda Indonesia, sudah sepantasnya kita mempunyai andil dalam memajukan bangsa ini. Karena kalau bukan para pemuda yang memajukan bangsa, siapa lagi? Generasi muda adalah orang-orang yang memiliki ide cemerlang dan semangat tinggi. Generasi muda juga adalah masa depan bangsa ini, karena nantinya kita, para pemuda, yang akan menjadi pemimpin bangsa Indonesia yang tercinta ini. Kitalah yang menentukan mau jadi apa bangsa ini kedepannya.

Sebagai pemuda Indonesia, dan pemimpin masa depan bangsa, sudah bukan zamannya kita bersikap apatis terhadap permasalahan negeri ini. Memang, bangsa kita tidak sempurna, dan tidak luput dari permasalahan, mulai dari masalah ketidakadilan, kriminalitas, kemiskinan, hingga masalah politik. Namun, dimulai dengan peduli, nantinya akan tumbuh rasa cinta dan memiliki terhadap Tanah Air tercinta ini. Salah satu cara yang paling mudah adalah dengan membaca atau melihat berita. Mari hilangkan kata-kata “ah, ngapain sih, baca berita? itu kan, bacaan orang tua.” Karena dengan membaca berita, setidaknya kita sudah menunjukkan kepedulian kita untuk sekedar mengetahui masalah apa yng sedang dialami bangsa ini.

Sebagai pemuda Indonesia, tidak ada salahnya kita bersikap kritis dalam menyikapi permasalahan bangsa. Karena menurut saya, bersikap kritis merupakan salah satu kepedulian kita terhadap bangsa kita.

Sebagai pemuda Indonesia, marilah kita bersuara. Perjuangan kita masa kini bukan lewat bambu runcing atau pedang, tetapi lewat pikiran. Sampaikan ide-ide cemerlang yang kita miliki demi kebaikan bangsa ini. Sampaikan melalui lisan, tulisan, dan gagasan. Dan apabila kita mampu, wujudkanlah ide-ide cemerlang tersebut menjadi nyata, yang manfaat dan kebaikannya dapat dirasakan oleh masyarakat. Tapi ingat, dalam bersuara, jangan lupakan etika. Saat menyampaikan buah pikiran, kita tidak boleh melupakan kesopanan, dan jangan sampai dalam penyampaian ide tersebut kita menyinggung SARA.

Sebagai pemuda Indonesia, keberagaman bukanlah hal yang asing di telinga kita. Indonesia memiliki ribuan pulau, ribuan suku, ribuan budaya, ribuan bahasa daerah, sehingga tak dapat dipungkiri bahwa rakyat Indonesia ini bermacam-macam. Keberagaman yang kita miliki bisa memberi dampak yang positif dan negatif. Salah satu dampak positifnya adalah budaya yang kita miliki bisa dijadikan modal untuk memperkenalkan bangsa kita terhadap dunia luar, sementara dampak negatifnya adalah bangsa kita sulit disatukan, dan mudah terjadi pemberontakan. Untuk menghindari dampak negatif tersebut, kita harus saling menghargai sesama. Terlepas dari perbedaan suku bangsa, budaya, atau agama, kita tetap satu, yaitu bangsa Indonesia. Jangan jadikan perbedaan sebagai alasan untuk terpecah-belah dan memulai perselisihan, jadikanlah perbedaan itu sebagai alat pemersatu bangsa.

Sebagai pemuda Indonesia, mari kita sama-sama melestarikan budaya bangsa. Budaya merupakan warisan nenek moyang yang patut dipertahankan, selama budaya itu mengandung banyak nilai positif. Mari kita lestarikan budaya ramah dan gotong royong. Mari kita lestarikan budaya-budaya daerah, jangan hanya terpaku pada budaya modern di era gobalisasi. Mari kita perkenalkan budaya kita ke dunia luar, agar nantinya kita tidak menyesal atau kesal, saat negara lain mengakui budaya itu sebagai budaya mereka.

Sebagai pemuda Indonesia, marilah kita mencerdaskan bangsa dengan belajar. Jangan salah, belajar bukan melulu tentang mata pelajaran di sekolah, atau tentang fisika, biologi, geografi, sosiologi, dan lain-lain. Menurut saya, belajar adalah mengetahui hal yang sebelumnya belum kita ketahui. Oleh karena itu, beajar bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja, dan belajar akan terus dilakukan bahkan setelah kita lulus sekolah. Latihan berbicara di depan umum adalah belajar, membaca novel sejarah adalah belajar, mengunjungi museum adalah belajar. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk belajar. Tergantung pada pilihan masing-masing, cara apa yang bisa dilakukan untuk belajar?

Sebagai pemuda Indonesia, mungkin sulit untuk memiliki sebuah gagasan nyata yang dampaknya dapat dirasakan secara nasional. Oleh karena itu, mulailah dari hal-hal kecil, misalnya hal-hal yang menyangkut diri kita masing-masing. Mulailah dari Saya. Ubah kebiasaan buruk menjadi kebiasaan baik. Bukalah pikiran kita, jangan menutup diri. Memang, berubah itu sulit, dan membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Namun, dengan niat dan tekad, tidak ada hal yang mustahil. Memperbaiki diri dan menjadikan diri kita sebagai pribadi yang lebih baik merupakan perilaku yang terpuji.

Negeri ini tidak luput dari kekurangan. Saya, sebagai pemuda, berharap kedepannya bangsa ini menjadi lebih baik lagi. Rakyatnya saling merangkul dalam perbedaan, persatuan akan lebih kuat, ketidakadilan dihapuskan, serta kesejahteraan dapat diraih.

Sampai di sini dulu artikel kali ini. Sampai jumpa di artikel-artikel selanjutnya!

Selamat Hari Sumpah Pemuda! 🇲🇨

Luthfia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *