Sejarah telah mencatat pergerakan pemuda dalam menginisiasi kemerdekaan Republik Indonesia, perbedaan tidak menjadi jurang yang memperlebar identitas mereka, semangat tersebut menyatukan pemuda dari berbagai pelosok negeri, berbagai suku dan agama untuk menyatakan satu Tanah Air, satu Bahasa dan Satu Bangsa, semuanya sepakat dalam satu Indonesia.
89 tahun yang lalu, belasan kelompok pemuda dari berbagai daerah di Indonesia mexnyatakan ikrarnya dalam Sumpah Pemuda.
Pertama: Kami Putra Putri Indonesia, Mengaku Bertumpah Darah yang Satu, Tanah Indonesia.
Kedua: Kami Putra Putri Indonesia, Mengaku Berbangsa yang Satu, Bangsa Indonesia.
Ketiga: Kami Putra Putri Indonesia, Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia.
Makna yang tertuang dalam sumpah pemuda terasa sangat mendalam karena berisikan cita-cita pemuda dan pemudi saat itu untuk mempersatukan seluruh rakyat dalam bangsa yang satu yaitu bangsa Indonesia. Melalui Sumpah Pemuda, segenap pemuda-pemudi diajak untuk saling menjaga tanah air Indonesia dalam hal apapun. Semenjak Indonesia menyatakan kemerdekaannya, maka setiap tanggal 28 Oktober Indonesia memperingati hari Sumpah Pemuda.
Sebetulnya, isi dari Sumpah Pemuda ini menyasar kepada pemuda dan pemudi di Indonesia tanpa terkecuali. Seseorang dianggap masih layak disebut sebagai pemuda dan pemudi ketika masih dalam usia produktif yaitu 15-65 tahun yang dikriteriakan oleh WHO (World Health Organization). Di Indonesia sendiri, pemuda dan pemudi mempunyai batasan usia yaitu dari 16-30 tahun menurut UU Nomor 40 Tahun 2019 tentang Kepemudaan. Namun, perbedaan batasan usia tidak menjadi penghalang untuk menanamkan makna Sumpah Pemuda kepada masyarakat dengan usia produktif khususnya bagi para pelajar.
Sesuai namanya, Sumpah Pemuda dirumuskan oleh para pemuda. Mereka kemudian menjadikannya sebagai dasar untuk membangkitkan rasa nasionalisme. Para pemuda tidak lagi berjuang sendiri, melainkan bersama-sama. Perlu diketahui, Sumpah Pemuda tidak lahir begitu saja. Banyak hal yang melandasi para pemuda bertekad untuk bersatu. Mereka berpikir tidak akan bisa membuat Indonesia merdeka jika berjuang di kelompok sendiri.
Makna sumpah pemuda bagi generasi muda adalah untuk mengenang bagaimana semangat para pemuda dalam memperjuangkan bangsa Indonesia. Puncaknya terjadi pada tanggal 28 Oktober 1928, para pemuda bersatu dalam berjuang untuk tumpah darah Indonesia.
Jadi apa yang dapat di ambil generasi muda saat ini?
sebagai pemuda pemudi penerus bangsa, banyak hal yang harus kita lakukan, diantaranya;
1. lebih menghargai perjuangan Indonesia
Lahirnya Sumpah Pemuda merupakan titik awal dimulainya perjuangan Indonesia untuk mencapai kemerdekaan dari penjajahan. Titik awal perjuangan bangsa Indonesia merupakan langkah yang tidak main-main. Sebagai pelajar, sudah barang tentu menghargai perjuangan pemuda dan pemudi yang menjadi pahlawan dalam mengawali perjuangan kemerdekaan Indonesia. Sebagai pelajar yang notabene mengenyam bangku pendidikan, seharusnya dapat memperlihatkan dan menunjukkan rasa menghargai jasa para pahlawan yang sudah berjuang melalui perkataan dan perbuatan.
- memiliki semangat berjuang dalam melakukan sesuatu
Sumpah Pemuda yang dicetuskan dengan semangat berkobar-kobar oleh pemuda dan pemudi saat itu memberikan semangat untuk para generasi penerus khususnya pelajar. Semangat yang ditunjukkan melalui bunyi Sumpah Pemuda dapat menjadi contoh bagi pelajar untuk semangat dalam melakukan sesuatu
Kemudahan-kemudahan yang diberikan pada era globalisasi cenderung membuat pelajar enggan untuk melakukan sesuatu yang lebih untuk mendapatkan sesuatu. Melalui semangat perjuangan pemuda dan pemudi pada era Sumpah Pemuda, pelajar diajak untuk menghayati kembali dan menerapkan semangat untuk berjuang dalam mencapai atau mendapatkan sesuatu sekalipun ada banyak rintangan yang dihadapi.
- mencintai Indonesia dengan segenap hati
Kecintaan terhadap Indonesia berarti mencintai segala bentuk keragaman yang ada di Indonesia. Mau tidak mau, kita akan terus hidup berdampingan dengan dengan orang lain yang mempunyai perbedaan dengan kita. Perbedaan yang ada di kalangan masyarakat bukan berarti dapat dipergunakan sebagai penyebab konflik sosial khususnya di kalangan pelajar yang dapat menyebabkan dampak akibat konflik sosial yang terjadi. Sebagai pelajar yang mencintai Indonesia dengan segenap hati, seharusnya dapat menerima segala perbedaan yang ada karena mencintai bukan karena kelebihan yang ditampilkan, melainkan juga menerima kekurangan termasuk di dalamnya adalah perbedaan yang ada.
Bentuk-bentuk penerapan cinta tanah air Indonesia yang dapat dilakukan oleh pelajar dalam kehidupan sehari-hari diantaranya adalah sebagai berikut.
- Mengikuti upacara bendera dan hari besar nasional.
- Menggunakan produk-produk dalam negeri.
- Membuang sampah pada tempatnya.
Saat ini kita lebih sering memperlebar pertentangan, individualisme dan egoisme menjadi dasar bergerak, sehingga hanya kelompok dan golongannya yang paling benar. Argumentasi menjadi alat agitasi yang saling menjatuhkan satu sama lain.
Kita lupa bahwa 89 tahun lalu para pendahulu kita telah bersepakat untuk menyatu menyingkirkan segala sekat yang menjadi penghadang dalam menyatukan anak bangsa, namun kini kita dengam mudah mengoyaknya.
Untuk itu mengembalikkan ruh sumpah pemuda menjadi tugas kita bersama, bersatu bukan lagi dalam aspek memperjuangkan kemerdekaan tapi bagaimana menempatkan persatuan dalam nilai-nilai yang lebih membumi. Bersatu dalam Tanah Air kita wujudkan dalam Tanah Air yang berdaulat, berdaulat politik, berdaulat ekonomi dan berdaulat hukum.
Bersatu dalam bahasa yang kita wujudkan dalam bahasa anti korupsi, bahasa anti keserakahan dan bahasa anti kekerasan. Dan akhirnya kita nyatakan satu bangsa, bangsa yang berketuhanan, berkemanusiaan, bangsa yang bersatu, bangsa yang mengedepankan musyawarah, dan bangsa berkeadilan sosial.