Di pusat kota Semarang, 16 November 2003 seorang anak laki laki datang ke dunia. Memberi warna baru dan bahagia bagi kedua orangtuanya. Muhammad Haikal Ramadhana namanya atau sebagaimana teman-temannya memanggilnya: Hekal. Di antara pertemanan sesama laki-laki, biasanya ada kecenderungan membuat nama keren yang susah-susah diberikan oleh orang tua menjadi lebih culun.
Memiliki darah seorang Scorpio yang pekerja keras, perencana yang baik, tekun, dan ambisius. Namun nyatanya, sifat sifat scorpio yang ada di dalam diri haikal tadi, diibaratkan seperti hewan langka yang hanya beberapa kali muncul atau terlihat di mata manusia. Haikal adalah sosok pria yang ketika kamu berpapasan di koridor sekolah, kamu tidak akan pernah ingat sama sekali kamu pernah berpapasan dengannya. Dia adalah orang yang biasa saja. Berbaur dengan keramaian. Menyatu dengan alam.
Walaupun begitu, Haikal sejak kecil terbiasa bergaul dan bermain dengan orang yang lebih tua dari dia sehingga saat di Sekolah Dasar, Haikal lebih berani berbicara di depan umum dibanding teman teman seusianya. Hingga di SMP, dia ditunjuk oleh guru Bahasa Indonesianya untuk mewakili sekolahnya untuk lomba debat di Olimpiade Literasi Siswa Nasional. Guru yang pernah menuduh Haikal bekerja sama saat mengerjakan Ulangan dengan temannya tanpa ada bukti apa apa. Pilihan guru tersebut untuk menunjuk Haikal memang tidak salah, Haikal berhasil maju hingga tingkat Nasional walaupun tidak meraih juara.
Haikal tidak menyerah begitu saja, kesempatan datang lagi. Kali ini dia dan kedua temannya Alief Amiruddin serta Fachel Fahriza ditunjuk untuk mewakili sekolah di Lomba Cerdas Cermat Sejarah dan Kemuseuman, yang kali ini dewi fortuna cukup memihak mereka. Haikal dan regunya berhasil meraih Juara tiga di tingkat Nasional
Sekarang dia duduk di bangku kelas XI SMA, Haikal sedang bersiap menghadapi berbagai tantangan baru di hidupnya dengan semangat dan senyuman. Haikal berharap mendapatkan pengalaman baru di SMA yang berguna untuk mimpinya suatu saat nanti.